Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Urgensi Label Khusus Kandungan Gula: "Alarm Penyelamat" di Hari Anak Nasional

23 Juli 2024   10:11 Diperbarui: 23 Juli 2024   12:47 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelanggan memilih produk minuman kemasan berpemanis yang dijual di SuperIndo, Tangerang, Banten, Kamis (26/1/2023). | Foto: KOMPAS/DEONISIA ARLINTA

Tidak hanya di Indonesia, banyak negara maju telah menerapkan kebijakan serupa dan mendapatkan hasil yang positif. Misalnya, di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat, bahkan di negara tetangga Singapura, pelabelan kandungan gula telah menjadi standar dalam industri makanan dan minuman. 

Hasilnya, terjadi penurunan signifikan dalam konsumsi gula berlebih dan peningkatan kesadaran akan pentingnya memilih produk yang lebih sehat demi keberlangsungan gaya hidup berkelanjutan.

Pelanggan memilih produk minuman kemasan berpemanis yang dijual di SuperIndo, Tangerang, Banten, Kamis (26/1/2023). | Foto: KOMPAS/DEONISIA ARLINTA
Pelanggan memilih produk minuman kemasan berpemanis yang dijual di SuperIndo, Tangerang, Banten, Kamis (26/1/2023). | Foto: KOMPAS/DEONISIA ARLINTA

Pentingnya membangun mindset tentang bagaimana mengkonsumsi gula

Pelabelan kandungan gula pada produk makanan dan minuman diharapkan membawa dampak signifikan pada perilaku konsumsi masyarakat. Dengan semakin memahami risiko yang ditimbulkan oleh gula berlebih, kita dapat membuat pilihan yang lebih bijak dalam konsumsi sehari-hari. 

Pada akhirnya, ini bukan hanya tentang mengurangi gula, tetapi juga tentang menciptakan gaya hidup yang lebih sehat dan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang.

Membangun mindset sehat merupakan proses yang harus dilakukan secara berkelanjutan. Hasrat dan keinginan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman manis memang sangat besar, terlebih dengan godaan yang kuat dari para penjual di luar sana. 

Akan tetapi, kita perlu menyadari bahwa semuanya kembali ke diri kita. Memilih untuk mengkonsumsi gula dalam jumlah yang sehat adalah keputusan yang harus kita ambil dengan penuh kesadaran akan konsekuensinya.

Salah satu kunci untuk menangkal godaan gula adalah dengan memahami bahwa kita memiliki kendali penuh atas pilihan kita. Dengan mindset yang kuat, godaan sebesar apapun untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula dalam jumlah tidak sehat (insya Allah) dapat kita lawan. 

Meskipun gula diperlukan oleh tubuh kita sebagai sumber energi, kita perlu menemukan cara terbaik dan alternatif yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. 

Mengganti gula dengan pemanis alami misalnya, dapat menjadi solusi yang lebih sehat. Pun, mengkonsumsi buah-buahan segar yang kaya akan nutrisi dan serat juga bisa menjadi cara untuk memuaskan hasrat manis tanpa harus khawatir akan dampak negatifnya.

Edukasi tentang bahaya konsumsi gula berlebih harus terus digalakkan. Menyebarkan informasi tentang risiko kesehatan seperti diabetes, obesitas, dan penyakit komplikasi akibat konsumsi gula yang berlebihan dapat membantu masyarakat lebih waspada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun