Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Esensi Bukber dengan Teman Lama di "Zaman Now"

14 Maret 2024   04:31 Diperbarui: 14 Maret 2024   04:32 1618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah bagi umat Islam, bukan hanya menjadi momen untuk meningkatkan ibadah dan ketaqwaan kepada Allah, tetapi juga menjadi waktu yang istimewa untuk bersatu dalam kebersamaan. Salah satu kegiatan unik yang menyertainya adalah sahur dan bukber, atau berbuka puasa bersama. 

Di tengah kesibukan menjalankan ibadah puasa, ajakan untuk bukber seringkali menjadi pemandangan umum, baik dari lingkungan tempat kerja, perumahan, hingga dari teman-teman lama dari berbagai tahapan kehidupan, mulai dari masa SD, SMP, SMA, hingga teman kuliah.

Bukber telah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Ramadhan, dimana umat Islam berkumpul untuk menyantap hidangan berbuka bersama-sama setelah seharian menahan lapar dan haus. Tidak hanya sebagai waktu untuk memenuhi kebutuhan fisik setelah berpuasa, bukber juga menjadi momentum untuk mempererat tali silaturahmi dan memperkuat hubungan sosial antar-individu.

Melalui bukber, tercipta kesempatan untuk saling bertukar cerita, berbagi pengalaman, dan mengenang kenangan masa lalu. Teman-teman lama yang sudah jarang bertemu dapat kembali bersatu dalam suasan yang penuh kehangatan. Bahkan, bukber juga menjadi momen yang tepat untuk menjalin persahabatan baru atau memperdalam hubungan dengan orang-orang di sekitar.

Namun, bukber bukan hanya sekadar ajang makan-makan semata. Di tengah kegembiraan dan kelezatan hidangan yang disajikan, penting untuk tetap mengingat nilai-nilai keagamaan yang terkandung dalam bulan Ramadhan. 

Bukber yang diselingi dengan doa dan dzikir akan memberikan nuansa spiritual yang mendalam, mengingatkan kita akan pentingnya mensyukuri nikmat Allah dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya berbagi dengan sesama, terutama kepada yang membutuhkan.

Dengan demikian, bukber bukan hanya menjadi ritual rutin dalam menjalankan ibadah puasa, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan, kehangatan, dan keberkahan di bulan Ramadhan. 

Semoga setiap momen bukber yang kita lalui tidak hanya meninggalkan kenangan manis, tetapi juga memperkuat ikatan kekeluargaan dan kebersamaan dalam menjalani perjalanan spiritual kita.

Momen bukber sama teman lama. (foto Akbar Pitopang)
Momen bukber sama teman lama. (foto Akbar Pitopang)

Merangkai silaturahim di bulan Ramadhan

Bulan Ramadhan memang memberikan nuansa yang unik dalam menjalin silaturahim. Saat Ramadhan, kita tidak hanya merasakan kesejukan spiritual dari ibadah yang dilakukan, tetapi juga tergugah untuk mempererat hubungan dengan sesama manusia. 

Kehadiran bulan Ramadhan memunculkan kepedulian yang lebih besar terhadap kondisi orang-orang di sekitar kita. Ketika kita melihat ada yang membutuhkan, naluri untuk berbagi dan membantu pun muncul dengan kuat.

Tidak hanya itu, bulan Ramadhan juga menjadi waktu yang istimewa untuk bertemu dengan keluarga dan orang-orang terkasih. Saat ini, keinginan untuk berkumpul bersama menjadi lebih besar. Setiap pertemuan menjadi momen yang berharga untuk saling menyapa, berbagi cerita, dan menguatkan ikatan persaudaraan.

Tidak jarang, bulan puasa menjadi momentum untuk merayakan persahabatan dengan teman-teman lama. Meskipun telah menjalani kehidupan masing-masing dengan segala rutinitas dan kesibukan, keinginan untuk menyambung kembali tali silaturahim dengan teman lama tetap terjaga. 

Bukber bersama teman lama menjadi salah satu kesempatan langka untuk mengumpulkan kenangan lama dan menciptakan momen-momen baru yang berharga.

Merawat hubungan baik dengan teman lama adalah investasi emosional yang bernilai tinggi. Maka, jika ada kesempatan untuk bergabung dalam bukber bersama mereka, mari manfaatkan waktu yang ada. 

Karena pada akhirnya, kebersamaan dalam berbagi dan berinteraksi sosial adalah hal yang tetap kita butuhkan, tak terkecuali di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.

Bukber sama teman lama. (foto Akbar Pitopang)
Bukber sama teman lama. (foto Akbar Pitopang)

Hal penting yang harus diperhatikan

Memang benar bila bulan Ramadhan sering kali menjadi waktu yang dipenuhi dengan undangan bukber dari teman lama, mulai dari teman masa TK hingga kuliah. 

Namun, di tengah ramainya undangan bukber yang datang, kita seringkali harus mempertimbangkan beberapa hal yang mendasar, termasuk faktor finansial.

Dalam hal ini, dilema pun muncul. Di satu sisi, kita menginginkan untuk menjaga silaturahim dan mempererat hubungan dengan teman-teman lama, yang mana merupakan aspek penting dalam kehidupan sosial dan emosional kita. 

Sedangkan di sisi lain, kita juga harus memperhitungkan kemampuan finansial kita, terutama di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu dan sulit seperti saat ini.

Untuk mengatasi dilema ini, ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan. 

1. Kita bisa melakukan komunikasi terbuka dengan teman-teman tentang situasi finansial atau kemampuan budgeting. Dengan begitu, koordinator bukber pun akan lebih memahami jika banyak orang terjebak dalam situasi sulit sehingga dapat memberikan opsi atau pilihan yang rasional misalnya dari pemilihan tempat atau mengumumkan promo paket bukber yang bisa dijangkau semua teman lama yang akan hadir.

2. Kita juga bisa mencari alternatif lain dalam menjaga silaturahim, misalnya dengan mengundang teman-teman untuk berkumpul di rumah secara bergantian atau mengadakan bukber potluck, dimana setiap orang membawa hidangan masing-masing. Dengan demikian, beban finansial bisa dibagi secara adil dan kita tetap bisa merasakan kehangatan acara bukber dan berkumpul bersama teman lama.

3. Dalam hal budgeting, penting juga untuk membuat perencanaan yang matang dan memprioritaskan pengeluaran. Jika memang tidak memungkinkan untuk menghadiri semua undangan bukber, tidak ada yang salah dengan menyampaikan hal tersebut dengan jujur kepada teman-teman. Untuk apa menjaga gengsi tapi saku malah menjerit-jerit.. he he.

4. Yang terpenting adalah tetap menjaga komunikasi dan memastikan bahwa hubungan baik tetap terjaga meskipun tidak bisa bertemu secara fisik dalam setiap kesempatan bukber. Apalagi jika misalnya tahun lalu sudah ikut bukber, maka itu artinya kita tetap peduli dengan keberlangsungan atau keberlanjutan hubungan baik dengan teman lama.

5. Bukber tetap harus peduli ibadah. Artinya, kita harus memilih tempat bukber yang memiliki fasilitas musholah atau tempat shalat yang memadai. Kalau bisa malah lebih baik jika memilih tempat bukber yang berdekatan dengan masjid. Sehingga kita tetap bisa menomorsatukan kewajiban kepada Allah SWT sembari tetap menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Karena faktanya, banyak yang melalaikan shalat lantaran tidak cermat memilih tempat bukber. Jangan sampai itu terjadi pada kita dan teman-teman lama. Bangun lah silaturahim karena ridho Allah SWT.

Ilustrasi buka puasa bersama secara virtual. (Shutterstock)
Ilustrasi buka puasa bersama secara virtual. (Shutterstock)

Bukber 2.0: merajut kembali silaturahim di era digital

Esensi dari bukber dengan teman lama sebenarnya lebih dalam daripada sekedar acara berbuka bersama, kumpul-kumpul, lalu dilanjutkan dengan ngobrol ngalor-ngidul berbagi kisah lama dan pengalaman baru. 

Meskipun memang suasana santai dan kebersamaan adalah bagian penting dari bukber, tujuan utamanya adalah untuk merajut kembali tali silaturahim yang mungkin sudah terputus atau mengendur seiring berjalannya waktu.

Bukber dengan teman lama menjadi momen untuk mengenang masa lalu, berbagi cerita, dan memperbarui hubungan yang mungkin telah terlupakan. Ini adalah kesempatan langka untuk saling menyapa, melihat perkembangan masing-masing, dan mempererat ikatan emosional.

Meskipun kini kita hidup di era kemajuan teknologi dengan berbagai perangkat komunikasi yang memudahkan kita untuk tetap terhubung, bukber on the spot dengan teman lama masih sangat relevan. 

Karena tidak ada yang bisa menggantikan kehangatan dan keintiman dari pertemuan tatap muka secara langsung. Interaksi di dunia maya mungkin bisa membantu menjaga hubungan, tetapi bukber secara fisik masih memiliki nilai yang tak tergantikan.

Namun, di situasi dimana jarak dan waktu menjadi kendala, bukber virtual menjadi alternatif yang baik untuk tetap menjaga silaturahim. Dengan teknologi yang ada, kita bisa membuka kanal bukber virtual sehingga teman-teman yang berada di luar negeri atau sedang berada dimanapun dan tak bisa hadir ke lokasi pun dapat berpartisipasi. 

Yang terpenting adalah menjaga kesempatan untuk berbagi, tertawa bersama, dan merasakan kehangatan persahabatan meskipun melalui layar.

Jadi, esensi dari bukber dengan teman lama adalah lebih dari sekadar berbuka bersama, melainkan tentang memperkuat hubungan emosional, mengenang kenangan bersama, dan menjaga silaturahim agar tetap terjaga dan berkembang seiring berjalannya waktu.

Semoga bermanfaat.. 

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun