Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Menyulap Liburan Sekolah Anak-anak Alpha yang "Anti Mainstream"

8 Juli 2024   11:08 Diperbarui: 8 Juli 2024   20:53 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktivitas seru di kota dan desa yang menyulap liburan sekolah menjadi petualangan seru dan edukatif. (Foto Akbar Pitopang)

Liburan sekolah di desa tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan di kota. Salah satu aktivitas seru yang bisa dilakukan adalah mengajak anak-anak masuk ke sawah. 

Saat ini, jangankan anak kota, bahkan anak-anak desa pun mungkin sudah enggan untuk beraktivitas di sekitar persawahan. Padahal, bermain dan belajar di sawah bisa menjadi pengalaman yang berharga dan menyenangkan.

Mengajak anak-anak masuk ke sawah tidak hanya memberikan tempat untuk beraktivitas fisik, tetapi juga membantu mereka tetap aktif dan sehat selama liburan.

Berjalan di pematang sawah, mencari ikan, siput, atau sayuran yang bisa dikonsumsi adalah kegiatan yang seru dan menantang. Aktivitas ini mengajarkan anak-anak untuk tidak takut kotor atau tidak takut panas-panasan, membantu mereka menjadi lebih tangguh dan tidak manja.

Di sawah, anak-anak juga bisa belajar banyak hal tentang siklus hidup tanaman padi. Mereka bisa melihat langsung bagaimana proses menanam, merawat, hingga memanen padi.

Pelajaran ini memberikan pemahaman tentang tanggung jawab dan kesabaran, karena pertanian membutuhkan waktu dan perhatian yang kontinu. 

Anak-anak akan menghargai setiap butir nasi yang mereka makan setelah melihat sendiri betapa besar usaha yang diperlukan untuk menghasilkan beras.

Aktivitas petani seperti gotong-royong menanam atau memanen pagi, juga dapat mengajarkan anak-anak tentang pentingnya kebersamaan dan hubungan sosial.

Gotong royong di sawah biasanya melibatkan banyak orang yang bekerja bersama. Anak-anak akan merasakan semangat kebersamaan dan memahami bahwa kerja sama adalah kunci keberhasilan dalam banyak aspek kehidupan.

Tidak kalah penting, pengalaman ini juga dapat membuka wawasan anak-anak tentang pentingnya pertanian dalam kehidupan kita. Indonesia adalah negara agraris dengan potensi pertanian yang sangat besar untuk menjaga ketahanan pangan dan ekonomi nasional. 

Dengan mengajak anak-anak masuk ke sawah, kita bisa menginspirasi mereka untuk menjadi petani milenial atau petani Gen Z di masa depan, menjaga keberlanjutan sektor pertanian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun