Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Over Kredit Rumah KPR, Untung atau Buntung?

3 Mei 2024   12:00 Diperbarui: 4 Mei 2024   07:59 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Gambar diolah dari Canva.com via Kompas)

Terkadang, impian memiliki rumah pribadi menjadi sebuah tujuan yang tampak begitu jauh di cakrawala. Meskipun menumpang di pondok mertua mungkin nyaman, namun keinginan untuk memiliki rumah sendiri tetap terasa mendesak. 

Memang, situasi saat ini tidaklah mudah. Harga rumah dan tanah yang terus melonjak setiap tahunnya menjadi tantangan tersendiri. Namun, penting untuk menyadari bahwa memikirkan masalah ini dengan bijak adalah langkah awal yang tepat.

Melihat kondisi ekonomi yang tak menentu dan biaya hidup yang terus meningkat, memikirkan strategi untuk memiliki rumah pribadi sebelum keadaan semakin sulit dan biaya hidup makin besar adalah keputusan yang sangat baik. 

Terlebih lagi, saat sudah memiliki anak, pertimbangan ini semakin penting. Karena seiring waktu, kebutuhan keluarga akan semakin bertambah. 

Jadi, memiliki rumah sendiri akan memberikan stabilitas dan keamanan bagi masa depan keluarga tercinta.

Meski saat ini mungkin harus mengorbankan kenyamanan, seperti naik motor dengan segala kondisi cuaca yang terkadang tak bersahabat, memiliki rumah pribadi adalah investasi jangka panjang yang sangat berharga. 

Setiap langkah kecil yang diambil untuk meraih impian ini adalah investasi bagi kebahagiaan dan stabilitas aset keluarga di masa depan.

Daripada menunda-nunda, mari bersiap-siap mulai dari sekarang untuk meraih impian memiliki rumah sendiri. Meskipun perjalanan menuju tujuan itu mungkin penuh dengan rintangan dan tantangan, namun dengan tekad dan kerja keras, impian itu bisa menjadi kenyataan. 

Karena pada akhirnya, memiliki rumah pribadi adalah salah satu langkah penting menuju kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga yang sejati.

(Photo by Kindel Media: www.pexels.com via Kompas) 
(Photo by Kindel Media: www.pexels.com via Kompas) 

Nyicil rumah masih lebih baik ketimbang ngontrak

Bagi mereka yang sudah berkeluarga atau tengah bersiap untuk menikah dan membentuk rumah tangga, mengambil cicilan rumah bisa menjadi pilihan yang bijak. Memang, pada awalnya, saat masih dalam proses mencari rumah yang cocok, menyewa tempat tinggal seperti kontrakan atau kosan mungkin merupakan pilihan yang wajar. 

Namun, pertanyaannya adalah, sampai kapan kita akan terus menerus menyewa?

Biaya sewa bulanan untuk kontrakan atau kosan bisa menjadi beban finansial yang terus-menerus dikeluarkan tanpa ada akhirnya. Padahal, jika uang tersebut dialokasikan untuk pembayaran cicilan rumah setiap bulannya, itu akan menjadi investasi yang jauh lebih berarti. 

Sewa kontrakan atau kosan hanya membuat kita menjadi pemilik sementara, sedangkan dengan memiliki rumah sendiri melalui cicilan, kita sedang membangun aset yang akan kita miliki untuk jangka waktu yang panjang.

Jadi, mengambil cicilan rumah bukan hanya sekedar membayar tagihan setiap bulannya, tetapi juga merupakan langkah untuk membangun masa depan yang lebih stabil secara finansial. 

Alih-alih uang sewa yang kita bayarkan setiap bulan kepada pemilik kontrakan, uang yang kita bayarkan untuk cicilan rumah akan menjadi investasi yang akan membawa manfaat jangka panjang dan menguntungkan.

Dengan memiliki rumah melalui cicilan, kita tidak hanya menempati tempat tinggal yang kita sebut 'rumah', tetapi juga sedang membangun aset yang berpotensi meningkat nilainya seiring berjalannya waktu. 

Ini berarti kita sedang berinvestasi dalam masa depan keluarga, karena kepemilikan rumah akan memberikan stabilitas finansial yang tidak dimiliki ketika kita hanya menyewa tempat tinggal.

Selain itu, memiliki rumah sendiri juga memberikan kepastian akan biaya tempat tinggal di masa depan. Seiring berjalannya waktu dan peningkatan nilai properti, cicilan rumah yang dibayarkan juga akan menjadi investasi yang menguntungkan. 

Dengan demikian, mempertimbangkan untuk mengambil cicilan rumah adalah langkah yang bijak untuk memastikan stabilitas dan kesejahteraan keluarga di masa depan.

Ilustrasi Rumah KPR. (Dok Kementerian PUPR via Kompas.com)
Ilustrasi Rumah KPR. (Dok Kementerian PUPR via Kompas.com)

Cicilan rumah belum lunas bisa dijual (over kredit)

Ketika berbicara tentang memiliki rumah melalui cicilan, ada sebuah konsep menarik yang terkadang sering dipilih oleh banyak orang, yaitu kemungkinan untuk menjual rumah sebelum lunas cicilan, yang dikenal sebagai "over kredit". 

Konsep ini merupakan peluang menarik yang bisa dimanfaatkan dengan bijak oleh pemilik rumah, disaat menghadapi kesulitan untuk pembayaran cicilan, serta membuka pintu untuk peluang "balik modal".

Salah satu pertimbangan utama adalah apakah nilai jual dalam kesepakatan over kredit tersebut sudah cukup untuk menutup seluruh cicilan yang sudah dibayar. Nilai jual rumah mungkin belum cukup untuk balik modal sebanyak angsuran cicilan yang sudah terbayar. 

Ada juga aspek hukum yang perlu dipertimbangkan ketika menjual rumah "over kredit". Anda perlu memastikan bahwa Anda memiliki izin dari bank atau pihak yang memberikan kredit, karena rumah tersebut masih menjadi jaminan bagi cicilan yang belum lunas. 

Selain itu, Anda juga perlu mempertimbangkan kemungkinan biaya tambahan yang terkait dengan penjualan, seperti biaya administrasi, biaya penalti, atau biaya pemutusan kontrak.

Namun, meskipun ada beberapa risiko dan pertimbangan yang perlu dipertimbangkan, menjual rumah secara "over kredit" juga bisa menjadi peluang untuk mendapatkan keuntungan yang signifikan atau istilah gak rugi-rugi amat. 

Jika Anda bisa menjual rumah dengan harga yang cukup untuk menutup total biaya cicilan yang sudah dibayar berarti itu sudah mendapatkan keuntungan, ini bisa menjadi langkah yang cerdas dari segi cara kerja investasi. 

Selain itu, penjualan "over kredit" juga bisa memberikan fleksibilitas finansial terutama jika Anda ingin pindah ke rumah baru atau memiliki kebutuhan mendesak lainnya.

Dengan demikian, memahami konsep "over kredit" bisa membuka peluang bagi pemilik rumah untuk mengoptimalkan biaya investasi dan atau manajemen finansial dalam kepemilikan rumah KPR. 

Meskipun ada resiko dan hal lain yang perlu dipertimbangkan, potensi keuntungan yang bisa didapatkan membuatnya layak untuk dipertimbangkan. 

Jadi, bagi mereka yang memiliki rumah melalui cicilan, menjual rumah "over kredit" bisa menjadi langkah strategis untuk mengelola keuangan dan meraih keuntungan lebih lanjut.

Ilustrasi over kredit rumah KPR. (Sumber: KOMPAS.com)
Ilustrasi over kredit rumah KPR. (Sumber: KOMPAS.com)

Meninjau potensi keuntungan over kredit cicilan rumah

Menjual rumah secara "over kredit", yaitu menjual rumah sebelum lunas cicilan, bisa memberikan beberapa keuntungan yang menarik bagi pemilik rumah, pembeli yang baru, maupun bagi pihak bank atau perusahaan pembiayaan. 

Berikut adalah beberapa keuntungan potensial yang bisa didapatkan.

1.  Bagi penjual (debitur awal)

Salah satu keuntungan utama dari menjual rumah "over kredit" adalah kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan finansial lebih awal. Jika nilai jual rumah tersebut sudah cukup untuk menutup semua cicilan yang telah dibayar dan masih menghasilkan keuntungan tambahan. Pemilik rumah (pihak kedua) bisa mendapatkan dana tunai yang signifikan dengan lebih cepat.

Penjualan "over kredit" juga memberikan fleksibilitas finansial yang lebih baik. Dana yang didapatkan dari penjualan bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti membayar cicilan lainnya, investasi lain, atau kebutuhan mendesak lainnya tanpa harus menunggu cicilan lunas atau mencari pinjaman baru.

Hasil "over kredit" juga bisa membuka kesempatan untuk memulai proyek atau investasi lainnya. Dana yang diperoleh dari penjualan bisa digunakan untuk memulai bisnis, atau merencanakan masa depan finansial yang lebih baik.

2. Bagi pembeli (debitur yang baru)

Dengan membeli rumah "over kredit", bisa menghindari risiko kenaikan harga rumah yang terus terjadi. Jika nilai properti terus meningkat setelah penjualan, pembeli baru akan mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga tersebut.

Jika nilai properti telah meningkat sejak pembelian, membeli rumah "over kredit" bisa menjadi langkah strategis untuk mengoptimalkan investasi. Debitur yang baru bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan nilai properti atau harga jual tanah.

3. Bagi kreditur (bank atau pihak yang memberikan bantuan pembiayaan)

Untuk masalah over kredit ini sebenarnya tidak masalah bagi pihak bank. karena bagi mereka pembayaran angsuran tetap berjalan dengan tertib sampai cicilan tersebut lunas atau dilakukan pelunasan lebih awal.

Meskipun ada beberapa risiko dan penalti yang perlu dipertimbangkan seperti biaya tambahan atau biaya administrasi, potensi keuntungan yang bisa didapatkan dari menjual rumah "over kredit" membuatnya layak untuk dipertimbangkan. 

Dengan pemahaman yang baik tentang konsep ini dan pertimbangan yang matang, kita bisa mengambil langkah yang cerdas dalam perencanaan pembiayaan hingga mengelola investasi aset properti lewat KPR ini.

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun