Mengarungi lautan rumah tangga memang bukan perjalanan yang mudah, tetapi dengan memahami batasan-batasan yang ada, kita dapat menciptakan bahtera rumah tangga yang kokoh dan mampu melawan gelombang kehidupan.Â
Hidup berumah tangga tak hanya tentang merayakan kebahagiaan, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga dan memperkuat hubungan di tengah liku-liku kehidupan seperti di era modern dan era digital seperti saat ini.
Ketika kita mengetahui bahwa permasalahan dalam pernikahan dapat berkembang menjadi KDRT, langkah-langkah preventif dan intervensi memang sangat-sangat diperlukan.Â
Pendidikan dasar mengenai komunikasi yang efektif, manajemen stres, dan keterampilan penyelesaian konflik (problem solving) menjadi kunci untuk membangun fondasi yang kuat dalam rumah tangga.Â
Dalam upaya mencegah KDRT, penting juga untuk menciptakan ruang yang mengakomodasi pasangan untuk dapat saling mendukung dan memahami kelebihan dan kekurangan satu sama lain.
Sebelum menikah, penting untuk membangun pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai, tujuan, dan harapan bersama yang nantinya ingin diwujudkan bersama calon pasangan hidup.Â
Setelah menikah, fase ini menjadi momen penerapan nilai-nilai dan keterampilan yang telah dibangun sebelumnya. Komunikasi terbuka dan saling pengertian menjadi kunci dalam membangun fondasi kebahagiaan.Â
Kesadaran dan pemahaman mengenai tanda-tanda awal KDRT, baik fisik maupun non-fisik, menjadi langkah untuk menanggulangi masalah tersebut.Â
Bagian integral dari mitigasi pencegahan KDRT adalah tentang kita semua yang memiliki tanggung jawab untuk memahami dan mengimplementasikan upaya pencegahan KDRT di setiap fase kehidupan rumah tangga.Â
Dengan demikian, kita dapat menerjemahkan setiap badai masalah dalam pernikahan dapat dihadapi dengan bijak, dan keluarga dapat menjadi tempat yang aman, bahagia, dan penuh cinta. Aamiin..
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==