Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jadilah "Smart People" di Era Ketergantungan Smartphone

9 Agustus 2024   14:00 Diperbarui: 10 Agustus 2024   06:08 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pribadi menemukan cara jitu untuk menghindari kecanduan digital. Saya menghapus aplikasi media sosial dari smartphone. Mengapa? Karena seringkali kita terjebak dalam rutinitas scrolling tanpa akhir, hanya untuk melihat timeline atau membaca komentar yang sebenarnya tidak begitu penting. 

Mungkin terdengar aneh, tapi menghapus aplikasi media sosial terkadang memang dibutuhkan. Lalu, saya cukup menginstalnya kembali. Dengan begitu, saya memiliki kendali penuh kapan saya ingin terhubung dan kapan saya ingin fokus pada hal-hal yang lebih bermakna di sekitar saya. 

Ini membantu saya untuk tetap hadir dalam kehidupan nyata tanpa terganggu oleh notifikasi yang terus-menerus muncul.

Fokus pada apa yang kita miliki saat ini menjadi kunci dalam mengatasi ketergantungan pada smartphone. Alih-alih terus-menerus terhubung secara digital, mengapa tidak mencurahkan perhatian pada orang-orang yang kita cintai? Orangtua, pasangan, anak-anak, bahkan hewan peliharaan kita layak mendapatkan perhatian penuh dari kita. 

Kadang-kadang, mereka mungkin merasa diabaikan karena kita terlalu sibuk dengan smartphone. Mengurangi penggunaan smartphone memberikan kita kesempatan untuk membangun hubungan yang lebih dekat dan bermakna dengan orang-orang di sekitar kita.

Selain itu, menyalurkan energi ke dalam hobi dan minat juga menjadi solusi yang efektif. Misalnya, menulis atau membuat konten di Kompasiana adalah salah satu hobi yang saya tekuni dan sangat bermanfaat. 

Aktivitas ini tidak hanya membantu saya mengalihkan perhatian dari smartphone, tetapi juga memberi saya kesempatan untuk berkarya dan berbagi inspirasi dengan orang lain. 

Menemukan hobi yang membuat kita merasa produktif dan puas bisa menjadi cara terbaik untuk menjauhkan diri dari distraksi digital secara berlebihan.

Kuncinya adalah penggunaan yang cerdas dan terkontrol. Mengatur waktu penggunaan smartphone, memanfaatkan fitur "jangan ganggu", dan membatasi akses ke aplikasi-aplikasi yang membuat kita terjebak dalam scrolling tak berujung adalah beberapa langkah yang bisa kita terapkan. 

Selain itu, mengembalikan kebiasaan seperti membaca buku, berjalan-jalan di alam, atau berinteraksi langsung dengan orang-orang di sekitar bisa membantu kita menciptakan keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata.

Untuk itu, kita perlu cerdas dalam mengelola perhatian. Jangan biarkan diri kita terus-menerus sibuk dengan smartphone hingga melupakan hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun