Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Raih Pantulan Cinta Sejati Nabi Muhammad SAW bagi Umat (Yang Dirindukan)

16 September 2024   00:12 Diperbarui: 16 September 2024   07:29 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jadilah umat yang (masih) dirindukan Nabi Muhammad SAW. (foto Akbar Pitopang)

Karena itu, sejak dini, kita harus mempersiapkan diri untuk pertemuan besar tersebut, dengan menanamkan keimanan yang kuat dalam hati dan tindakan.

Dengan meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah, kita bisa menjadi agen perubahan yang menyebarkan kebaikan di lingkungan kita.

Rasulullah adalah contoh nyata tentang bagaimana cinta dan pengampunan bisa mengubah segalanya. 

Dari kisah hidupnya, kita juga belajar bahwa kekuatan sebenarnya bukan terletak pada pembalasan, melainkan pada kemampuan untuk tetap berbuat baik. 

Rasulullah telah menunjukkan bahwa memaafkan musuh dan mendoakan kebaikan bagi mereka adalah bagian dari misi suci yang diemban seorang muslim.

Semoga menjadi generasi umat yang dirindukan Rasulullah SAW. (foto Akbar Pitopang)
Semoga menjadi generasi umat yang dirindukan Rasulullah SAW. (foto Akbar Pitopang)

Mempersiapkan Umat Sejak Dini

Meski kita dirindukan oleh Rasulullah SAW. Selayaknya kita memang pantas untuk dirindukan. Jangan sampai terlena dan akhirnya menyepelekan tanggung jawab kita Allah SWT.

Kita harus mempersiapkan diri sendiri, pasangan, anak, hingga seluruh keluarga maupun kita keturunan kita untuk layak disebut sebagai umat yang dirindukan.

Lalu, sebagai pendidik, kami memiliki tanggung jawab untuk membimbing generasi muda agar mereka bisa menjadi bagian dari umat yang dirindukan Rasulullah. 

Di sekolah, pendidikan karakter dan akhlak mulia menjadi fondasi utama yang kami tanamkan. 

Kami mendidik anak-anak tidak hanya untuk cerdas secara intelektual, tetapi juga untuk beriman dan berakhlak mulia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun