Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal "Manjalang Mintuo", Kearifan Lokal Perekat Chemistry Menantu dan Mertua

15 Mei 2024   08:28 Diperbarui: 25 Mei 2024   08:04 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan antara menantu dan mertua merupakan salah satu dinamika yang menarik dalam kehidupan keluarga dan rumah tangga. Layaknya bayi yang baru lahir dan harus segera beradaptasi dengan lingkungannya yang baru, menantu dan mertua pun dihadapkan pada tantangan untuk membangun hubungan yang akrab dan harmonis. 

Tentu saja, ini bukan tugas yang mudah, tetapi sangat penting untuk kesejahteraan bersama.

Di era disrupsi seperti sekarang, kita semakin sering mendengar kabar tentang ketegangan antara menantu dan mertua yang berakhir dengan malapetaka. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga dan merawat hubungan antara menantu dan mertua agar tetap awet dan berkualitas.

Salah satu kunci untuk membangun hubungan yang baik adalah komunikasi yang efektif. Menantu dan mertua harus saling terbuka, mendengarkan dengan baik, dan menghindari prasangka negatif. 

Dengan komunikasi yang baik, kedua belah pihak bisa saling memahami dan menghargai perasaan serta kebutuhan masing-masing.

Selain itu, penting bagi menantu dan mertua untuk saling memberi ruang dan menghormati privasi satu sama lain. Setiap individu memiliki cara hidup dan kebiasaan yang berbeda. 

Oleh karena itu, penting untuk menghormati perbedaan tersebut dan tidak memaksakan kehendak atau cara pandang sendiri kepada pihak manapun.

Empati merupakan elemen penting dalam hubungan menantu dan mertua untuk memahami perspektif satu sama lain. Mertua, misalnya, perlu memahami bahwa menantu mungkin merasa canggung atau tertekan di awal pernikahan. 

Sebaliknya, menantu juga perlu mengerti bahwa mertua bisa saja memiliki harapan tertentu yang harus mereka sesuaikan dengan keadaan baru.

Konflik memang tidak bisa dihindari, tetapi cara menghadapinya yang menentukan kualitas hubungan. Ketika terjadi perbedaan pendapat atau gesekan, sebaiknya diatasi dengan kepala dingin dan niat untuk mencari solusi bersama, bukan untuk menang sendiri.

Selain itu, apresiasi dan rasa syukur tidak boleh dilupakan. Menantu yang menghargai upaya dan kasih sayang mertua akan lebih mudah diterima dan dicintai. 

Begitu pula sebaliknya, mertua yang menunjukkan apresiasi kepada menantu akan membantu menantu merasa dihargai dan diterima sebagai bagian dari keluarga.

Melalui kegiatan bersama dapat membantu mempererat hubungan. Misalnya, makan malam keluarga, jalan-jalan, makan bersama atau bahkan sekadar mengobrol santai bisa menjadi momen untuk saling mengenal lebih dalam dan memperkuat ikatan. 

Aktivitas-aktivitas seperti ini dapat menciptakan kenangan positif dan memperkuat rasa kebersamaan antara menantu dan mertua.

Hidangan dalam tradisi manjalang mintuo. (dok. istimewa via padangkita.com)
Hidangan dalam tradisi manjalang mintuo. (dok. istimewa via padangkita.com)

"Manjalang Mintuo": kearifan lokal menjaga harmonisasi 

Hubungan antara menantu dan mertua memang harus dijaga dengan baik. Di berbagai daerah, terdapat tradisi khusus yang dirancang untuk mempererat ikatan ini. 

Salah satu tradisi yang kaya akan nilai dan makna adalah "manjalang mintuo" (mengunjungi mertua) di Minangkabau. 

Tradisi ini menunjukkan bahwa sejak zaman nenek moyang dulu sudah disadari betapa pentingnya hubungan antara menantu dan mertua diupayakan agar tetap harmonis.

Manjalang mintuo berarti "mengunjungi mertua." Tradisi ini biasanya dilakukan oleh menantu perempuan yang baru menikah sebagai bentuk penghormatan dan pengenalan kepada keluarga suami, terutama kepada mertua. Dalam kunjungan ini, menantu membawa berbagai oleh-oleh atau hidangan sebagai tanda bakti dan rasa hormat. Di hari lain, manjalang mintuo biasanya juga dilakukan jelang Ramadhan sambil bermaaf-maafan kembali.

Ini bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan suatu upaya untuk membangun hubungan yang akrab dan penuh pengertian. Hingga akhirnya nanti akan menjadi kebiasaan positif yang rutin dilakukan menantu.

Makna dari membawa oleh-oleh atau hidangan menunjukkan niat baik menantu untuk berbagi kebahagiaan dan rasa syukur. Mertua akan menyambut dengan hangat, yang menunjukkan penerimaan dan dukungan kepada menantu. Ini menciptakan ikatan emosional yang kuat antara kedua belah pihak.

Manjalang mintuo juga menjadi kesempatan untuk saling mengenal lebih dekat. Dalam suasana yang penuh keakraban, menantu dan mertua dapat berbicara dan bertukar cerita, sehingga rasa canggung dan jarak bisa dihilangkan. 

Dalam konteks yang lebih luas, tradisi ini juga memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat Minangkabau. 

Manjalang mintuo tidak hanya melibatkan menantu, tapi bisa juga melibatkan anggota keluarga serta sanak saudara. Hal ini mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan yang menjadi ciri khas budaya Minangkabau sebagai tanggung jawab sosial yang harus dijaga bersama.

Di era modern seperti sekarang, nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi manjalang mintuo tetap relevan. Meski teknologi dan perubahan gaya hidup atau cara berkomunikasi telah mempengaruhi banyak aspek kehidupan, tetapi nilai kebersamaan, rasa hormat, dan komunikasi yang baik tetap menjadi dasar hubungan yang harmonis. 

Tradisi ini mengingatkan kita bahwa menjaga hubungan yang baik dengan mertua adalah upaya yang membutuhkan komitmen dan keikhlasan dari kedua belah pihak. Dibutuhkan waktu, kesabaran, dan niat baik untuk mencapainya. 

Dengan mempraktekkan tradisi ini, kita belajar dan melihat bagaimana nilai-nilai tradisional yang kaya akan makna dapat membantu menciptakan keharmonisan dalam keluarga di tengah tantangan kehidupan. 

Ilustrasi. (SHUTTERSTOCK via Kompas.com)
Ilustrasi. (SHUTTERSTOCK via Kompas.com)

Pentingnya melestarikan nilai-nilai perekat chemistry menantu-mertua

Upaya untuk membangun keharmonisan hubungan antara menantu dan mertua merupakan aspek penting yang perlu dilestarikan, terutama di zaman modern ini. Tradisi seperti "manjalang mintuo" di Minangkabau adalah contoh nyata dari kearifan lokal yang berupaya menjaga dan mempererat hubungan keluarga. 

Lewat tradisi serupa di daerah lain, itu harus terus dilestarikan agar nilai-nilai kebaikan yang terkandung di dalamnya tidak punah tergerus oleh zaman.

Manjalang mintuo merupakan tradisi yang penuh makna, dimana menantu perempuan mengunjungi keluarga suaminya, khususnya mertua, sebagai tanda hormat dan bakti. 

Pentingnya tradisi ini tidak hanya dirasakan oleh masyarakat Minangkabau, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat lainnya. 

Nilai-nilai yang terkandung dalam manjalang mintuo, seperti rasa hormat, komunikasi yang baik, dan kebersamaan, adalah nilai-nilai universal yang relevan dimana pun dan kapan pun. 

Dengan menjaga dan terus mempraktikkan tradisi ini, kita dapat memperkuat ikatan keluarga dan menciptakan ikatan yang harmonis dan penuh pengertian.

Saya melihat bahwa masih banyak keluarga Minang yang menjaga tradisi manjalang mintuo. Hal ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya yang sarat akan nilai-nilai positif. 

Semoga upaya ini terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi semua masyarakat untuk terus berusaha menjaga hubungan baik antara menantu dan mertua. 

Dalam era yang serba cepat ---yang mana komunikasi bisa lewat hp atau video call--- dan penuh perubahan ini, mempertahankan tradisi yang mengandung nilai-nilai kebaikan seperti manjalang mintuo adalah langkah penting untuk menjaga keharmonisan.

Dengan tradisi ini, kita turut menjaga kesinambungan antara budaya kearifan lokal dengan memastikan bahwa nilai-nilai kebaikan tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang. 

Mari kita terus berupaya menjaga dan merawat hubungan baik antara menantu dan mertua, serta menjaga nilai-nilai kebaikan lainnya agar tetap lestari sepanjang masa.

Semoga bermanfaat..

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun