Keputusan untuk memberanikan diri mengambil kredit rumah bukanlah langkah yang diambil dengan “enteng”. Namun, hal ini mencerminkan tekad frugal living yang menjadi fondasi yang kokoh untuk mengelola pembayaran kredit, menghindari hutang yang berlebihan, dan menjaga keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan.
Pentingnya frugal living bagi seorang guru yang ingin memiliki rumah juga menciptakan peluang untuk mengajarkan nilai-nilai keuangan kepada generasi muda melalui praktik kesederhanaan dan kebijakan finansial yang diambil.
Dalam menghadapi uji nyali ini, guru tidak hanya menjadi pejuang pendidikan tetapi juga menjadi seorang pejuang finansial yang gigih.
Melalui penerapan prinsip frugal living, impian guru memiliki rumah tidak lagi terasa sebagai beban yang terlalu berat, asalkan mereka memilih untuk hidup hemat, bijak, dan penuh tekad. Insya Allah..
Pengalaman saya sebagai guru hidup sederhana terencana
Bagi seorang guru yang bercita-cita memiliki rumah, perjalanan menuju tujuan ini seringkali diwarnai dengan tantangan keuangan yang cukup berat.
Harus diakui, bahwa hampir semua guru pasti punya hutang. Akan tetapi mungkin hal itu wajar saja, apalagi bila berhutang untuk tujuan yang jelas dan bisa menjadi aset bagi guru.
Dengan menerapkan prinsip frugal living, langkah-langkah konkret bisa menjadi panduan untuk meraih impian tersebut.
Pertama, merencanakan pengeluaran dengan teliti.
Seorang guru harus terlebih dahulu memastikan bahwa setiap dana pengeluaran dari sumber penghasilan harus dapat dialokasikan untuk hal yang jelas.
Rencana pengeluaran ini tidak hanya mencakup kebutuhan sehari-hari, tetapi juga alokasi untuk tabungan/dana darurat dan pembayaran utang atau cicilan kredit.
Dengan memahami setiap aspek pengeluaran, guru dapat memastikan bahwa setiap langkah keuangannya memiliki arah yang jelas. Supaya tidak terjadi kekacauan di kemudian hari mengingat penghasilan yang sangat terbatas.