Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Hobi di Era Validasi

27 Juli 2024   07:37 Diperbarui: 28 Juli 2024   13:35 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembicaraan tentang hobi di masa kini membawa kita pada sudut pandang yang menarik dan beragam cara memaknainya. Hobi bukan sekadar aktivitas pengisi waktu senggang, adalah manifestasi dari kegemaran dan kesenangan yang memberi warna pada hidup kita.

Nah, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hobi diartikan sebagai kegemaran atau kesenangan istimewa pada waktu senggang yang bukan merupakan pekerjaan utama. 

Definisi ini menggarisbawahi bahwa hobi adalah sesuatu yang dilakukan karena cinta, bukan karena kewajiban. Setiap individu pasti punya hobi, meski kadang tidak disadari atau dianggap sepele.

Coba bayangkan, berapa banyak dari kita yang menghabiskan waktu untuk memasak, traveling, atau berbelanja online? Kegiatan-kegiatan ini mungkin tampak biasa, tetapi ketika dilakukan dengan penuh gairah, maka berubah menjadi hobi yang memberi kita kebahagiaan. 

Hobi memasak, misalnya bisa menjadi momen eksplorasi kreativitas di dapur. Sedangkan hobi traveling membuka jendela dunia baru dan pengalaman tak terlupakan.

Kemajuan teknologi telah memperluas cakupan hobi di era digital. Mendesain produk digital, fotografi, hingga bikin konten di media sosial menjadi aktivitas yang digemari banyak orang di masa kini. 

Lebih dari sekadar hobi, ini adalah bentuk ekspresi diri dan kreativitas yang bisa menghubungkan kita dengan komunitas yang lebih luas. 

Bahkan, menulis di platform seperti Kompasiana pun pantas diklaim sebagai hobi dengan bonus yakni memperkaya wawasan dan berbagi pengetahuan.

Mengenai hobi di masa kini yang butuh validasi. (Dok. iStock via Kontan.co.id)
Mengenai hobi di masa kini yang butuh validasi. (Dok. iStock via Kontan.co.id)

Dalam kenyataannya, tidak mungkin ada orang yang tidak punya hobi. Setiap orang pasti punya sesuatu yang mereka nikmati, meski dalam bentuk yang teramat sederhana sekalipun. 

Menemukan hobi adalah menemukan bagian dari diri kita yang mungkin selama ini tersembunyi. Ini adalah proses yang menyenangkan dan memperkaya kita dengan kesempatan untuk tumbuh dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil.

Jadi, apapun hobi Anda, hargailah dan nikmatilah. Di dunia yang seringkali penuh tekanan, hobi adalah oasis yang membawa kita kembali kepada diri sendiri. 

Melalui hobi, kita menemukan keseimbangan, kebahagiaan, dan makna dalam hidup. Teruslah mengeksplorasi hobi, karena dalam setiap momen akan selalu ada kegembiraan yang menanti untuk ditemukan.

Ilustrasi menjalankan hobi. (KOMPAS/FAJAR RAMADHAN)
Ilustrasi menjalankan hobi. (KOMPAS/FAJAR RAMADHAN)

Hidup dengan "Menghidupi" Hobi

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, kita seringkali lupa untuk sejenak berhenti dan menikmati hal-hal (baca: hobi) yang kita sukai. Mungkin karena pekerjaan yang menumpuk atau keterbatasan waktu yang menghalangi kita untuk melakukannya. 

Meskipun perasaan dan pikiran kita bergejolak, meronta-ronta untuk menyalurkan hobi, seringkali faktor situasi membuat kita tidak bisa melakukannya. Namun, kita tetap butuh validasi bahwa kita masih punya hobi yang bisa dibanggakan.

Di era media sosial seperti saat ini, validasi menjadi semakin penting. Banyak orang terjebak dalam situasi yang mengharuskan mereka tampil sempurna di media sosial, setara dengan circle mereka, dan tetap menjadi acuan bagi followers. 

Tekanan untuk terlihat sempurna ini seringkali membuat kita terjebak dalam penampilan yang palsu, bahkan hingga menggunakan jasa "joki hobi".

Fenomena "joki hobi" mencuat di media sosial baru-baru ini. Contohnya, joki Strava untuk tampak aktif melakukan kegiatan hobi berlari. Ada juga joki mendaki gunung, dengan menyewa orang untuk mengambil foto atau video saat mendaki untuk konten. 

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada satupun manusia "normal" yang dianggap tidak punya hobi, akan tetapi sebagian dari kita memilih jalan pintas demi validasi sosial.

Sejatinya, hobi adalah cerminan dari diri kita, sebuah bentuk ekspresi diri. Ketika kita menggantikan hobi kita dengan versi yang dipalsukan, kita menggadaikan kesempatan untuk merasakan kebahagiaan yang sebenarnya. 

Hobi seharusnya menjadi tempat kita menemukan kebahagian, bukan sumber tekanan tambahan. Meskipun begitu, fenomena "joki hobi" ini menyoroti kebutuhan mendasar manusia untuk diakui dan dihargai.

Mengejar hobi di era digital memang memiliki tantangan tersendiri. Namun, penting untuk diingat bahwa esensi dari hobi adalah kebahagiaan pribadi, bukan validasi sosial. 

Mungkin kita perlu meluangkan waktu untuk benar-benar menikmati hobi kita, tanpa perlu memikirkan penilaian orang lain. 

Dengan begitu, kita bisa menemukan keseimbangan yang lebih sehat antara kehidupan nyata dan kehidupan di dunia maya.

Setiap individu pantas memiliki sesuatu yang mereka nikmati, meskipun dalam bentuk yang sederhana. Lakoni hobi Anda dan nikmatilah dengan tulus. 

Ada banyak cara dilakukan untuk menyulap hobi yang dapat hasilkan cuan. (via Kompas.com)
Ada banyak cara dilakukan untuk menyulap hobi yang dapat hasilkan cuan. (via Kompas.com)

Mengubah Validasi Hobi Menjadi Peluang Cuan

Di era digital saat ini, kebutuhan manusia untuk mendapatkan validasi jadi semakin besar. Banyak yang rela melakukan berbagai cara demi mendapatkan pengakuan di berbagai platform, meski belum menemukan hobi yang sesuai dengan jati diri mereka atau sedang tidak bisa melakukannya. 

Inilah saatnya melihat fenomena ini sebagai peluang emas untuk menghasilkan cuan. Seperti halnya joki Strava dan joki mendaki gunung yang sudah lebih dulu mengambil peluang ini.

Ini menunjukkan bahwa ada pasar yang siap membayar untuk validasi sosial. Bagi mereka yang tidak bisa melakoni hobinya, jasa ini menjadi solusi instan untuk tetap tampil aktif di media sosial.

Peluang ini bisa dimanfaatkan oleh mereka yang benar-benar menikmati hobinya. Misalnya, seorang pelari yang rutin berlari setiap pagi bisa menawarkan jasanya untuk menjadi joki Strava. Begitu juga dengan pendaki gunung yang gemar mendaki bisa membuka jasa dokumentasi pendakian. 

Dengan begitu, mereka tidak hanya menjalani hobi dengan penuh semangat tetapi juga bisa menghasilkan pendapatan tambahan.

Selain itu, joki hobi ini membuka peluang bisnis baru yang kreatif. Kreativitas dalam menawarkan jasa-jasa ini bisa menjadi ladang cuan yang menjanjikan di tengah tren validasi sosial yang terus berkembang.

Bagi seseorang yang benar-benar menekuni hobinya, penting untuk diingat bahwa apabila ia menjalankan jasa joki hobi, maka itu bukan hanya tentang menghasilkan uang tetapi juga tentang memberikan pengalaman otentik bagi pengembangan peluang-peluang lain. 

Dengan menawarkan jasa yang berkualitas, kita bisa membangun reputasi yang baik dan mendapatkan kepercayaan dari pihak lain. Hal ini bisa membuka peluang lebih besar di kemudian hari, termasuk kolaborasi dengan brand atau influencer (endorsement).

Namun, dibalik semua peluang ini, penting untuk tetap menjaga integritas dan tidak menipu. Menawarkan jasa joki hobi harus dilakukan dengan transparansi dan profesionalisme. Dengan begitu, kita tidak hanya membantu orang lain mendapatkan validasi sosial tetapi juga membangun bisnis yang berkelanjutan dan terpercaya.

Sebagaimana seseorang yang punya hobi, kita bisa menjadikannya peluang bisnis adalah langkah cerdas di era digital ini. Dengan begitu, kita bisa menjalani hobi dengan lebih konsisten sekaligus menghasilkan cuan. 

Inilah saatnya mengubah passion menjadi profit, dan menjadikan hobi kita sebagai kesenangan diri dan kegemaran yang menguntungkan.

Semoga bermanfaat..

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun