Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Sekolah Binaan Puskesmas, Apa Manfaatnya?

1 Maret 2024   10:35 Diperbarui: 2 Maret 2024   08:38 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang Puskesmas mengajarkan kebiasaan gosok gigi dengan simulasi di sekolah. (foto Akbar Pitopang)

Saat kita membayangkan sekolah, seringkali yang terlintas dalam pikiran adalah tempat belajar dan berkembangnya para siswa. Namun, ada aspek penting lainnya yang harus diperhatikan, yaitu kesehatan. 

Di antara kegiatan belajar-mengajar yang terjadi di sekolah, kesehatan siswa adalah prioritas yang tak boleh diabaikan. 

Dalam realitasnya, upaya untuk menjaga kesehatan siswa tidak hanya menjadi tanggung jawab orangtua dan guru, tetapi juga melibatkan dukungan dari lembaga kesehatan setempat, seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).

Berpangkal pada prinsip pencegahan lebih baik daripada mengobati, puskesmas di banyak kecamatan telah memperluas jangkauannya untuk mendukung kesehatan siswa di sekolah-sekolah setempat. 

Salah satu bentuk dukungan yang sering terlihat adalah kunjungan rutin petugas kesehatan atau dokter dari puskesmas kecamatan ke sekolah-sekolah. Hal ini merupakan langkah proaktif untuk memastikan bahwa para siswa mendapatkan perawatan kesehatan yang tepat waktu dan berkelanjutan.

Terkait hal itu, ada program khusus di mana sekolah-sekolah menjadi bagian dari daftar sekolah binaan puskesmas. Biasanya sekolah-sekolah yang berada dalam satu kecamatan yang sama akan masuk ke dalam binaan puskesmas.

Dalam hal ini, puskesmas memberikan dukungan yang lebih terintegrasi, termasuk penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan secara berkala, dan akses yang lebih mudah terhadap layanan kesehatan. 

Dengan masuknya sekolah ke dalam program binaan puskesmas, memberikan manfaat positif yang signifikan bagi para peserta didik dan warga sekolah secara keseluruhan.

Baru-baru ini, saya mengetahui bahwa sekolah kami dinyatakan sebagai salah satu sekolah binaan puskesmas kecamatan setempat. Langkah ini telah membawa dampak positif yang nyata bagi warga sekolah, terutama peserta didik. 

Terpilihnya sekolah kami sebagai salah satu binaan puskesmas kecamatan adalah cermin dari komitmen bersama yang diinisiasi oleh puskesmas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya generasi muda. 

Ini adalah langkah yang sangat positif karena dapat memperkuat sinergi antara pendidikan dan kesehatan sebagai dua pilar utama pembangunan manusia. Yang juga menjadi bagian dari SDGs (Sustainable Development Goals) atau tujuan pembangunan berkelanjutan untuk Indonesia sehat lestari.

Dengan terus memperkuat kerja sama ini dan memperluas cakupannya, kita dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih sehat, aman, dan produktif bagi anak didik.

Orang Puskesmas mengajarkan kebiasaan gosok gigi dengan simulasi di sekolah. (foto Akbar Pitopang)
Orang Puskesmas mengajarkan kebiasaan gosok gigi dengan simulasi di sekolah. (foto Akbar Pitopang)

Lalu, apa saja manfaatnya yang dapat diperoleh sekolah binaan Puskesmas?

Sejauh ini, saya melihat puskesmas di kecamatan setempat telah berkontribusi dan memberikan aksi nyata dalam upaya perawatan kesehatan bagi siswa di sekolah.

Program ini pun telah dilakukan pula sejak beberapa tahun ini. Jadi, saya menilai bahwa programnya tidak kondisional atau hanya dalam momen tertentu saja, melainkan pihak puskesmas cukup interns memberikan perhatian dan atau turun ke sekolah.

Maka, di bawah ini ada beberapa poin sebagai rangkuman kegiatan puskesmas yang telah dilakukan di sekolah kami.

Vaksinasi siswa oleh petugas Puskesmas kecamatan. (foto Akbar Pitopang)
Vaksinasi siswa oleh petugas Puskesmas kecamatan. (foto Akbar Pitopang)

1. Pemeriksaan kesehatan siswa secara berkala

Dalam memastikan peserta didik dapat belajar dengan optimal maka harus ada upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan peserta didik melalui kerja sama antara sekolah dan puskesmas kecamatan. 

Sekolah sering menjadi tempat yang dikunjungi oleh petugas atau dokter dari puskesmas kecamatan. Kehadiran petugas atau dokter dari puskesmas ke sekolah memiliki dampak yang positif demi terjaganya kesehatan peserta didik. 

Salah satunya adalah melalui pemeriksaan kesehatan rutin yang dilakukan secara berkala. Dengan adanya pemeriksaan kesehatan ini, masalah kesehatan peserta didik dapat terdeteksi lebih dini, sehingga penanganan atau langkah intervensi pun dapat dilakukan dengan segera dan lebih efektif.

Tak hanya itu, program binaan puskesmas ke sekolah juga dapat mencakup penyediaan layanan kesehatan yang lebih lanjut. Misalnya, penyediaan vaksinasi, imunisasi, atau pengobatan ringan bagi peserta didik yang membutuhkan. 

Dengan adanya layanan ini, peserta didik dapat memperoleh akses yang lebih mudah untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang dibutuhkan.

Dengan adanya pemeriksaan kesehatan oleh puskesmas, diharapkan kesejahteraan peserta didik dapat terjaga dengan baik, sehingga mereka dapat belajar dan bertumbuh-kembang secara optimal. 

Dengan kunjungan rutin dari petugas kesehatan dan dokter dari puskesmas ke sekolah, memberikan akses yang lebih mudah bagi siswa untuk mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas tanpa harus meninggalkan lingkungan sekolah. 

Hal ini tidak hanya memfasilitasi perawatan yang cepat dan tepat ketika diperlukan, tetapi juga memberikan kesempatan untuk pendidikan kesehatan yang terintegrasi dalam kurikulum sekolah.

Dengan adanya program-program seperti pemeriksaan kesehatan rutin maka peserta didik memiliki perlindungan yang lebih baik terhadap penyakit dan kondisi kesehatan yang dapat mengganggu proses belajar-mengajar. 

Berbagai penyuluhan dan kampanye kesehatan dilakukan Puskesmas kecamatan bagi siswa di sekolah. (foto Akbar Pitopang)
Berbagai penyuluhan dan kampanye kesehatan dilakukan Puskesmas kecamatan bagi siswa di sekolah. (foto Akbar Pitopang)

2. Wujud kampanye sekolah sehat untuk formal dan informal

Siswa tidak hanya mendapatkan akses lebih mudah ke layanan kesehatan, tetapi juga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya menjaga kesehatan. 

Tidak hanya itu, keterlibatan puskesmas di wilayah kecamatan dalam mendukung kesehatan sekolah juga membantu dalam membangun kesadaran akan pentingnya kesehatan di kalangan siswa, guru, dan orangtua serta masyarakat. 

Melalui kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan tentang kebersihan diri dan lingkungan, pencegahan malnutrisi, vaksinasi dan/atau imunisasi, cara sederhana melakukan protokol kesehatan, menimbulkan kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat dapat ditanamkan sejak dini.

Dengan demikian, upaya pencegahan penyakit dan mencapai kondisi kesehatan yang terjaga menjadi bagian integral dari budaya sekolah. 

Ini bukan hanya tentang memberikan pengetahuan tentang kesehatan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan di mana praktik kesehatan dapat terus didorong dan didukung. 

Dengan adanya kampanye kesehatan ini, diharapkan siswa tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga menjadi agen perubahan dalam menerapkan gaya hidup sehat di lingkungan sekitar.

Selain itu, keterlibatan orangtua juga merupakan bagian penting dari upaya ini. Melalui kerja sama antara sekolah, puskesmas, dan orangtua, pesan-pesan tentang pentingnya kesehatan dapat dijaga secara konsisten.

Orangtua dapat menjadi mitra dalam mendukung praktik kesehatan yang baik di rumah, serta mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah untuk meningkatkan kesadaran akan kesehatan bagi generasi.

3. Pendampingan program kesehatan dari stakeholder 

Selain pemeriksaan kesehatan, kerja sama antara sekolah dan puskesmas juga mendorong adanya kerja sama penyuluhan kesehatan kepada peserta didik dari pihak ketiga. 

Misalnya, dari pihak kampus yang hendak melakukan kegiatan bagi mahasiswa program co-ass atau dari jurusan kesehatan masyarakat. Program yang dapat menjadi langkah penting dalam mengedukasi peserta didik tentang beragam aspek kesehatan, termasuk pola makan sehat, kebersihan diri, dan pentingnya pengelolaan sampah di sekolah.

Sebagai contoh konkret, beberapa waktu lalu telah terlaksana program pendampingan untuk kegiatan pengelolaan bank sampah di sekolah kami oleh mahasiswa kedokteran dari salah satu kampus negeri di Pekanbaru. 

Hal ini menunjukkan sinergi antara pendidikan tinggi dan pendidikan dasar serta peran penting puskesmas sebagai penghubungnya. 

Sebelum terjun ke sekolah, tentu ada koordinasi dilakukan antara pihak kampus dan puskesmas setempat untuk penentuan sekolah dan memastikan kegiatan tersebut dapat berlangsung dengan lancar dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Tujuan dari kegiatan ini tidak hanya sekadar memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan, menerapkan gaya hidup sehat, dan menjaga lingkungan yang berkelanjutan melalui pengelolaan sampah. 

Tetapi juga, untuk memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik tentang bagaimana menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. 

Dengan demikian, program seperti ini tidak hanya memberikan edukasi, tetapi juga menjadi bagian dari upaya nyata dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan berkelanjutan.

Keterlibatan pihak ketiga seperti mahasiswa dari perguruan tinggi yang melakukan praktik di sekolah juga memberikan manfaat ganda. Selain memberikan kontribusi positif bagi sekolah dalam hal edukasi kesehatan, hal ini juga menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari di bangku perkuliahan. 

Dengan demikian, kerja sama antara sekolah, puskesmas, dan pihak ketiga seperti perguruan tinggi dapat menciptakan lingkungan belajar yang holistik dan berdaya guna bagi peserta didik serta masyarakat.

4. Penilaian akreditasi puskesmas melibatkan sekolah

Sekolah yang menjadi binaan puskesmas memperoleh manfaat tambahan dalam hal pembinaan yang lebih terfokus dan terencana. 

Hal ini tidak hanya berkaitan dengan pemeriksaan kesehatan rutin atau penyuluhan kesehatan, tetapi juga mencakup aspek pengawasan dan evaluasi secara menyeluruh terhadap kondisi kesehatan di lingkungan sekolah.

Sebagai contoh, ketika puskesmas melakukan penilaian atau asesmen untuk akreditasi, maka sekolah juga akan dikunjungi oleh tim penilai. Kehadiran tim penilai ini memberikan kesempatan bagi sekolah untuk mendapatkan umpan balik tentang program-program kesehatan yang telah diimplementasikan, serta rekomendasi untuk perbaikan lebih lanjut.

Dukungan puskesmas terhadap kesehatan di sekolah dapat lebih dimaksimalkan dan diperinci melalui kerja sama yang erat antara kedua belah pihak. Misalnya, puskesmas dapat memberikan arahan atau rekomendasi langsung kepada pihak sekolah untuk melakukan perbaikan atau peningkatan dalam hal-hal tertentu yang berkaitan dengan kesehatan. 

Ini termasuk hal-hal sederhana yang mungkin dianggap biasa oleh sekolah, namun masih perlu diperbaharui dari sudut pandang kesehatan.

Sebagai contohnya, saat akan ada proses akreditasi puskesmas menemukan bahwa salah satu tong sampah di sekolah tidak memiliki penutup, mereka memberikan rekomendasi kepada pihak sekolah untuk segera menyediakan penutup tempat sampah tersebut. 

Meskipun terlihat sebagai hal kecil, penutup tempat sampah memiliki peran penting dalam mencegah penyebaran penyakit dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah secara keseluruhan.

Dengan adanya bantuan dan arahan dari puskesmas, sekolah dapat terus meningkatkan standar kesehatan dan keselamatan bagi peserta didik, guru, dan staf sekolah. 

Hal ini merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, dan produktif bagi semua yang terlibat dalam proses pendidikan.

***

Tak dapat dipungkiri bahwa kesehatan siswa sangat mempengaruhi kemampuan mereka untuk belajar dan tumbuh secara optimal. Oleh karena itu, kerjasama antara sekolah dan puskesmas dalam mendukung kesehatan siswa adalah langkah yang sangat tepat. 

Melalui upaya bersama ini, ibarat kita berinvestasi untuk masa depan kesehatan generasi mendatang, juga menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif dan produktif bagi semua. 

Sehingga, ketika kita berbicara tentang kemajuan pendidikan, tidak boleh kita lupakan peran penting dari aspek kesehatan.

Partisipasi sekolah sebagai salah satu sekolah binaan puskesmas kecamatan merupakan langkah yang sangat positif dalam mendukung kesehatan peserta didik. 

Selain itu, kerja sama ini juga menunjukkan pentingnya sinergi antara pendidikan dan kesehatan dalam menciptakan lingkungan belajar yang berdaya guna bagi generasi.

Tentu saja, kolaborasi antara sekolah dan puskesmas kecamatan adalah langkah yang sangat positif dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan peserta didik. 

Dengan demikian, ini bukan hanya sekadar memberikan layanan kesehatan, tetapi juga merupakan investasi jangka panjang dalam membangun generasi yang lebih sehat dan tangguh. 

Dengan memperkuat hubungan antara pendidikan dan kesehatan, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang optimal, dimana peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara holistik, baik secara fisik maupun mental.

Literasi: satu, dua, tiga.

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun