Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sisi Lain Kekerasan Siswa dalam Bingkai Ekstrakurikuler Beladiri

4 Oktober 2024   17:28 Diperbarui: 4 Oktober 2024   23:43 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meninjau kembali peran ekstrakurikuler beladiri. Menjadi solusi atau ancaman untuk mengatasi kekerasan di sekolah. (Foto: Akbar Pitopang)

Rasa “jagoan” ini, tanpa disertai dengan pengendalian diri yang baik, justru bisa berpotensi menciptakan perilaku agresif.

Lalu, apakah ekstrakurikuler beladiri bisa benar-benar menjadi solusi dalam mencegah kekerasan di sekolah? 

Terkadang masih tampak samar-samar. Meski beladiri memiliki banyak manfaat, jika tidak diimbangi dengan pendidikan karakter yang baik, kegiatan ini justru bisa menjadi bumerang di kemudian hari.

Yang perlu diingat adalah, beladiri bukan hanya tentang menguasai teknik. Aspek emosional dan mental juga harus menjadi bagian mendasar yang tidak bisa dipisahkan. 

Siswa yang mengikuti ekstrakurikuler beladiri perlu diajari cara mengontrol emosi, memahami batasan diri, dan menghargai orang lain. Tanpa hal ini, keterampilan yang mereka miliki bisa berubah menjadi alat untuk “dominasi” secara sepihak.

Sekolah memiliki peran penting dalam memastikan bahwa ekstrakurikuler beladiri diatur dengan baik. Harus ada aturan ketat dan jelas yang memastikan bahwa setiap siswa yang mengikuti kegiatan ini dibekali dengan kemampuan kontrol diri yang mumpuni. Guru atau pelatih beladiri juga harus dipilih dengan hati-hati. Mereka harus memahami betul bahwa peran mereka bukan hanya mengajarkan jurus-jurus beladiri, tetapi juga mendidik karakter siswa/anak didiknya.

Aspek kecerdasan emosional menjadi krusial dalam hal ini. Sejatinya, beladiri tidak hanya mengajarkan cara menghadapi serangan fisik, tetapi juga bagaimana menghadapi emosi sendiri. 

Pengendalian diri adalah inti dari beladiri, dan ini harus menjadi fokus utama dalam setiap latihan. Sesi latihan harus mencakup diskusi tentang cara mengelola emosi, menghargai teman, serta pentingnya berempati terhadap orang lain.

Ilustrasi untuk ekskul beladiri. (Foto: Akbar Pitopang)
Ilustrasi untuk ekskul beladiri. (Foto: Akbar Pitopang)

Bukan hanya itu, nilai-nilai moral juga harus ditanamkan dalam setiap sesi latihan. Siswa harus diajarkan bahwa kemampuan beladiri bukan untuk menunjukkan kekuatan atau menjadi “jagoan,” melainkan untuk melindungi diri sendiri dan orang lain. 

Tentu saja, tidak semua masalah kekerasan oleh siswa bisa diselesaikan hanya dengan mengandalkan ekstrakurikuler beladiri. Kekerasan di sekolah adalah masalah yang kompleks, dan membutuhkan pendekatan yang komprehensif. 

Semua pihak —guru, siswa, orangtua, hingga masyarakat— harus terlibat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi proses belajar mengajar.

Sekolah harus memberikan perhatian ekstra kepada siswa yang menunjukkan tanda-tanda agresif atau lost control. Pemantauan yang ketat terhadap perilaku siswa yang mengikuti ekstrakurikuler beladiri sangat penting. Jika ada siswa yang menunjukkan kecenderungan menggunakan keterampilan beladirinya untuk hal-hal negatif, sekolah harus segera bertindak. Konseling atau sanksi yang sesuai bisa diberikan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun