Pendidikan di Indonesia telah mengalami transformasi yang signifikan seiring berjalannya waktu. Perkembangan zaman menuntut adanya strategi dan konsep pembelajaran yang terdiferensiasi agar dapat menyesuaikan dengan dinamika masyarakat dan teknologi.Â
Salah satu tonggak penting dalam evolusi pendidikan Indonesia adalah kehadiran Kurikulum Merdeka, yang memberikan ruang lebih luas bagi pengembangan karakter melalui Profil Pelajar Pancasila dan Pembelajaran Berdiferensiasi.
Dulu, proses pembentukan karakter siswa mungkin terbatas pada metode pengajaran konvensional, seperti ceramah dari guru. Namun, era pendidikan masa kini menerapkan pendekatan yang jauh lebih inovatif dan menarik.Â
Terobosan terkini dalam pendidikan karakter tidak hanya terfokus pada ruang kelas, tetapi juga merambah ke luar kelas/sekolah seperti ilmu sosbud.
Salah satu contohnya adalah diadakannya nonton bersama di bioskop sebagai sarana untuk menayangkan film-film yang mendalami nilai-nilai pendidikan karakter.Â
Film-film ini dapat memberikan inspirasi dan pemahaman mendalam tentang kehidupan sehari-hari. Melalui media layar lebar ini, siswa dapat meresapi nilai-nilai moral dan etika dengan konsep yang menyenangkan.
Kurikulum Merdeka dengan fokus pada Profil Pelajar Pancasila, memberikan landasan yang kokoh untuk menciptakan generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berakhlak mulia.Â
Pembelajaran Berdiferensiasi sebagai bagian integral dari Kurikulum Merdeka juga memberikan ruang bagi setiap siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi/minat dan profilnya.Â
Inilah langkah progresif dalam merespons keberagaman individu dan memastikan bahwa setiap siswa dapat tumbuh menjadi pribadi yang unggul sekaligus berkarakter.
Pendidikan karakter yang diusung oleh Kurikulum Merdeka bukan hanya tanggung jawab guru di ruang kelas, tetapi juga melibatkan interaksi seperti dari orangtua.Â