Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Perempuan Agen Perubahan untuk Masa Depan Pembangunan Energi Berkelanjutan

9 Juni 2024   14:30 Diperbarui: 9 Juni 2024   14:35 656
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu-ibu PKK dalam kegiatan pelestarian lingkungan hidup dan upaya energi hijau. (ANTARA FOTO/SISWOWIDODO)

Ini mengajarkan mereka nilai dari keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan, serta membuka pikiran mereka terhadap peluang kewirausahaan hijau atau profesi hijau (green jobs).

Integrasi konsep keberlanjutan dalam kurikulum juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060. [sumber]

Anak-anak yang tumbuh dengan pemahaman mendalam tentang keberlanjutan kemungkinan besar akan lebih sadar lingkungan dan termotivasi untuk berkontribusi dalam upaya mitigasi perubahan iklim. 

Mereka dapat mengembangkan minat dan keterampilan yang relevan dengan profesi hijau, seperti manajemen energi terbarukan, inovasi agrikultur organik, atau merancang teknologi berbasis lingkungan.

Lebih jauh lagi, dorongan ibu guru untuk mengadopsi gaya hidup berkelanjutan di sekolah dapat memicu transformasi budaya di kalangan siswa dan keluarga mereka. Ketika siswa membawa pulang pengetahuan dan praktik yang mereka pelajari di sekolah, mereka dapat menginspirasi perubahan dalam kebiasaan rumah tangga, seperti pengurangan limbah dan pengelolaan sampah rumah tangga menjadi kompos atau eco enzym. 

Dukungan Oxfam bagi pemperdayaan perempuan di NTT. (via indonesia.oxfam.org) 
Dukungan Oxfam bagi pemperdayaan perempuan di NTT. (via indonesia.oxfam.org) 

Dukungan bagi perempuan untuk energi berkelanjutan 

Untuk memperkuat peran pembangunan berkelanjutan, diperlukan kebijakan yang mendukung akses perempuan terhadap pelatihan, teknologi, dan pendanaan untuk proyek-proyek energi terbarukan. 

Program yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan perempuan dalam teknologi EBT akan membuka peluang baru bagi mereka untuk berkontribusi secara lebih signifikan dalam ekonomi hijau.

Bertekad mengubah dunia dengan menggerakkan kekuatan masyarakat di seluruh dunia, Oxfam bekerja untuk mencari cara yang praktis dan inovatif bagi masyarakat untuk tumbuh berkembang dengan melibatkan peran perempuan dan anak muda. Oxfam turut menginisiasi transisi menuju energi terbarukan dengan sumber energi yang lebih ramah lingkungan. Ini juga tentang memberdayakan semua lapisan masyarakat, termasuk perempuan, untuk menjadi bagian dari solusi. [sumber]

Dengan mendorong partisipasi perempuan dalam EBT, kita tidak hanya mempercepat transisi energi, tetapi juga memastikan bahwa perubahan ini adil dan inklusif bagi semua.

Mari kita refleksikan pentingnya peran perempuan dalam transisi pemanfaatan EBT. Dengan memberikan dukungan yang tepat, perempuan dapat menjadi agen perubahan yang kuat dalam upaya global untuk mencapai keberlanjutan energi. 

Mari kita bersama-sama mengakui dan mendukung peran mereka dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan lebih sehat bagi generasi mendatang.

Transfer pengetahuan atau edukasi tentang keberlanjutan ini juga dapat diperluas melalui proyek-proyek kolaboratif yang melibatkan komunitas. Misalnya, Oxfam dapat bekerja sama dengan sekolah, petani lokal atau ibu-ibu yang bergerak di bisnis berkelanjutan untuk mengadakan workshop atau pelatihan. Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar serta memperkuat hubungan antara Oxfam dan masyarakat dalam mempromosikan praktik ramah lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun