Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Meninjau Ulang Kurikulum Merdeka Sebelum Jadi Kurikulum Nasional

9 Maret 2024   10:30 Diperbarui: 10 Maret 2024   10:00 3216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa, Kurikulum Merdeka akan menjadi kurikulum nasional pada tahun 2024.(Shutterstock/Odua Image via Kompas.com)

Kabar tentang pengesahan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional memang menimbulkan beragam reaksi di kalangan guru. Tentu, perubahan kurikulum merupakan hal yang tidak bisa dianggap remeh, terutama bagi para pendidik selaku aktor utama yang memiliki tanggung jawab besar terhadap proses pembelajaran. 

Sebagian merasa antusias menyambut perubahan ini sebagai kesempatan untuk memperbaiki sistem pendidikan yang sudah ada, sementara sebagian lainnya merasa khawatir dengan potensi tantangan dan kendala yang mungkin muncul dalam implementasinya.

Pengumuman akan diresmikannya Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional telah menjadi berita hangat yang mengundang perbincangan di kalangan para pendidik. 

Langkah ini diperkirakan akan mengubah lanskap pendidikan di seluruh jenjang, menempatkan Kurikulum Merdeka sebagai panduan utama dalam proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan. 

Namun, di tengah kabar ini, banyak guru yang merasakan kebingungan dan kekhawatiran akan dampak implementasi kurikulum baru ini.

Sebagai guru, perasaan bingung tentu saja wajar. Kurikulum Merdeka diharapkan mampu memberikan ruang lebih besar bagi inovasi dalam pembelajaran, namun pada saat yang sama, kekhawatiran akan kesiapan infrastruktur pendidikan, ketersediaan sumber daya, dan pelatihan yang memadai bagi para pendidik masih menjadi perhatian utama. 

Menyongsong perubahan ini, diperlukan koordinasi yang kuat antara pemerintah, Dinas Pendidikan, satuan pendidikan, dan stakeholder terkait untuk memastikan bahwa implementasi Kurikulum Merdeka berjalan lancar dan efektif.

Para pendidik tentu saja menyambut setiap perubahan dengan hati terbuka, karena itulah yang bisa dilakukan. Demi mengikuti alur perubahan yang meningkatkan mutu pendidikan. 

Namun, kekhawatiran guru timbul dari kurangnya pemahaman yang komprehensif tentang isi dan implementasi dari Kurikulum Merdeka ini. Sebuah kurikulum nasional akan mempengaruhi setiap aspek dalam proses belajar mengajar, tentu memerlukan pemahaman yang mendalam dan persiapan yang matang. 

Tidak hanya itu, guru juga perlu memastikan bahwa kurikulum ini mampu menjangkau serta memenuhi kebutuhan dan potensi setiap siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun