Begitu pula sebaliknya, mertua yang menunjukkan apresiasi kepada menantu akan membantu menantu merasa dihargai dan diterima sebagai bagian dari keluarga.
Melalui kegiatan bersama dapat membantu mempererat hubungan. Misalnya, makan malam keluarga, jalan-jalan, makan bersama atau bahkan sekadar mengobrol santai bisa menjadi momen untuk saling mengenal lebih dalam dan memperkuat ikatan.Â
Aktivitas-aktivitas seperti ini dapat menciptakan kenangan positif dan memperkuat rasa kebersamaan antara menantu dan mertua.
"Manjalang Mintuo": kearifan lokal menjaga harmonisasiÂ
Hubungan antara menantu dan mertua memang harus dijaga dengan baik. Di berbagai daerah, terdapat tradisi khusus yang dirancang untuk mempererat ikatan ini.Â
Salah satu tradisi yang kaya akan nilai dan makna adalah "manjalang mintuo" (mengunjungi mertua) di Minangkabau.Â
Tradisi ini menunjukkan bahwa sejak zaman nenek moyang dulu sudah disadari betapa pentingnya hubungan antara menantu dan mertua diupayakan agar tetap harmonis.
Manjalang mintuo berarti "mengunjungi mertua." Tradisi ini biasanya dilakukan oleh menantu perempuan yang baru menikah sebagai bentuk penghormatan dan pengenalan kepada keluarga suami, terutama kepada mertua. Dalam kunjungan ini, menantu membawa berbagai oleh-oleh atau hidangan sebagai tanda bakti dan rasa hormat. Di hari lain, manjalang mintuo biasanya juga dilakukan jelang Ramadhan sambil bermaaf-maafan kembali.
Ini bukan sekadar kunjungan biasa, melainkan suatu upaya untuk membangun hubungan yang akrab dan penuh pengertian. Hingga akhirnya nanti akan menjadi kebiasaan positif yang rutin dilakukan menantu.
Makna dari membawa oleh-oleh atau hidangan menunjukkan niat baik menantu untuk berbagi kebahagiaan dan rasa syukur. Mertua akan menyambut dengan hangat, yang menunjukkan penerimaan dan dukungan kepada menantu. Ini menciptakan ikatan emosional yang kuat antara kedua belah pihak.
Manjalang mintuo juga menjadi kesempatan untuk saling mengenal lebih dekat. Dalam suasana yang penuh keakraban, menantu dan mertua dapat berbicara dan bertukar cerita, sehingga rasa canggung dan jarak bisa dihilangkan.Â
Dalam konteks yang lebih luas, tradisi ini juga memperkuat ikatan sosial dalam masyarakat Minangkabau.Â