Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Esensi Bukber dengan Teman Lama di "Zaman Now"

14 Maret 2024   04:31 Diperbarui: 14 Maret 2024   04:32 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi buka puasa bersama secara virtual. (Shutterstock)

Untuk mengatasi dilema ini, ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan. 

1. Kita bisa melakukan komunikasi terbuka dengan teman-teman tentang situasi finansial atau kemampuan budgeting. Dengan begitu, koordinator bukber pun akan lebih memahami jika banyak orang terjebak dalam situasi sulit sehingga dapat memberikan opsi atau pilihan yang rasional misalnya dari pemilihan tempat atau mengumumkan promo paket bukber yang bisa dijangkau semua teman lama yang akan hadir.

2. Kita juga bisa mencari alternatif lain dalam menjaga silaturahim, misalnya dengan mengundang teman-teman untuk berkumpul di rumah secara bergantian atau mengadakan bukber potluck, dimana setiap orang membawa hidangan masing-masing. Dengan demikian, beban finansial bisa dibagi secara adil dan kita tetap bisa merasakan kehangatan acara bukber dan berkumpul bersama teman lama.

3. Dalam hal budgeting, penting juga untuk membuat perencanaan yang matang dan memprioritaskan pengeluaran. Jika memang tidak memungkinkan untuk menghadiri semua undangan bukber, tidak ada yang salah dengan menyampaikan hal tersebut dengan jujur kepada teman-teman. Untuk apa menjaga gengsi tapi saku malah menjerit-jerit.. he he.

4. Yang terpenting adalah tetap menjaga komunikasi dan memastikan bahwa hubungan baik tetap terjaga meskipun tidak bisa bertemu secara fisik dalam setiap kesempatan bukber. Apalagi jika misalnya tahun lalu sudah ikut bukber, maka itu artinya kita tetap peduli dengan keberlangsungan atau keberlanjutan hubungan baik dengan teman lama.

5. Bukber tetap harus peduli ibadah. Artinya, kita harus memilih tempat bukber yang memiliki fasilitas musholah atau tempat shalat yang memadai. Kalau bisa malah lebih baik jika memilih tempat bukber yang berdekatan dengan masjid. Sehingga kita tetap bisa menomorsatukan kewajiban kepada Allah SWT sembari tetap menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Karena faktanya, banyak yang melalaikan shalat lantaran tidak cermat memilih tempat bukber. Jangan sampai itu terjadi pada kita dan teman-teman lama. Bangun lah silaturahim karena ridho Allah SWT.

Ilustrasi buka puasa bersama secara virtual. (Shutterstock)
Ilustrasi buka puasa bersama secara virtual. (Shutterstock)

Bukber 2.0: merajut kembali silaturahim di era digital

Esensi dari bukber dengan teman lama sebenarnya lebih dalam daripada sekedar acara berbuka bersama, kumpul-kumpul, lalu dilanjutkan dengan ngobrol ngalor-ngidul berbagi kisah lama dan pengalaman baru. 

Meskipun memang suasana santai dan kebersamaan adalah bagian penting dari bukber, tujuan utamanya adalah untuk merajut kembali tali silaturahim yang mungkin sudah terputus atau mengendur seiring berjalannya waktu.

Bukber dengan teman lama menjadi momen untuk mengenang masa lalu, berbagi cerita, dan memperbarui hubungan yang mungkin telah terlupakan. Ini adalah kesempatan langka untuk saling menyapa, melihat perkembangan masing-masing, dan mempererat ikatan emosional.

Meskipun kini kita hidup di era kemajuan teknologi dengan berbagai perangkat komunikasi yang memudahkan kita untuk tetap terhubung, bukber on the spot dengan teman lama masih sangat relevan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun