Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Produk Berkelanjutan Tak Melulu tentang Harga, Lalu Apa?

20 Desember 2023   06:52 Diperbarui: 20 Desember 2023   11:44 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dekan FSRD IKJ dalam pembukaan Cikini Fashion Festival (CiFFest) 2023 (12/11/2023) yang mengusung fashion enviromental. (DOK. IKJ via Kompas.com)

Salah satu upaya adalah melalui program-program seperti Adiwiyata, dimana sekolah berfokus pada kegiatan yang bertujuan membangun kesadaran terhadap kelestarian alam dan lingkungan. 

Aktivitas seperti belajar memproduksi barang dari bahan daur ulang menjadi langkah konkrit dalam melibatkan siswa maupun warga sekolah secara langsung. 

Dengan demikian, warga sekolah tidak hanya belajar tentang isu keberlanjutan, tetapi juga terlibat dalam praktek nyata yang mendukung pola pemakaian barang berkelanjutan.

Penerapan Kurikulum Merdeka juga membawa angin segar dalam upaya mendidik generasi masa depan yang peduli akan isu ini. Materi pembelajaran dan tema P5 di tingkat SD diantaranya berfokus pada konsep "Gaya Hidup Berkelanjutan" menjadi dasar pembentukan pola pikir anak-anak tentang keberlanjutan. 

Dengan mendidik generasi ini sejak dini tentang pentingnya gaya hidup berkelanjutan, diharapkan mereka tumbuh menjadi individu yang lebih sadar akan dampak lingkungan atas setiap pilihan atau keputusan yang diambil.

Upaya yang dilakukan di ranah pendidikan dapat membawa perubahan yang mendorong kesadaran serta perubahan pola etika konsumsi. 

Pendidikan berwawasan lingkungan di sekolah menciptakan dasar yang kokoh untuk memahami nilai-nilai berkelanjutan. 

Dengan semangat berkelanjutan yang tumbuh di kalangan generasi muda, masalah harga tidak lagi menjadi penghalang yang tak mampu diatasi. 

Melalui pendidikan, kita membentuk bukan hanya konsumen cerdas tetapi juga pionir perubahan yang memandang keberlanjutan sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Satu lagi, kebiasaan memanfaatkan produk berkelanjutan adalah bagian dari upaya mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan di seluruh dunia. 

SDGs adalah serangkaian tujuan global yang dirumuskan untuk mengatasi berbagai tantangan global, termasuk kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, dan degradasi lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun