Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Saat Siswa SD Jualan dan Peluang Emas Mengasah Jiwa Wirausaha

26 Agustus 2024   14:14 Diperbarui: 27 Agustus 2024   04:25 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat mendekati siswa tersebut, saya takjub melihat jajanan yang ia tawarkan. Tersaji dengan rapi, beberapa jenis kue basah dan jajanan tradisional yang terlihat cukup sehat tanpa tambahan pengawet atau pewarna makanan berlebih. Inisiatifnya jelas tampak dari cara ia menjelaskan setiap makanan yang dijual. Ini adalah bentuk kreatifitas yang patut diapresiasi.

Ketika saya bertanya apakah ia disuruh oleh orangtua untuk berjualan di sekolah. Jawabannya, ini inisiatifnya sendiri. Sungguh, inisiatif seperti ini bukan hanya mencerminkan kemandirian, tetapi juga rasa tanggung jawab yang membanggakan. 

Anak seusia ini sudah mampu berpikir untuk membantu orangtua dengan karakter mandiri, tanpa paksaan atau kemampuan orangtua. 

Dalam dunia yang semakin kompleks ini, kemampuan untuk berpikir kreatif dan mengambil inisiatif sejak dini adalah keterampilan yang sangat berharga. Berjualan di sekolah, meski sederhana, memberikan anak-anak pengalaman nyata yang positif dan membangun. 

Kisah ini seharusnya menjadi inspirasi bagi siswa lain. Ketika ada siswa berjualan di sekolah, hal ini seharusnya tidak dilihat sebagai kesempatan untuk bullying, melainkan sebagai peluang untuk mempererat persahabatan dan membangun solidaritas. 

Aktivitas berjualan di kalangan siswa dapat menjadi momen berharga untuk menumbuhkan rasa empati dan kepedulian satu sama lain. Teman-teman sekelas dapat mendukung dengan membeli dagangan tersebut, sehingga bukan hanya membantu melariskan jualan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial di antara mereka.

Empati adalah fondasi dari hubungan yang sehat dan saling mendukung. Ini bisa dibentuk sejak dini melalui hal-hal sederhana seperti mendukung teman yang berjualan. 

Dengan menumbuhkan budaya saling membantu di lingkungan sekolah, kita tidak hanya mengurangi potensi bullying, tetapi juga membangun generasi yang lebih peduli dan memahami pentingnya saling mendukung. 

Bila ada siswa yang berinisiatif untuk berjualan di sekolah perlu diapresiasi. Dukungan dari teman-temannya akan membantu mereka mengembangkan rasa percaya diri dan keberanian untuk mencoba hal-hal baru yang bisa berdampak besar dalam membentuk karakter generasi masa depan.

Mari kita dorong lebih banyak anak untuk menemukan cara-cara kreatif dan mendukung mereka dalam belajar nilai-nilai penting yang akan mereka bawa ke masa depan.

(Foto Akbar Pitopang)
(Foto Akbar Pitopang)

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Inspirasi P5 Kurikulum Merdeka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun