Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Simak 4 Langkah Sekolah Mempersiapkan Siswa Menyambut Puasa Ramadan

8 Maret 2024   12:11 Diperbarui: 8 Maret 2024   16:08 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi saling bermaafan jelang Ramadan dilakukan di sekolah bersama siswa, guru, dan orangtua. (koleksi Akbar Pitopang)

Bulan Ramadhan, dalam tradisi Islam, bukan hanya sebuah masa di mana orang dewasa menjalankan kewajiban berpuasa, tetapi juga sebuah periode yang penuh makna bagi seluruh umat, termasuk anak-anak. 

Meskipun anak-anak belum diwajibkan untuk berpuasa, banyak orang tua yang sadar akan pentingnya mendekatkan mereka pada pengalaman Ramadhan sejak usia dini. 

Mengapa? Karena Ramadan bukan sekadar tentang menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga tentang kesempatan untuk memperbaiki diri, meningkatkan kesadaran spiritual, dan menguatkan hubungan dengan Allah SWT.

Mendekatkan anak-anak pada Ramadhan merupakan upaya yang sangat bermakna. Hal ini bukan hanya tentang memperkenalkan mereka pada tata cara berpuasa, tetapi juga tentang membentuk kesadaran dan kecintaan mereka terhadap ibadah puasa. 

Dalam suasana Ramadhan, anak-anak dapat belajar tentang nilai-nilai seperti kesabaran, keikhlasan, dan empati terhadap sesama. Mereka dapat melihat bagaimana orang-orang dewasa berusaha memperbaiki diri mereka sendiri, bersungguh-sungguh dalam beribadah, dan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan. 

Semua ini adalah pelajaran berharga yang dapat membentuk karakter mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.

Tidak jarang pula, anak-anak sendiri yang meminta izin kepada orang tua mereka untuk berpuasa. Mereka mungkin terinspirasi oleh lingkungan sekitar, oleh pengalaman orang tua atau anggota keluarga lainnya, atau oleh rasa ingin tahu dan keinginan untuk merasakan bagian dari pengalaman Ramadhan. 

Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan pentingnya beribadah sudah tertanam dalam diri mereka sejak usia dini, dan mereka ingin aktif berpartisipasi.

Namun, dalam mendekatkan anak-anak pada Ramadan, perlu diingat bahwa pendekatan yang tepat dan penuh pemahaman sangatlah penting. 

Anak-anak perlu diberikan pemahaman yang sesuai dengan usia dan tingkat kematangan mereka. Orangtua harus menjadi contoh yang baik dalam menjalankan ibadah, memberikan penjelasan yang jelas dan memadai, serta memberikan dukungan dan dorongan yang positif dalam proses pembelajaran mereka.

Dengan mendekatkan anak-anak pada Ramadhan, kita tidak hanya membantu mereka memahami dan menghargai nilai-nilai agama, tetapi juga membantu anak membentuk fondasi spiritual yang kuat sejak usia dini. 

Ini adalah investasi berharga dalam pembentukan karakter anak-anak, yang akan membawa dampak positif jangka panjang dalam kehidupan mereka.

Kegiatan sekolah jelang Ramadan pada Rabu, 7 Maret 2024. (foto Akbar Pitopang)
Kegiatan sekolah jelang Ramadan pada Rabu, 7 Maret 2024. (foto Akbar Pitopang)

Peran sekolah dalam mendekatkan siswa pada bulan Ramadhan juga sangatlah penting. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi sangat efektif untuk membimbing siswa dalam memahami dan menghayati nilai-nilai keagamaan yang terkandung dalam bulan suci ini. 

Guru-guru PAI, bersama dengan rekan guru lainnya, memiliki kesempatan untuk memberikan pandangan yang komprehensif tentang Ramadhan. Tidak hanya sebagai sekedar waktu untuk berpuasa, tetapi juga sebagai kesempatan untuk pertumbuhan spiritual dan pembentukan karakter.

Dalam pelajaran PAI, siswa dapat mempelajari tentang sejarah dan makna Ramadhan dalam Islam, serta tata cara berpuasa yang benar. Namun, lebih dari itu, siswa juga diajak untuk merenungkan makna lebih dalam dari ibadah puasa, seperti pengorbanan, kedisiplinan, dan kepedulian terhadap sesama. 

Guru-guru PAI juga dapat menggunakan metode pengajaran yang kreatif dan interaktif untuk membantu siswa memahami konsep-konsep agama dengan lebih baik, misalnya melalui bercerita, diskusi kelompok atau penayangan video.

Selain itu, kerja sama antara guru PAI dan guru-guru lainnya juga sangat penting. Dengan melibatkan seluruh staf pengajar, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung bagi siswa dalam menjalankan ibadah puasa dan menghadapi tantangan yang mungkin timbul selama bulan Ramadhan. 

Guru-guru dapat memberikan pemahaman tentang pentingnya toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan kerjasama dalam mendukung siswa yang menjalankan ibadah puasa.

Sekolah juga dapat menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan Ramadhan, seperti ceramah agama, kegiatan sosial, atau acara berbagi makanan. 

Hal ini tidak hanya membantu siswa memahami nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam Islam, serta juga mengajarkan mereka tentang pentingnya berbagi dan peduli terhadap orang lain, terutama selama bulan yang penuh berkah ini.

Dengan demikian, peran sekolah dalam mendekatkan siswa pada bulan Ramadhan bukan hanya tentang menyampaikan pengetahuan agama, tetapi juga tentang membentuk sikap dan nilai-nilai yang sesuai dengan ajaran Islam. 

Melalui pendidikan yang holistik dan kolaboratif antara guru PAI dan guru-guru lainnya, sekolah dapat menjadi wahana yang efektif dalam membantu siswa memahami dan menghayati makna sejati dari bulan suci Ramadhan.

Pembekalan guru PAI untuk siswa menyambung puasa Ramadhan. (foto Akbar Pitopang)
Pembekalan guru PAI untuk siswa menyambung puasa Ramadhan. (foto Akbar Pitopang)

Pihak sekolah dan guru memiliki peran penting dalam mempersiapkan siswa untuk menyambut bulan Ramadhan dengan penuh kesadaran dan keberkahan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:

1. Pembekalan melalui kegiatan tausiyah. 

Guru PAI menyampaikan tausiyah atau ceramah kepada siswa tentang kemuliaan dan keistimewaan bulan Ramadhan. Melalui kegiatan ini, siswa diberi pemahaman mendalam tentang pentingnya bulan Ramadhan dalam Islam, serta pentingnya menjalankan ibadah dan amal sholeh selama bulan ini. 

Tujuan utamanya adalah agar siswa menyadari nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam Ramadhan dan merasa terinspirasi untuk memanfaatkan waktu ini dengan sebaik-baiknya.

2. Saling bermaaf-maafan. 

Sebelum memasuki bulan Ramadhan, seluruh warga sekolah, termasuk guru, murid, dan orangtua, saling memaafkan satu sama lain. Hal ini dilakukan untuk membersihkan hati dari segala macam kebencian dan konflik yang mungkin terjadi. 

Dengan hati yang bersih, siswa dapat memasuki bulan Ramadhan dengan lebih tenang dan fokus pada ibadah.

3. Kegiatan makan bersama.

Sekolah mengadakan kegiatan makan bersama sebagai bentuk mempererat hubungan antara seluruh warga sekolah, termasuk guru, siswa, dan orangtua. 

Melalui kegiatan ini, tercipta suasana kebersamaan dan saling mendukung dalam menjalani ibadah Ramadhan. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi wadah untuk membangun tali silaturahmi dan meningkatkan keakraban antar warga sekolah dengan berbagai stakeholder.

4. Pembagian Buku Kegiatan Ramadhan. 

Sekolah membagikan Buku Kegiatan Ramadhan kepada siswa. Buku ini berisi pedoman kegiatan harian yang bisa dilakukan selama bulan Ramadhan, seperti ibadah sholat, membaca Al-Quran, sedekah, dan berbagai amal sholeh lainnya. 

Dengan adanya buku ini, siswa diberi arahan dan motivasi untuk aktif beribadah dan mengumpulkan pahala selama bulan Ramadan. Ini merupakan langkah penting dalam membentuk kebiasaan baik sejak usia dini dan mempersiapkan mereka untuk menjadi individu yang saleh di masa depan.

Kegiatan makan bersama mengundang seluruh wali murid termasuk yang non-muslim dilaksanakan pada Rabu, 7 Maret 2024. (foto Akbar Pitopang)
Kegiatan makan bersama mengundang seluruh wali murid termasuk yang non-muslim dilaksanakan pada Rabu, 7 Maret 2024. (foto Akbar Pitopang)

Dalam era di mana pendidikan semakin mengarah pada pembentukan karakter, peran sekolah dan guru tidak lagi terbatas pada pengetahuan akademis semata. 

Terutama dalam konteks menyambut bulan Ramadhan, pendekatan holistik yang melibatkan aspek spiritual dan moral menjadi sangat penting. Langkah-langkah konkret yang diambil oleh pihak sekolah dan guru untuk mempersiapkan siswa menyambut Ramadhan merupakan bagian dari upaya kolaboratif untuk membentuk pribadi siswa yang lebih utuh dan bermakna.

Dengan demikian, langkah-langkah yang diambil oleh pihak sekolah dan guru untuk mempersiapkan siswa menyambut Ramadhan bukan hanya sebagai rutinitas tahunan, tetapi merupakan investasi dalam pembentukan karakter dan nilai-nilai positif dalam diri siswa. 

Ini adalah langkah menuju cita-cita pendidikan yang lebih luas, yaitu menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berakhlak mulia dan memiliki kesadaran spiritual yang tinggi. Aamiin dan insya Allah..

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun