Beberapa waktu yang lalu, Kompasiana mengangkat Topik Pilihan tentang sumber mata air. Saya yang dibesarkan di daerah dengan limpahan sumber mata air juga ingin mengangkat kisahnya ke permukaan. Dan saat mudik dan libur lebaran ini menjadi kesempatan yang berharga sekali bagi saya.
Di balik hijaunya perbukitan tersembunyi sebuah keajaiban alam yang telah menjadi urat nadi kehidupan bagi masyarakat sekitarnya selama berabad-abad, ialah Batang Tabik.Â
Terletak di Jorong Batang Tabik, Kenagarian Sungai Kamuyang, Kecamatan Luak, Kabupaten 50 Kota, sumber mata air ini telah menarik perhatian tidak hanya sebagai tempat pemandian yang menawan, tetapi juga sebagai keajaiban alam yang penting bagi kehidupan.
Kisah Batang Tabik tidak hanya berawal dari zaman kolonial, tetapi juga terus mengalir dengan kekuatan yang tak tergoyahkan hingga saat ini. Meskipun telah melewati berbagai perubahan zaman, debit airnya tetap mengalir tanpa henti, bahkan di musim kemarau sekalipun.Â
Hal ini menjadikan Batang Tabik sebagai tempat yang "diistimewakan" oleh masyarakat sekitar, yang mengandalkannya sebagai sumber kehidupan sehari-hari.
Bagi penduduk lokal, Batang Tabik bukan sekadar tempat untuk mandi atau bermain air. Lebih dari itu, sumber mata air ini telah menjadi bagian integral dari gaya hidup dan identitas budaya.Â
Sejak kecil, anak-anak tumbuh dan berkembang di sekitar kawasan pemandian Batang Tabik, belajar menghargai dan menjaga keberadaan sumber air yang melimpah dari mata air tersebut.
Tidak mengherankan jika Batang Tabik hingga kini telah menjadi destinasi yang populer dan dikenal luas. Setiap tahun, ribuan pengunjung lokal, luar daerah maupun mancanegara memadati tempat ini untuk menikmati kesegaran mata air yang tiada tara dengan air yang sangat jernih.Â
Batang Tabik adalah segalanya. Tidak hanya datang untuk berlibur, tetapi juga untuk merasakan kedekatan dengan alam serta kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.