Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengenal "Manjalang Mintuo", Kearifan Lokal Perekat Chemistry Menantu dan Mertua

15 Mei 2024   08:28 Diperbarui: 25 Mei 2024   08:04 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menantu dan ibu mertua sedang bercengkrama. (Dok. Shutterstock/Creativa Image via Kompas.com)

Hubungan antara menantu dan mertua merupakan salah satu dinamika yang menarik dalam kehidupan keluarga dan rumah tangga. Layaknya bayi yang baru lahir dan harus segera beradaptasi dengan lingkungannya yang baru, menantu dan mertua pun dihadapkan pada tantangan untuk membangun hubungan yang akrab dan harmonis. 

Tentu saja, ini bukan tugas yang mudah, tetapi sangat penting untuk kesejahteraan bersama.

Di era disrupsi seperti sekarang, kita semakin sering mendengar kabar tentang ketegangan antara menantu dan mertua yang berakhir dengan malapetaka. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga dan merawat hubungan antara menantu dan mertua agar tetap awet dan berkualitas.

Salah satu kunci untuk membangun hubungan yang baik adalah komunikasi yang efektif. Menantu dan mertua harus saling terbuka, mendengarkan dengan baik, dan menghindari prasangka negatif. 

Dengan komunikasi yang baik, kedua belah pihak bisa saling memahami dan menghargai perasaan serta kebutuhan masing-masing.

Selain itu, penting bagi menantu dan mertua untuk saling memberi ruang dan menghormati privasi satu sama lain. Setiap individu memiliki cara hidup dan kebiasaan yang berbeda. 

Oleh karena itu, penting untuk menghormati perbedaan tersebut dan tidak memaksakan kehendak atau cara pandang sendiri kepada pihak manapun.

Empati merupakan elemen penting dalam hubungan menantu dan mertua untuk memahami perspektif satu sama lain. Mertua, misalnya, perlu memahami bahwa menantu mungkin merasa canggung atau tertekan di awal pernikahan. 

Sebaliknya, menantu juga perlu mengerti bahwa mertua bisa saja memiliki harapan tertentu yang harus mereka sesuaikan dengan keadaan baru.

Konflik memang tidak bisa dihindari, tetapi cara menghadapinya yang menentukan kualitas hubungan. Ketika terjadi perbedaan pendapat atau gesekan, sebaiknya diatasi dengan kepala dingin dan niat untuk mencari solusi bersama, bukan untuk menang sendiri.

Selain itu, apresiasi dan rasa syukur tidak boleh dilupakan. Menantu yang menghargai upaya dan kasih sayang mertua akan lebih mudah diterima dan dicintai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun