Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Misteri "Post Holiday Blues" dan Eksplorasi Dampak Liburan pada Kesehatan Mental

4 Januari 2024   19:48 Diperbarui: 15 Januari 2024   10:21 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infrastruktur jalan untuk dukungan industri pariwisata dan kenyamanan perjalanan liburan. (foto Akbar Pitopang)

Setiap orang pasti pernah merasakan betapa sulitnya kembali ke rutinitas setelah menjalani masa liburan yang menyenangkan. 

Meskipun liburan memberikan kesempatan untuk melepaskan diri dari tekanan dan tuntutan sehari-hari, kembali kepada rutinitas pasca liburan bisa menjadi sebuah tantangan atau kesulitan tersendiri. 

Fenomena ini sering disebut sebagai "Post Holiday Blues," dimana banyak orang merasa enggan untuk kembali bekerja atau ke sekolah, seolah-olah terjebak dalam momen-momen indah masa libur. [Kompas.id]

Liburan memang memberikan waktu untuk "refresh" diri, tetapi melanjutkan aktivitas pasca liburan tidak boleh disepelekan. Karena melibatkan disiplin diri dan kemauan untuk kembali bekerja dengan semangat baru. 

Para pengidap Post Holiday Blues mungkin merasa sulit untuk menerima kembali realitas keseharian, namun hal ini merupakan bagian tak terhindarkan dari kehidupan yang harus dihadapi dengan lapang dada.

Oleh karena itu, penting untuk merencanakan transisi yang mulus dari masa liburan ke rutinitas sehari-hari yang telah menanti. 

Mengatasi Post Holiday Blues juga melibatkan refleksi positif terhadap manfaat yang diperoleh dari liburan. 

Liburan memberikan kesempatan untuk meresapi momen-momen indah dan menyegarkan pikiran (healing). Makanya itu layak menjadi dorongan motivasi untuk kembali bekerja atau ke sekolah dengan semangat baru.

Saat liburan kemarin, saya dan rekan guru tetap harus "buka laptop" untuk menyelesaikan SKP online via e-Kinerja. Maka berkomunikasi dan bekerjasama dengan rekan kerja dapat membantu mengurangi kecemasan dan tekanan yang muncul saat itu hingga pasca liburan. 

Menjalin hubungan yang positif di lingkungan kerja atau pendidikan dapat menjadi pendorong semangat yang kuat untuk kembali ke rutinitas. Meskipun ada tugas-tugas yang belum terselesaikan dengan baik, namun itu semua akan selalu dihadapi dengan senang hati.

Kesadaran bahwa rutinitas sehari-hari adalah bagian yang takkan terpisahkan dari perjalanan hidup dan pencapaian tujuan juga dapat membantu mengatasi Post Holiday Blues. 

Karena gak mungkin kita pengennya liburan terus, senang-senang terus ya kan.. Life must go on dengan kembali bekerja dan mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Sementara itu, dengan melihat rutinitas sebagai peluang untuk pertumbuhan dan profesionalisme maka akan membuka peluang menuju pencapaian masa depan yang lebih cerah.

Dengan memahami dan mengatasi Post Holiday Blues, kita dapat melihat kembali ke rutinitas dengan semangat dan penuh antusiasme.

Jalan putus karena longsor di lintas Sumbar-Riau pada musim libur Nataru 2024 yang lalu. (dok. istimewa, dimuat riauakses.com)
Jalan putus karena longsor di lintas Sumbar-Riau pada musim libur Nataru 2024 yang lalu. (dok. istimewa, dimuat riauakses.com)

Musim liburan dan potensi Post Holiday Blues di jalur lintas Sumbar-Riau

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya Post Holiday Blues memang beragam, dan salah satu penyebab utamanya dapat berasal dari pengalaman liburan yang kurang memuaskan.

Beberapa orang mungkin menghadapi tekanan karena waktu liburan yang singkat, ditemani oleh bayang-bayang tugas yang menumpuk di pikiran mereka. Kondisi ini bisa menciptakan ketegangan dan kecemasan.

Selain itu, beberapa orang mungkin merasa bingung atau kehilangan arah setelah liburan selesai. Tidak adanya rencana atau tujuan yang jelas setelah masa cuti bisa membuat seseorang kehilangan motivasi untuk kembali beraktivitas.

Namun, aspek lain yang dapat memperburuk fenomena ini adalah pengalaman liburan yang tidak dapat dinikmati sepenuhnya. 

Terkadang, cuaca ekstrem dapat menjadi gangguan besar yang mengubah suasana liburan yang seharusnya menyenangkan menjadi pengalaman yang mengecewakan. 

Sebagai contoh, masa libur sekolah yang berbarengan dengan libur Nataru terganggu oleh cuaca buruk, seperti hujan deras, banjir hingga longsor. 

Fenomena alam ini dapat membatasi pilihan kegiatan liburan, bahkan membatalkan rencana berlibur hingga akhirnya membuat orang merasa kecewa.

Nah, libur Nataru 2024 kemarin menjadi pengalaman yang cukup berkesan ---"mengecewakan"--- bagi para wisatawan asal Riau yang merencanakan liburan ke Sumatera Barat. 

Rencana liburan yang semula penuh harapan akhirnya pupus oleh kondisi jalan lintas provinsi yang terputus akibat banjir, longsor, dan bahkan jalan yang ambles. 

Pada akhirnya, banyak wisatawan yang harus menghadapi keputusan sulit, apakah tetap melanjutkan perjalanan dengan risiko terjebak dalam kemacetan yang panjang dan melelahkan, atau memutuskan untuk mengurungkan niat liburan ke Sumbar.

Pada hari terakhir libur, tepatnya tanggal 1 Januari 2024, saya melihat kondisi jalanan yang sepi menjadi gambaran nyata dari dampak situasi darurat tersebut. 

Jalan lintas maupun tol yang biasanya dipadati kendaraan pada hari terakhir libur justru tampak sepi tanpa antrian panjang kendaraan. 

Volume kendaraan yang berkurang menciptakan suasana yang berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pengalaman ini, meskipun telah disadari sebagai fenomena alam dan atau sudah menjadi kehendak Allah SWT, akan tetapi tetap saja dapat menjadi pemicu terjadinya Post Holiday Blues. 

Para wisatawan yang semula bersemangat untuk menikmati liburan akhir tahun akhirnya harus menghadapi kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan. 

Keputusan untuk mengurungkan niat liburan dapat membawa perasaan kecewa dan frustasi, terutama jika mereka telah menantikan momen tersebut sejak jauh-jauh hari.

Meski begitu, situasi darurat seperti ini juga mengajarkan kita untuk bersikap fleksibel dan menghadapi ketidakpastian dengan kepala dingin. Di tengah kondisi yang sulit, mungkin ada pelajaran berharga tentang kesabaran dan kemampuan untuk menanggapi perubahan rencana dengan bijak. 

Dalam menghadapi Post Holiday Blues yang disebabkan oleh faktor cuaca, meskipun rencana liburan mungkin terganggu, tetap ada peluang untuk menikmati momen-momen berharga dengan mengeksplorasi kegiatan indoor yang menarik. 

Dengan memahami berbagai faktor penyebab Post Holiday Blues, kita dapat lebih siap menghadapi tantangan pasca liburan. 

Bila kita mengambil langkah-langkah proaktif seperti merencanakan liburan dengan bijak dan bersiap mengatasi kendala yang mungkin muncul, dapat membantu meminimalkan dampaknya dan kita kembali ke rutinitas dengan semangat lagi.

Semoga pengalaman liburan pada edisi Nataru kemarin, tidak hanya meninggalkan kesan negatif, tetapi juga menguatkan semangat untuk tetap berpetualang pada momen liburan yang akan datang meski dihadapkan pada tantangan tak terduga.

Infrastruktur jalan untuk dukungan industri pariwisata dan kenyamanan perjalanan liburan. (foto Akbar Pitopang)
Infrastruktur jalan untuk dukungan industri pariwisata dan kenyamanan perjalanan liburan. (foto Akbar Pitopang)

Solusi jangka panjang menuju kenyamanan liburan hindari Post Holiday Blues

Rencana liburan yang telah dipersiapkan dengan matang seringkali menjadi impian banyak orang untuk segera mewujudkannya. 

Meskipun dalam perjalanan seringkali terjebak dalam kemacetan, konsekuensi tersebut dianggap sebagai harga yang patut dibayar demi menikmati suasana liburan di lokasi atau spot wisata yang telah dinantikan. 

Namun, ketika segala rencana tersebut gagal, dampaknya bukan hanya pada perjalanan fisik, tetapi juga pada kesehatan mental yang dapat menjadi penyebab terjadinya Post Holiday Blues.

Perasaan frustasi dan kecewa karena rencana liburan yang terhambat oleh kemacetan atau gangguan pada infrastruktur jalan dapat menimbulkan potensi terjadinya Post Holiday Blues. 

Keinginan untuk mendapatkan perpanjangan waktu libur tentu hanya akan bertabrakan dengan kenyataan jadwal masuk sekolah atau masuk kantor yang telah ditentukan. 

Oleh karena itu, penting untuk mencari solusi yang dapat mengurangi potensi terjadinya dampak negatif ini.

Salah satu solusi yang dapat diusulkan adalah perhatian lebih dari pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur jalan yang memadai. 

Bagi masyarakat yang menetap di pulau Jawa misalnya, jalan tol dapat menjadi alternatif yang efektif untuk menghindari kemacetan dan penumpukan kendaraan. Infrastruktur yang baik tidak hanya memperlancar perjalanan, tetapi juga dapat menjadi solusi ketika jalan lintas mengalami gangguan.

Belajar dari pengalaman, perhatian terhadap kondisi jalan lintas Sumbar-Riau yang sering mengalami kerusakan dan menghambat perjalanan liburan menunjukkan bahwa pembangunan jalan Tol Padang-Pekanbaru, menjadi kebutuhan yang tak boleh dielakkan lagi. 

Jalan tol Padang-Pekanbaru yang sedianya menjadi sirip Tol Trans Sumatera sebenarnya dapat menjadi solusi untuk meningkatkan konektivitas antar provinsi, meminimalkan gangguan perjalanan dan logistik, dan mengoptimalkan potensi pariwisata berkelanjutan.

Dibutuhkan keseriusan dan perhatian lebih untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur jalan tol Padang-Pekanbaru ini, yang diharapkan dapat menciptakan situasi dimana liburan tetap berlanjut bahkan dalam situasi cuaca yang sulit sekalipun. Pembangunan jalan tol yang memadai tidak hanya membuka peluang untuk mengeksplorasi lebih banyak destinasi wisata, tetapi juga dapat menekan potensi terjadinya Post Holiday Blues, sehingga setiap perjalanan liburan dapat menjadi pengalaman yang positif dan memuaskan.

Bila masyarakat dapat bepergian ke lokasi wisata dan menikmati masa liburan dengan baik, tentu saja hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas yang membawa kemajuan untuk daerahnya atau bahkan untuk negara ini.

Biarlah, liburan kali ini mungkin telah berakhir. Life must go on dengan melangkah ke masa depan dengan penuh semangat adalah langkah menuju keberhasilan dan pencapaian impian.

Semoga masa liburan yang akan datang dapat berjalan mulus dan lancar jaya. Supaya kita bebas dari potensi Post Holiday Blues..

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun