Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Debut Si Kecil di TK: Tiket Pertama ke Dunia Pendidikan

13 Agustus 2024   07:54 Diperbarui: 13 Agustus 2024   12:07 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TK adalah tempat menggali bakat dan minat anak. (Foto Akbar Pitopang)

Menyesuaikan model pembelajaran dengan minat dan gaya belajar anak juga sangat penting. Beberapa anak mungkin lebih suka belajar melalui kegiatan fisik, sementara yang lain mungkin lebih menikmati aktivitas seni atau musik. Menemukan metode yang paling sesuai dengan anak akan membuat proses belajar menjadi lebih efektif dan kondusif. 

Sebagaimana dalam penerapan Kurikulum Merdeka bahwa gaya belajar anak dapat terbagi menjadi auditori, visual dan kinestetik. Anak yang menikmati pembelajaran karena sesuai gaya belajarnya akan lebih termotivasi dan bersemangat untuk terus belajar.

Yang terpenting adalah anak tetap menikmati proses belajarnya. Ketika anak merasa senang dan tidak tertekan, mereka akan lebih terbuka untuk menerima pengetahuan baru dan mengembangkan keterampilan. 

Orangtua dan guru yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan menyenangkan akan membantu anak meraih potensi kesuksesan tanpa mengorbankan kebahagiaan, kesejahteraan maupun kesehatan mental.

Peran orangtua dalam masa-masa penting di TK. (Foto Akbar Pitopang)
Peran orangtua dalam masa-masa penting di TK. (Foto Akbar Pitopang)

Bergantian Mengantar-Jemput Anak, Menghindari Generasi Fatherless dan Patriarki

Proses mengantar dan menjemput anak ke sekolah menjadi salah satu momen menarik. Di antara kami berdua sebagai orangtua, kami bergantian dalam menjalankan tugas ini. Kami berdua bekerja, siapa pun yang memiliki waktu lebih fleksibel akan mengantar atau menjemput anak dengan senang hati.

Mengantar dan menjemput anak bukanlah tugas eksklusif bagi emak-emak. Para ayah yang peduli dengan tumbuh kembang anak harus terlibat aktif dalam hal ini. Dengan ikut serta dalam aktivitas tersebut, ayah bisa menunjukkan kasih sayang dan perhatian yang sama besar dengan ibu. Ini merupakan bentuk nyata komitmen dalam mendukung perkembangan anak secara menyeluruh.

Keterlibatan ayah dalam aktivitas mengantar dan menjemput anak juga merupakan upaya untuk menghindari fenomena "fatherless" yang banyak terjadi pada generasi saat ini. Ketika ayah terlibat aktif, maka anak-anak merasa diperhatikan dan didukung, yang berdampak positif pada perkembangan emosional dan sosial mereka. 

Kehadiran ayah dalam kehidupan sehari-hari anak memberikan rasa aman dan meningkatkan rasa percaya diri anak.

Selain itu, momen mengantar dan menjemput anak adalah waktu berharga untuk mempererat ikatan keluarga. Banyak hal yang bisa dibicarakan, dari cerita tentang kegiatan di sekolah hingga harapan dan impian anak. Ini adalah kesempatan emas bagi orangtua untuk mendengarkan dan memahami dunia anak mereka. 

Kolaborasi antara ayah dan ibu dalam menjalankan tugas ini menunjukkan bahwa kedua orangtua sama-sama berkomitmen untuk memberikan yang terbaik bagi anak mereka. Dengan begitu, anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang penuh kasih sayang, perhatian, dan dukungan dari kedua orangtua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun