Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Lowongan Kerja Lansia di Tengah Eksistensi "Generasi Sandwich"

8 Mei 2024   07:40 Diperbarui: 16 Mei 2024   14:03 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO

Banyak lansia masih dipertahankan bekerja meskipun sudah harus pensiun (Foto: KOMPAS/GARRY LOTULUNG)
Banyak lansia masih dipertahankan bekerja meskipun sudah harus pensiun (Foto: KOMPAS/GARRY LOTULUNG)

Berbagai faktor dan alasan lansia bekerja

Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak lansia yang masih aktif bekerja merasa terdorong oleh berbagai faktor finansial yang membebani. Salah satunya adalah beban biaya hidup yang terus meningkat seiring dengan perkembangan zaman. 

Harga-harga kebutuhan pokok serta harga kebutuhan penting lainnya cenderung terus naik dari waktu ke waktu. Bagi lansia yang mungkin sudah pensiun dengan tabungan yang terbatas, menjaga agar pendapatan mereka tetap cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bisa menjadi tantangan yang nyata.

Selain itu, perawatan kesehatan yang memerlukan biaya mahal juga menjadi pertimbangan serius bagi banyak lansia. Seiring bertambahnya usia, resiko terkena penyakit serius atau membutuhkan perawatan medis yang intensif juga meningkat. 

Biaya obat-obatan, rawat inap rumah sakit, dan pemeriksaan medis secara berkala (medical check up) dapat menjadi beban finansial yang sangat besar bagi lansia yang tidak memiliki perlindungan asuransi kesehatan yang memadai.

Dengan berbagai faktor tersebut, tidak mengherankan jika banyak lansia merasa bahwa mereka tidak memiliki pilihan selain tetap bekerja. 

Semangat dan keteguhan hati lansia untuk terus bekerja demi keberlangsungan hidup dan kesejahteraan diri serta keluarga adalah inspirasi bagi banyak orang di sekitar mereka terutama bagi anak muda usia produktif.

Ilustrasi- KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Ilustrasi- KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO

Terbatasnya dana pensiun untuk bertahan 

Saya pernah menyimak cerita pengalaman seorang lansia yang masih aktif bekerja meskipun telah pensiun dari pekerjaan sebelumnya memberikan gambaran yang jelas tentang tantangan yang dihadapi oleh banyak lansia di era modern ini. 

Yakni sebuah kisah seorang lansia yang masih banting tulang meskipun sudah pensiun dari BUMN PT Perkebunan Nusantara (PTPN) menunjukkan bahwa realitas tuntutan ekonomi seringkali jauh dari harapan. 

Meskipun ia telah bekerja keras sepanjang hidupnya dan diharapkan bisa menikmati masa pensiun dengan tenang, namun kenyataannya ia masih harus bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya dan memberikan dukungan finansial kepada keluarganya.

Saya pikir bahwa uang pensiun bulanan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, kenyataannya seringkali tidak sesederhana itu. 

Dalam banyak kasus, uang pensiun yang diterima oleh seorang lansia tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan juga tanggung jawab finansial terhadap keluarga yang masih membutuhkan dukungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun