Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Puasa Sambil KKN, Kreasi Menu Berbuka Puasa ala Anak Kost dalam "Keberagaman"

22 Maret 2024   10:31 Diperbarui: 22 Maret 2024   10:48 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak kost masak-masak kreasi menu makanan berbuka puasa. (Foto: liandamarta.wordpress.com)

Berpuasa bagi sebagian kalangan memang seringkali menjadi sebuah tantangan dan harus diselesaikan. Menahan lapar dan haus serta mengendalikan hawa nafsu bukanlah hal yang sederhana. 

Dalam menjalani ibadah puasa, aktivitas berbuka dan sahur memiliki peran yang krusial. Terlebih lagi bagi para anak kost yang seringkali harus menghadapi keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan berbuka.

Bagi banyak anak kost, momen berbuka puasa tak hanya sekedar memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi juga menjadi pengalaman yang membangkitkan beragam emosi. 

Dalam situasi yang seringkali dibatasi oleh ketersediaan sumber daya dan anggaran, menciptakan menu berbuka yang sehat dan bernutrisi bisa menjadi tantangan tersendiri. 

Namun, hal ini tidak mengurangi pentingnya mengkreasikan menu berbuka untuk keseimbangan nutrisi agar proses puasa di siang hari tetap berjalan lancar.

Untuk anak kost, kreativitas dalam mempersiapkan menu berbuka menjadi kunci utama. Meskipun terbatas oleh kondisi dana, mereka tetap berupaya agar hidangan yang disantap tidak hanya mengenyangkan tapi juga mengandung gizi. 

Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang sederhana namun berkualitas, anak kost menciptakan sajian yang juga mendukung kesehatan selama menjalani ibadah puasa.

Tak jarang pula, momen berbuka puasa bagi anak kost menjadi ajang silaturahmi dan berbagi dengan sesama. Meskipun terpisah jauh dari keluarga, mereka menciptakan ikatan baru dengan sesama anak kost melalui kebersamaan dalam menyiapkan hidangan berbuka. 

Dalam proses ini, para anak kost belajar untuk saling menghargai dan mendukung satu sama lain, memperkuat solidaritas di tengah keterbatasan yang sama-sama mereka hadapi.

Dengan menjadikan momen berbuka puasa sebagai ajang untuk belajar, kreativitas dan berbagi, maka para anak kost menjalani ibadah puasa dengan baik serta juga membawa makna yang mendalam dalam pengalaman mereka. 

Meskipun terbatas oleh situasi, semangat untuk menjalankan ibadah puasa dengan penuh kesungguhan tetap menginspirasi, tidak hanya bagi mereka sendiri tetapi juga bagi orang-orang di sekitar mereka.

Ilustrasi menu penyetan ala anak kost untuk buka puasa. (foto ber-watermark)
Ilustrasi menu penyetan ala anak kost untuk buka puasa. (foto ber-watermark)

Pengalaman berpuasa sambil melaksanakan program pengabdian masyarakat (PPL-KKN) di salah satu SMA Negeri di Wates, Kulon Progo, DIY, menjadi sebuah episode tak terlupakan dalam perjalanan kehidupan saya dan rekan.

Sebagai seorang mahasiswa yang juga termasuk dalam kategori anak kost, momen ini tidak hanya memperkaya pengalaman saya tetapi juga mengukir kenangan yang masih membekas.

Kami, satu kelompok beranggotakan enam mahasiswa yang terbagi dalam tiga laki-laki dan tiga perempuan, mengambil tanggung jawab untuk menyediakan makanan berbuka dan sahur secara mandiri. 

Kolaborasi ini tidak hanya menjadi tugas rutin, tetapi juga menjadi momen akrab yang mempererat hubungan di antara kami. Meskipun berlatar belakang suku budaya yang berbeda, kami memilih kreasi menu berbuka puasa yang terinspirasi dari daerah asal masing-masing.

Ketika berkumpul untuk menentukan menu yang akan dimasak, keunikan setiap budaya menjadi warna tersendiri dalam sesi diskusi. Sebagai satu-satunya orang Minang dalam kelompok itu, saya merasa bangga dapat berbagi tradisi kuliner dari daerah saya kepada teman-teman yang mayoritas keturunan Jawa. 

Meskipun demikian, semangat kami untuk menciptakan hidangan yang "layak" dan sesuai selera semua anggota, tak terbatas oleh batasan latar belakang atau budaya.

Setiap hari kami bergantian menghadirkan kreasi menu berbuka puasa yang menggugah selera dan juga sebisa mungkin dapat diandalkan dari aspek gizi atau nutrisinya. 

Dari ayam-tahu-tempe penyet ala Jawa hingga telur-teri-terong balado ala Minang serta menu-menu lainnya, setiap hidangan menyatu dalam rasa syukur atas nikmat berbuka puasa.

Bersama-sama, kami belajar untuk menghargai keberagaman dan menyatukan perbedaan dalam kebersamaan.

Pengalaman ini tidak hanya mengajarkan saya tentang kerjasama dan tanggung jawab tim yang menguatkan rasa persaudaraan di antara kami, tapi juga kreativitas dalam memasak kreasi menu berbuka puasa. 

Di balik kesibukan dan tantangan PPL-KKN, momen berbuka puasa bersama ala anak kost mengingatkan kami akan pentingnya solidaritas dan rasa syukur. 

Dengan penuh keikhlasan, kami menemukan bahwa tidak ada batasan yang tidak dapat diatasi. Karena dengan semangat kebersamaan dan rasa syukur yang tulus, kami tetap mampu bikin menu berbuka puasa dengan kreasi.

Semoga sharing ini bermanfaat..

*****
Salam berbagi inspirasi.
== Akbar Pitopang ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun