Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Jadilah "Duta Lingkungan Sustainable" Versi Dirimu

2 Februari 2024   17:06 Diperbarui: 2 Februari 2024   17:07 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampak sampah dibuang sembarangan. Lokasi di salah satu halte busway. (Dokpri)

Tatkala pertumbuhan penduduk terjadi sangat pesat, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengelola bonus demografi sebagai kunci terwujudnya lingkungan sustainable

Meskipun potensi bonus demografi menjanjikan dampak positif, tantangan lingkungan terus menghantui kita seiring dengan semakin ramainya jumlah penduduk. Permasalahan lingkungan tidak hanya terbatas pada kota-kota besar, namun juga merasuki kawasan pedesaan.

Salah satu contoh nyata terjadi di sekitar kita adalah kebiasaan sembrono dalam membuang sampah. Warga kota seringkali membuang sampah sembarangan, merusak keindahan lingkungan sekitar dan menciptakan polusi visual yang mengganggu. 

Sayangnya, permasalahan ini tidak terbatas pada lingkup urban saja. Desa-desa pun kini menjadi saksi rusaknya lingkungan akibat perilaku warga lokal yang kurang peduli lingkungan. Sampah seringkali dibuang ke sungai atau bahkan dibakar, padahal berbahaya dan mengancam keberlanjutan energi air dan udara.

Ketidakpedulian terhadap lingkungan di tengah masyarakat merupakan ancaman serius terhadap upaya pelestarian alam. Pentingnya edukasi lingkungan tidak boleh diabaikan, terutama ditengah arus urbanisasi yang terus berkembang. 

Pemerintah dan organisasi non-pemerintah perlu bersinergi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian alam.

Bonus demografi dapat menjadi kekuatan positif jika dikelola dengan bijak. Program-program pengelolaan sampah dan atau kampanye kesadaran lingkungan bisa menjadi langkah awal untuk memperbaiki kondisi saat ini.

Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, kita dapat menciptakan perubahan positif yang berdampak jangka panjang bagi lingkungan hidup kita. Dengan demikian, Indonesia dapat menjadi teladan dalam mengelola bonus demografi untuk mencapai keberlanjutan lingkungan yang lebih baik.

Masalah lingkungan yang melanda Indonesia memunculkan pertanyaan tentang siapa sebenarnya yang harus bertanggung jawab. 

Apakah tanggung jawab sepenuhnya jatuh kepada pemerintah yang dianggap kurang proaktif dalam kampanye kesadaran peduli sampah?

Ataukah ini adalah kesalahan sistem yang sudah berlangsung lama di negeri ini?

Sejauh mana kita berkontribusi pada tanggung jawab terhadap sampah, pengelolaan limbah domestik, dan keberlanjutan lingkungan? 

Sebelum menyalahkan pihak lain, mungkin saatnya melakukan refleksi dan introspeksi terhadap diri sendiri. Pertanyaan ini penting untuk memahami bahwa setiap individu memiliki peran dalam menjaga kelestarian alam.

Mungkin kita dapat mencontoh semangat anak muda Indonesia yang proaktif dalam kampanye lingkungan, seperti Pandawara yang mengajak masyarakat bersih-bersih sungai dan pantai melalui media sosial. Mereka adalah contoh positif yang dapat dijadikan inspirasi.

Namun, menjadi "duta lingkungan" tidak hanya menjadi tanggung jawab anak muda. Setiap individu, tanpa mengenal usia atau latar belakang, dapat menjadi agen peduli lingkungan. 

Mulai dari kebiasaan sehari-hari, seperti meminimalkan penggunaan plastik, mendaur ulang, memanfaatkan barang bekas yang masih bisa dimanfaatkan, hingga mengedukasi orang di sekitar kita tentang pentingnya menjaga lingkungan.

Jangan hanya menyalahkan pemerintah atau budaya masyarakat yang sudah menjadi sebuah sistem. Kita semua memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih baik. 

Jadi, mari bersama-sama merangkul peran sebagai "duta lingkungan" versi masing-masing. Tanpa perlu embel-embel tropi atau pengakuan dari orang lain. Setiap langkah kecil yang diambil dapat menjadi langkah besar menuju keberlanjutan lingkungan. 

Selamatkan bumi, bukan hanya untuk kita, tapi juga untuk generasi yang akan datang dan masa depan..

Terimakasih sudah peduli lingkungan. (Dokpri)
Terimakasih sudah peduli lingkungan. (Dokpri)

Dimulai dari rumah

Rumah bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga panggung utama bagi kita untuk memulai langkah-langkah kecil dalam menjaga kelestarian lingkungan. Dari sini, kita dapat membangun kesadaran akan pengelolaan sampah dan pemanfaatan energi ramah lingkungan

Aktivitas sehari-hari kita dirumah hendaknya dapat menjadi kontribusi nyata menuju gaya hidup yang berkelanjutan.

Mengelola penggunaan energi menjadi salah satu langkah penting yang dapat diimplementasikan dirumah. Mandi dengan bijak, tidak hanya menghemat air tetapi juga energi listrik yang digunakan untuk pompa air. 

Pemanfaatan sabun atau deterjen ramah lingkungan, seperti dari olahan eco enzyme atau biji buah lerak, menjadi alternatif yang dapat mengurangi dampak buruk limbah domestik terhadap lingkungan.

Begitu pula dalam aktivitas mencuci piring atau pakaian. Mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dan beralih ke opsi yang lebih alami adalah cara untuk mendukung keberlanjutan. 

Memastikan tidak ada sisa makanan yang dibuang saat makan, serta memilah sampah antara organik dan anorganik di dapur, menjadi langkah kecil namun signifikan dalam mengurangi limbah.

Pemanfaatan energi matahari untuk mengeringkan pakaian adalah tindakan sederhana yang berdampak besar. Selain itu, mengelola penggunaan perangkat elektronik dengan bijak, seperti mematikannya ketika tidak digunakan, dapat membantu mengurangi konsumsi listrik dan jejak karbon kita.

Meskipun terdengar sepele, implementasi langkah-langkah tersebut mungkin belum menjadi kebiasaan bagi semua orang. Hal-hal sederhana ini adalah fondasi dari aksi nyata dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. 

Setiap individu, ketika melakukan langkah kecil ini di rumah, secara perlahan membentuk budaya peduli lingkungan yang dapat menyebar ke masyarakat luas. Setiap langkah kecil di rumah memiliki dampak besar untuk masa depan bumi.

Dipraktekkan di sekolah

Langkah-langkah kecil yang diambil di rumah dapat menjadi landasan untuk memperluas dampak positif hingga ke lingkungan sekolah. Bekerjasama dengan orang tua, sekolah dapat menjadi wahana untuk melatih dan memperkuat kesadaran lingkungan pada anak sejak dini. 

Anak sekolah memesan sarapan menggunakan tempat makannya sendiri. (Dokpri)
Anak sekolah memesan sarapan menggunakan tempat makannya sendiri. (Dokpri)

Salah satu upaya nyata adalah mengajarkan anak-anak untuk membawa bekal makanan dari rumah, mengurangi penggunaan kemasan sekali pakai yang berkontribusi pada tumpukan sampah plastik dan kertas.

Pentingnya pendidikan lingkungan dapat diwujudkan melalui berbagai program sekolah berwawasan lingkungan, salah satunya adalah program Adiwiyata. Program ini menjadi sarana untuk membangun kesadaran dan tanggung jawab lingkungan di kalangan siswa. 

Program Bank Sampah di sekolah. (Dokpri)
Program Bank Sampah di sekolah. (Dokpri)

Dengan melibatkan siswa dalam kegiatan-kegiatan seperti pengelolaan sampah atau kampanye lingkungan dapat membentuk karakter yang peduli pada lingkungan sejak dini.

Mendukung Bank Sampah di sekolah adalah langkah progresif. Bank sampah juga menjadi solusi kreatif dalam mengelola sampah di sekolah. Warga sekolah dapat mengelola sampah yang dikumpulkan untuk mendapatkan cuan, atau bahkan menggunakannya sebagai bahan untuk kegiatan seni seperti prakarya atau dekorasi kelas.

Melibatkan siswa dalam kegiatan yang memberikan manfaat nyata untuk lingkungan sekolah dapat menjadi investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap bumi ini.

Dengan mengintegrasikan langkah-langkah kecil ini dari rumah ke sekolah, kita tidak hanya menciptakan lingkungan sekolah yang berkelanjutan tetapi juga menyemai nilai-nilai kepedulian lingkungan pada generasi penerus. 

Dibiasakan di tempat kerja

Lingkungan kerja, sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari juga memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Adapun langkah-langkah kecil dapat diimplementasikan di tempat kerja seiring dengan semangat gaya hidup sustainable.

Matikan AC ketika tidak ada orang dalam ruangan. (Dokpri)
Matikan AC ketika tidak ada orang dalam ruangan. (Dokpri)

Ada yang mau menjadi “pawang” untuk penggunaan energi di kantor menjadi langkah bijak? Mematikan AC atau komputer saat tidak ada orang dalam ruangan adalah cara efisien untuk mengurangi konsumsi energi. Tidak hanya menghemat sumber daya, tetapi juga berkontribusi pada pengurangan jejak karbon kantor.

Selanjutnya, pengelolaan penggunaan kertas dapat dioptimalkan. Ketelitian sebelum mencetak dokumen dan pemilihan opsi "print preview" dapat membantu mencegah pemborosan kertas akibat kesalahan ketik. 

Langkah-langkah ini sederhana tetapi berdampak besar dalam mendukung pemanfaatan energi berkelanjutan sebagai gaya hidup masa kini.

Membawa bekal sarapan ke kantor menjadi alternatif yang berdampak positif. Selain mengurangi pemborosan kemasan dan limbah, membawa bekal juga memungkinkan kita untuk lebih memilih makanan yang sehat dan sesuai dengan kebutuhan. 

Bawa tempat minum hindari sampah botol. (Dokpri)
Bawa tempat minum hindari sampah botol. (Dokpri)

Peralatan makan sendiri, seperti tempat minum yang dapat diisi ulang, juga dapat mengurangi penggunaan kemasan botol plastik sekali pakai.

Selain itu, memanfaatkan fasilitas transportasi umum untuk mobilitas ke kantor adalah langkah yang sangat baik dan terpuji. Pengurangan jumlah kendaraan pribadi dapat mengurangi emisi karbon dan mempromosikan transportasi yang lebih ramah lingkungan.

Dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan ini di tempat kerja, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang berkelanjutan dan berkontribusi pada upaya menjaga lingkungan secara kolektif. 

Tak usah gengsi di tempat umum

Ketika berbicara tentang keberlanjutan lingkungan, coba kita kesampingkan dulu dan tidak ada tempat untuk rasa malu atau gengsi. Sebaliknya, coba lah menjadi pionir peduli lingkungan ketika berada di luar rumah, di tempat umum, atau saat berada di area ramai adalah langkah penting menuju gaya hidup peduli lingkungan berkelanjutan.

Tidak perlu malu membawa totebag saat berbelanja di pasar atau supermarket/minimarket, serta membawa tempat makan sendiri —misalnya sedotan stainless steel— dari rumah ketika dari rumah sudah merencanakan ke tempat makan. 

Tindakan sederhana seperti itu bukan hanya menunjukkan kesadaran terhadap lingkungan, tetapi juga dapat menjadi inspirasi bagi orang di sekitar untuk mengikuti langkah yang sama.

Tampak sampah dibuang sembarangan. Lokasi di salah satu halte busway. (Dokpri)
Tampak sampah dibuang sembarangan. Lokasi di salah satu halte busway. (Dokpri)

Membuang sampah pada tempatnya ketika mengunjungi taman, meskipun pengunjung lain atau orang di sekitar mungkin melakukan tindakan sebaliknya, adalah bukti nyata dari komitmen kita terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan. 

Terus ngapain juga kita malu untuk menggunakan transportasi umum? Selain ongkosnya murah, juga merupakan kontribusi positif dalam mengurangi emisi karbon atau polusi udara.

Kita bisa membangun gaya hidup berkelanjutan asalkan kita gampang merasa malu atau gengsi. Karena selama ini, tantangan terbesarnya adalah rasa gengsi atau stigma bahwa yang mengurusi sampah hanyalah para pemulung atau petugas kebersihan.

Di era media sosial seperti saat ini, kita bisa memanfaatkannya untuk menyebarkan semangat peduli lingkungan. Kita bisa kok kampanye peduli lingkungan hanya melalui hp masing-masing dan dapat menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita.

Jadilah pelopor perubahan, jadilah “duta lingkungan” menurut versi diri kita masing-masing. Dengan keyakinan dan konsistensi, kita dapat memotivasi orang lain untuk ikut berperan dalam mengupayakan lingkungan sustainable.

Biarkan semangat peduli lingkungan kita menjadi inspirasi bagi orang lain. Dengan langkah-langkah sederhana dan tanpa rasa malu dan gengsi untuk beraksi, kita dapat bersama-sama menciptakan perubahan positif untuk masa depan keberlanjutan dan kelestarian lingkungan. Aamiin..

***
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun