Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Fenomena Anak Kembar dalam Dinamika Belajar dan Psikologi Pendidikan

1 Agustus 2024   14:11 Diperbarui: 2 Agustus 2024   10:36 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepasang anak kembar murid SD Bakti Nusantara mengerjakan UAS secara daring semasa pandemi dulu. (ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI via Kompas.com)

Fenomena kehadiran anak kembar di sekolah seringkali menjadi sorotan menarik bagi banyak pihak, terutama para pendidik. Setiap tahun ajaran baru, saya perhatikan di sekolah tempat saya mengajar saat ini di Pekanbaru, selalu menyambut anak kembar yang mendaftar melalui proses PPDB yang berlaku. Bagi saya pribadi, kejadian ini tak hanya unik tetapi juga memberikan pengalaman berharga dalam menjelajahi dunia pendidikan.

Anak kembar, baik yang identik maupun tidak, seringkali menimbulkan kesan mendalam karena penampilan mereka yang serupa. Meski begitu, sebagai pendidik, saya menyadari bahwa di balik kemiripan fisik, karakter dan kepribadian mereka bisa sangat berbeda. 

Ini memberikan tantangan dan sekaligus kesempatan bagi kami para pendidik untuk memahami dinamika dan keunikan mereka dalam proses belajar mengajar.

Pengalaman mengajar anak kembar juga menuntun para pendidik terkait pentingnya pendekatan yang personal. Walau tampak serupa, setiap anak kembar memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang berbeda. 

Misalnya, satu anak mungkin lebih cenderung pada mata pelajaran matematika, sementara saudaranya lebih menyukai seni. Fenomena ini menuntut guru untuk lebih peka dan fleksibel dalam metode pengajaran.

Selain itu, keberadaan anak kembar dalam kelas bisa memperkaya interaksi sosial di antara siswa. Anak kembar seringkali menunjukkan kerjasama yang kuat dan menjadi contoh baik dalam hal kolaborasi. 

Namun, ada kalanya persaingan sehat juga terjadi di antara mereka, yang bisa memotivasi siswa lain untuk berprestasi lebih baik.

Menariknya, anak kembar juga bisa menjadi subjek studi yang relevan di bidang psikologi pendidikan. Bagaimana mereka berkembang dalam lingkungan yang sama tetapi dalam mengembangkan minat dan bakat dapat berbeda. Hal demikian dapat memberikan wawasan berharga tentang peran genetika dan lingkungan dalam pendidikan.

Nah, kehadiran anak kembar di sekolah setiap tahun menjadi pengalaman yang memperkaya bagi saya sebagai pendidik. 

Ini bukan hanya tentang mengajar dua siswa yang serupa/identik, tetapi juga tentang memahami dan menghargai keunikan mereka masing-masing. 

Fenomena ini terus menginspirasi saya dan rekan guru sejawat untuk terus belajar dan mengembangkan metode pengajaran yang lebih baik.

Pendekatan Terbaik untuk Anak Kembar di Sekolah (Kami)

Anak kembar di sekolah kami. (foto Akbar Pitopang)
Anak kembar di sekolah kami. (foto Akbar Pitopang)

Anak kembar seringkali tampak kompak dan selalu melakukan berbagai kegiatan bersama. Mungkin karena alasan inilah banyak orangtua yang memiliki anak kembar memilih untuk mendaftarkan mereka di sekolah yang sama. 

Namun, pertanyaannya adalah bagaimana sekolah dan guru memperlakukan siswa kembar ini? 

Di sekolah kami, pendekatan yang digunakan adalah dengan memperhatikan perkembangan individu setiap anak, meski mereka adalah kembar.

Maksudnya, sebagai pendidik, kami memperlakukan siswa kembar layaknya siswa lainnya. Tidak ada perlakuan spesial atau diskriminasi. 

Namun, ada satu kebiasaan yang diterapkan di sekolah kami, yaitu memisahkan anak kembar dalam kelas yang berbeda. Langkah ini bukan tanpa alasan, melainkan didasari oleh tujuan pembentukan karakter dan perluasan “circle” pertemanan mereka.

Dengan memisahkan anak kembar ke dalam kelas yang berbeda. Kami mengharapkan cara unik seperti itu dapat menciptakan lingkungan yang lebih dinamis. 

Mereka akan memiliki kesempatan untuk membangun hubungan sosial yang lebih luas dan tidak hanya bergantung pada saudara kembarnya. Ini membantu mereka mengembangkan kepercayaan diri dan kemandirian yang lebih baik.

Selain itu, memisahkan anak kembar juga diharapkan dapat menciptakan persaingan yang sehat. Dalam upaya meraih prestasi, mereka akan terdorong untuk bersaing secara positif dengan teman-teman sekelasnya, bukan hanya dengan kembarannya. 

Persaingan yang sehat ini bisa menjadi motivasi kuat untuk meningkatkan prestasi akademis dan pengembangan diri sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila di Kurikulum Merdeka.

Setiap anak kembar memiliki potensi yang unik, dan tugas pendidik adalah membantu mereka menggali dan mengembangkan potensi tersebut secara optimal.

Dengan tujuan yaitu memastikan bahwa setiap anak, termasuk anak kembar dapat berkembang dengan baik dan meraih potensi maksimalnya. 

Melalui pendekatan yang tepat, kami yakin bahwa anak kembar dapat meraih pengalaman belajar yang gemilang dan tumbuh menjadi individu yang mandiri dan berkarakter kuat sebagaimana yang diajarkan kepada semua siswa di sekolah. 

Peluang Keberhasilan Guru Mendidik Siswa Kembar di Sekolah

Dua saudara kembar ini contohnya, yang lolos masuk Universitas Airlangga Unair lewat jalur SNBP 2023.(DOK. Unair via Kompas.com)
Dua saudara kembar ini contohnya, yang lolos masuk Universitas Airlangga Unair lewat jalur SNBP 2023.(DOK. Unair via Kompas.com)

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang menghargai keunikan setiap anak. Berlaku bagi anak-anak kembar yang meskipun wajahnya serupa, seringkali memiliki perbedaan signifikan dalam karakter, kemampuan belajar, dan prestasi. 

Guru harus menghindari perbandingan antara anak-anak kembar. Dan sebaiknya mendukung setiap individu siswa untuk berkembang dengan cara mereka sendiri.

Pastinya setiap siswa adalah individu yang unik dengan bakat dan minat yang berbeda. Meskipun siswa tersebut kembar, cara mereka memahami sesuatu dan belajar bisa sangat berbeda. 

Beberapa anak kembar mungkin unggul dalam mata pelajaran yang berbeda, memiliki cara belajar yang tidak sama, atau menunjukkan kepribadian yang berlawanan. Guru harus menghargai dan mendukung perbedaan ini.

Guru dalam mengakui perbedaan ini, juga menjadikannya sebagai bahan refleksi dan wawasan berbagi pengalaman di kalangan pendidik atau rekan guru sejawat di satuan pendidikan. 

Melalui diskusi dan berbagi pengalaman, guru dapat belajar bagaimana mendukung setiap anak kembar secara individual, tanpa membandingkan mereka satu sama lain. Ini akan menciptakan lingkungan belajar yang suportif.

Perlakuan yang berbeda berdasarkan perbedaan prestasi atau karakter hanya akan merusak rasa percaya diri siswa. Sebaliknya, guru harus memberikan dukungan yang seimbang supaya membantu setiap siswa mencapai potensi mereka tanpa merasa dibanding-bandingkan.

Guru juga perlu menyadari bahwa perbedaan di antara anak kembar adalah kesempatan untuk merayakan keberagaman dan memupuk rasa saling menghargai di antara siswa. 

Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mengakui dan menghargai keunikan setiap individu, termasuk anak-anak kembar. 

Dengan mendukung perkembangan mereka secara individual dan menghindari perbandingan dan perlakuan yang berbeda, guru dapat membantu setiap anak menemukan jalannya sendiri menuju prestasi belajar saat ini maupun kesuksesan untuk masa depan. 

Inilah esensi dari pendidikan yang inklusif dan holistik.

Pentingnya Perlakuan Adil Orangtua Menyambut Proses dan Hasil Belajar Anak Kembarnya

ilustrasi orangtua dengan anak kembarnya menuju sekolah. (via Kompas.id)
ilustrasi orangtua dengan anak kembarnya menuju sekolah. (via Kompas.id)

Mendidik anak kembar dalam situasi tertentu mungkin bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Setiap anak adalah individu yang unik, begitu pula dengan anak kembar. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk menghindari perlakuan membandingkan anak kembarnya. Sebagaimana orangtua dilarang membandingkan antara kakak dan adik.

Dalam dunia pendidikan maupun parenting, setiap anak berhak untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan potensinya. 

Orangtua sebaiknya menghargai perbedaan ini dan memberikan dukungan penuh tanpa membandingkan hasil belajar anak-anak kembarnya. 

Perbandingan yang terus-menerus bisa merusak kepercayaan diri anak dan menghambat perkembangan mereka. Sebaliknya, memberikan penghargaan atas usaha dan kemajuan anak dapat memotivasi mereka untuk upaya meraih prestasi.

Keunikan anak kembar seringkali terabaikan oleh orangtua karena asumsi bahwa mereka memiliki kemampuan yang serupa. Padahal, setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda dan memerlukan pendekatan yang berbeda pula. 

Orangtua harus peka terhadap kebutuhan dan gaya belajar masing-masing anak, dan menyediakan lingkungan yang mendukung perkembangan mereka. Dengan demikian, anak-anak kembarnya dapat mencapai potensi maksimal tanpa merasa tertekan oleh ekspektasi yang tidak realistis.

Salah satu kunci sukses orangtua dalam mendidik anak kembarnya adalah dengan memperlakukan mereka secara adil dan setara. Dengan memberikan perhatian dan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan individu anak. 

Misalnya, jika salah satu anak lebih suka belajar melalui visual, sedangkan kembarannya lebih kepada audio, orangtua harus menyesuaikan metode dalam bimbingan belajar untuk masing-masing anak.

Orangtua juga perlu menjadi pendengar yang baik dan peka terhadap perasaan anak-anak kembar mereka. Seringkali, anak-anak ini mungkin merasa dibandingkan satu sama lain, baik secara sadar maupun tidak sadar. 

Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengkomunikasikan bahwa setiap anak istimewa dengan caranya sendiri dan bahwa mereka dihargai atas usaha dan kemajuan mereka sendiri.

Lagi pula, dalam menerima hasil belajar anak kembarnya, orangtua harus fokus pada proses daripada hasil akhir. 

Perkembangan dan pembelajaran adalah perjalanan yang berbeda untuk setiap anak. Dan yang paling penting adalah anak terus berkembang dan menunjukkan kemajuan. 

Dengan memberikan dukungan yang tepat dan memperlakukan anak-anak kembarnya secara adil, orangtua bisa membantu anak tumbuh menjadi individu yang percaya diri, mandiri, mampu mengenali potensi.

Semoga bermanfaat..

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun