Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Urgensi Label Khusus Kandungan Gula: "Alarm Penyelamat" di Hari Anak Nasional

23 Juli 2024   10:11 Diperbarui: 23 Juli 2024   12:47 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelabelan khusus pada minuman berpemanis yang telah diterapkan di Singapura. | Foto: krt.wahananews.com

Upaya untuk membatasi konsumsi gula berlebih adalah investasi untuk kesehatan jangka panjang. Dengan pola makan yang lebih sehat, kita tidak hanya menjaga diri kita sendiri, tetapi juga memberikan contoh yang baik bagi generasi mendatang. 

Bersama-sama, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan masa depan yang lebih terjaga.

Ilustrasi kandungan gula pada camilan yang sering dikonsumsi anak setiap hari. | Shutterstock via KOMPAS.com
Ilustrasi kandungan gula pada camilan yang sering dikonsumsi anak setiap hari. | Shutterstock via KOMPAS.com

Peran orangtua dan sekolah selamatkan generasi dari bahaya gula berlebih

Dalam era modern yang dipenuhi dengan godaan makanan dan minuman manis, kita harus menjadi pelindung bagi diri kita sendiri, keluarga, dan anak-anak kita. Konsumsi gula berlebih telah menjadi masalah serius yang mempengaruhi kesehatan masyarakat, terutama anak-anak dan remaja. 

Meskipun pemerintah memiliki peran penting dalam mengatur industri ini, kita tidak bisa sepenuhnya bergantung pada tindakan oknum yang mungkin terhambat oleh kepentingan ekonomi dan bisnis.

Bisnis makanan dan minuman manis memiliki peminat yang sangat tinggi dan memberikan keuntungan besar bagi ekonomi negara melalui pajak dan pemasukan lainnya. Namun, keuntungan ekonomi tidak seharusnya mengorbankan kesehatan generasi muda kita. 

Oleh karena itu, daripada menunggu tindakan tegas dari pemerintah, kita perlu mengambil langkah proaktif untuk melindungi kesehatan anak-anak kita.

Anak-anak adalah generasi penerus yang memiliki perjalanan panjang menuju masa depan. Menjaga kesehatan mereka sejak dini adalah investasi terbaik yang dapat kita lakukan untuk masa depan mereka. 

Peningkatan jumlah penderita obesitas dan diabetes di kalangan anak-anak dan remaja menjadi alarm serius yang harus kita perhatikan. Penyakit-penyakit ini tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup mereka, tetapi juga berdampak pada produktivitas dan kontribusi di masa depan.

Orangtua mengantar bekal makan untuk anaknya ke sekolah di Pekanbaru. Agar anak tidak jajan sembarangan mengandung gula berlebih | Foto Akbar Pitopang
Orangtua mengantar bekal makan untuk anaknya ke sekolah di Pekanbaru. Agar anak tidak jajan sembarangan mengandung gula berlebih | Foto Akbar Pitopang

Peran orangtua sangat krusial dalam mengawasi dan membatasi konsumsi gula pada anak. Membiasakan anak-anak untuk mengkonsumsi makanan sehat sejak dini akan membentuk pola makan yang baik sepanjang hidup mereka. Orang tua harus menjadi teladan dengan memilih makanan sehat dan menjaga konsumsi gula bagi keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun