Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Meninjau Ulang Kurikulum Merdeka Sebelum Jadi Kurikulum Nasional

9 Maret 2024   10:30 Diperbarui: 10 Maret 2024   10:00 3127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika setiap pergantian kepemimpinan membawa perubahan dalam kurikulum, hal ini dapat mengganggu kondusifitas proses pembelajaran yang berkelanjutan.

Ketika Kurikulum Merdeka dijadikan kurikulum nasional menjelang pergantian kepemimpinan, memang muncul kekhawatiran tentang apakah kebijakan tersebut akan bertahan atau berubah lagi di masa depan. 

Apakah perubahan ini akan terus menjadi siklus yang berulang, atau apakah ada upaya untuk menciptakan kestabilan dan konsistensi dalam pengembangan kurikulum di Indonesia?

Penting bagi kita semua, terutama para pendidik, untuk terus mengadvokasi pentingnya memiliki kurikulum yang konsisten dan berbasis bukti atau hasil serta tujuan yang jelas. 

Perubahan kurikulum yang seringkali tidak hanya membingungkan bagi guru dan siswa, tetapi juga dapat menghambat pencapaian tujuan pendidikan jangka panjang karena adanya kepentingan politik. 

Tangkapan layar unggahan yang menginformasikan Kurikulum Nasional akan menggantikan Kurikulum Merdeka pada Maret 2024. (via jateng.tribunnews.com)
Tangkapan layar unggahan yang menginformasikan Kurikulum Nasional akan menggantikan Kurikulum Merdeka pada Maret 2024. (via jateng.tribunnews.com)

Wasana kata

Kita semua memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan mutu pendidikan dan menciptakan generasi yang unggul dan berdaya saing. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengatasi kekhawatiran dan kebingungan yang mungkin muncul dengan sikap terbuka, kerja sama, dan komitmen untuk terlibat secara aktif dalam proses pengembangan dan implementasi Kurikulum Merdeka. 

Bagaimanapun, dalam menghadapi tantangan ini, diperlukan dukungan dan kerja sama antar guru, pihak sekolah, dan pemerintah. Kita perlu saling berbagi pengalaman, strategi, dan sumber daya untuk mengatasi hambatan yang pasti akan timbul dalam proses transisi ini. 

Sudah jelas bahwa pendidik juga membutuhkan pelatihan dan bimbingan yang memadai untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan baik.

Meskipun terdapat kebingungan dan kekhawatiran, hal ini seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat kolaborasi dan komunikasi di antara para pendidik. Dengan cara ini, kita dapat mengatasi tantangan secara bersama-sama dan memastikan bahwa proses transisi kurikulum nasional ini berjalan lancar dan memberikan manfaat yang maksimal bagi pendidikan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun