Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengurai Benang Kusut PPDB, Tantangan dan Solusi untuk Masa Depan Pendidikan

28 Juni 2024   09:50 Diperbarui: 29 Juni 2024   06:50 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi PPDB. (KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO).

Setiap tahunnya, proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) selalu memicu polemik dan menjadi sorotan tajam di masyarakat. Pemalsuan data, "titip KK", dan praktik beli kursi menjadi isu-isu yang terus berulang. Fenomena ini mencerminkan betapa rumitnya mekanisme seleksi yang ada padahal sebenarnya mudah. Dan menunjukkan adanya celah dalam sistem yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.

Menarik untuk melihat kembali ke masa sebelum kebijakan PPDB saat ini diberlakukan. Ada yang berpendapat bahwa masalah-masalah semacam ini tidak sebanyak sekarang. 

Meskipun sistem lama bukan tanpa kekurangan, setidaknya tidak sebanyak kasus kecurangan yang terjadi seperti sekarang. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan kebijakan tidak selalu berhasil mengatasi masalah mendasar, bahkan bisa jadi menambah kompleksitas yang ada.

Pendidikan seharusnya menjadi ruang dimana nilai-nilai kejujuran dan transparansi dijunjung tinggi. Kecurangan dalam proses PPDB tidak hanya merugikan peserta didik yang berhak, tetapi juga mencoreng integritas sistem pendidikan itu sendiri.

Penting bagi kita semua untuk mendorong praktik yang adil dan jujur, karena pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai ini akan memberikan dampak positif yang luas bagi peserta didik dan masyarakat.

Polemik antara Reputasi Sekolah dan Kualitas yang Tak Kunjung Usai 

Masalah yang selalu muncul dalam proses PPDB seringkali berakar pada pandangan sebagian besar orang tua tentang reputasi sekolah. Banyak yang meyakini bahwa ada perbedaan kualitas yang signifikan antara satu sekolah dengan yang lainnya. Padahal, kenyataannya, semua sekolah memiliki standar yang sama.


Misalnya dalam hal kualifikasi Kepala Sekolah dan guru, serta fasilitas yang disediakan oleh pemerintah. Sistem pendidikan kita telah dirancang untuk memberikan kesempatan yang merata bagi semua peserta didik, dengan kurikulum yang sama dan dukungan teknologi pendidikan yang kian berkembang.

Pandangan tentang reputasi ini seringkali dipengaruhi oleh persepsi subjektif yang terbentuk dari berbagai sumber, termasuk promosi sekolah. Orang tua cenderung berlomba-lomba untuk memasukkan anak mereka ke sekolah yang dianggap memiliki "nama besar".

Namun, apakah benar kualitas pendidikan semata-mata ditentukan oleh reputasi, itu perlu kita telaah lebih dalam. 

Bahwa faktor-faktor seperti dedikasi guru, metode pengajaran, dan partisipasi aktif dari siswa dan orang tua juga berperan penting dalam menentukan kualitas pendidikan.

Dalam era digital ini, sumber-sumber belajar tidak lagi terbatas pada ruang kelas. Teknologi pendidikan telah membawa konten-konten menarik dan interaktif yang dapat diakses dari mana saja. Hal ini membuat proses pembelajaran menjadi lebih fleksibel dan kaya akan variasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun