Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Frugal Living, Kunci Menata Keuangan Guru di Tengah Keterbatasan Finansial

27 Januari 2024   15:56 Diperbarui: 29 Januari 2024   08:00 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (UNSPLASH/TIERRA MALLORCA via Kompas.com)

Dalam menghadapi tantangan dan kebutuhan hidup yang kian membesar di masa kini, konsep frugal living atau gaya hidup hemat namun terencana dengan baik menjadi semakin relevan. 

Khususnya umat Islam memiliki landasan kuat untuk menerapkan prinsip ini yang sebenarnya sudah lama diajarkan dalam ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW telah menjadi teladan utama dalam menerapkan kehidupan sederhana dan hemat.

Pentingnya frugal living bukan sekadar sebuah tren keinginan untuk tampil kekinian, melainkan sebuah kewajiban dan tanggung jawab. Allah SWT dalam Al-Qur'an telah menegaskan nilai-nilai kesederhanaan dan tidak berlebih-lebihan.

Ini menjadi sebuah praktik yang tidak hanya bijak namun juga memiliki nilai-nilai spiritual yang tinggi.

Pada dasarnya, frugal living bukanlah sesuatu yang baru namun lebih sebagai pembaruan kesadaran terhadap praktik hidup yang sejalan dengan ajaran agama.

Salah satu aspek penting dari frugal living adalah kesadaran akan pengeluaran. Memahami perbedaan antara keinginan dan kebutuhan adalah langkah awal untuk mengembangkan kehidupan yang lebih hemat namun terencana.

Bagi siapapun, tanpa memandang pekerjaan atau jumlah penghasilan, sebenarnya bisa saja menerapkan frugal living. Hanya saja ini membutuhkan tekad, kemauan, dan komitmen untuk merubah pola pikir dan kebiasaan konsumtif yang berlebihan. 

Adapun praktik sehari-hari seperti membatasi pemakaian bahan makanan agar tidak terjadi pemborosan, mengelola utang dengan bijak, dan menyisihkan sebagian pendapatan untuk amal ataupun tabungan dapat menjadi langkah-langkah awal yang bernilai signifikan.

Nah, bagi banyak orang termasuk para guru yang seringkali berpenghasilan menengah ke bawah, menerapkan konsep frugal living bukan hanya menjadi pilihan bijak tetapi juga sebuah kebutuhan mendesak. 

Meskipun gaji guru sering kali beneran "pas-pasan," namun tekad untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti pangan, sandang, dan papan, tetap menjadi pendorong utama dalam menerapkan gaya hidup minimalis dan frugal living.

Pertanyaannya, sudah sejauh mana kita menerapkan konsep frugal living ini dalam kehidupan kita? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun