Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi Kemanusiaan untuk Palestina Mendidik Solidaritas Generasi Muda Indonesia

10 November 2023   11:31 Diperbarui: 10 November 2023   11:40 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berdonasi untuk para korban di Palestina. (foto Akbar Pitopang)

Dunia hari ini tengah terpaku pada konflik yang tak kunjung usai antara Palestina dan Israel. Meskipun berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, kedua belah pihak belum menemukan titik temu yang membawa kedamaian. 

Namun, di tengah sorotan itu tampaknya pemahaman masyarakat dan netizen tentang konflik ini masih kabur akibat minimnya literasi sejarah.

Konflik ini lebih dari sekadar retorika dan perdebatan, karena ini tentang hidup dan kemanusiaan. Saat ini, Palestina berada dalam kondisi terjajah, terjebak dalam siklus kekerasan yang mengakibatkan penderitaan, pembunuhan, dan ketidakadilan yang menyasar warga sipil, terutama anak-anak dan perempuan. 

Bahkan, istilah genosida terdengar semakin menguat berdasarkan fenomena dan fakta pada kekejaman yang terjadi.

Sebagai makhluk yang sempurna diciptakan oleh Allah SWT  dari segi akal dan perasaan yang seharusnya dipenuhi dengan rasa empati dan kepedulian terhadap kemanusiaan, penting bagi kita untuk memahami bahwa Palestina hari ini menjadi korban dari serentetan kebiadaban yang dilakukan oleh Israel dan sekutunya. 

Ini bukan lagi soal politik atau agama, melainkan soal rasa kemanusiaan. Mengutuk kekejaman israel adalah sebuah panggilan kemanusiaan.

Terkadang, tidaklah cukup hanya berdebat tanpa tindakan nyata. Solidaritas kemanusiaan perlu dikedepankan, diperlihatkan melalui upaya konkret untuk memberikan dukungan bagi Palestina dan bagi seluruh dunia yang membutuhkan. 

Dalam hal ini, literasi kemanusiaan menjadi kunci. Memahami sejarah, akar masalah, dan dampaknya pada kemanusiaan merupakan langkah penting dalam membentuk kesadaran dan kepekaan sosial kolektif.

Mari kita bersatu, tidak hanya sebagai kelompok masyarakat, tetapi sebagai warga dunia, untuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan perdamaian. 

Solidaritas bukan hanya sebuah kata, tetapi aksi nyata yang perlu kita wujudkan demi masa depan yang lebih baik bagi seluruh umat manusia.

Pada alinea keempat dari Undang-Undang Dasar 1945, "...ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial". 

Menegaskan komitmen Indonesia dan kita sebagai WNI untuk berpartisipasi dalam menjaga ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 

Dalam hal terkait dengan konflik di Palestina yang mengalami genosida, setiap individu, tanpa memandang latar belakangnya, memiliki tanggung jawab kemanusiaan untuk peduli terhadap penderitaan korban disana.

Menjadi manusia yang peduli terhadap nasib korban genosida di Palestina sejalan dengan semangat kemanusiaan yang terpatri dalam nilai-nilai UUD 1945. Ini panggilan moral bagi setiap individu untuk menunjukkan empati, mendukung, dan memperjuangkan perdamaian serta keadilan bagi mereka yang terkena dampak konflik.

Mengimplementasikan semangat kemanusiaan ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari memberikan dukungan moral, menyebarkan informasi yang benar, hingga menggalang bantuan kemanusiaan bagi korban di Palestina. 

Jangan hanya menjadi penonton atau pengamat, tetapi jadilah agen perubahan dengan memberikan dukungan nyata.

Tentang edaran Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru membangun rasa kepedulian dalam amanat UUD 1945. (koleksi Akbar Pitopang)
Tentang edaran Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru membangun rasa kepedulian dalam amanat UUD 1945. (koleksi Akbar Pitopang)

Jati diri peduli kemanusiaan amanat UUD 1945

Di dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tertuang amanat yang tak terbantahkan, menggarisbawahi urgensi terwujudnya perdamaian bagi seluruh alam. 

Yang menekankan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan menuntut penghapusan penjajahan diatas dunia, karena itu bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, menjadi landasan moral bagi kita sebagai warga negara Indonesia.

Tanggung jawab kita meliputi upaya pencegahan terjadinya konflik sekecil apapun, demi terciptanya rasa persatuan dan kesatuan bagi seluruh rakyat di NKRI. Setiap langkah kecil dalam mencegah konflik adalah kontribusi nyata dalam menjaga keutuhan dan kedamaian bangsa.

Saat ini, isu kemanusiaan, penjajahan, dan genosida terhadap bangsa Palestina, memanggil kita untuk menjalankan misi kemanusiaan dan perdamaian. 

Sebagai warga negara Indonesia, kita memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi suara yang membawa misi perdamaian secara global. Melalui nilai-nilai luhur bangsa, seperti persatuan dan kerukunan, kita memiliki kesempatan untuk menegakkan perdamaian di tengah gejolak dunia saat ini.

Dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika, kita memahami bahwa keberagaman adalah kekayaan. Dari Sabang hingga Merauke, perbedaan adalah kekuatan yang mempersatukan, bukan memecah belah. 

Peran kita bersama dalam misi kemanusiaan dan perdamaian bukanlah sekadar aksi simbolis, tetapi sebuah komitmen kuat untuk menjaga keharmonisan dan kedamaian dunia.

Berdonasi untuk para korban di Palestina. (foto Akbar Pitopang)
Berdonasi untuk para korban di Palestina. (foto Akbar Pitopang)

Literasi dan donasi, mendorong rasa kepedulian siswa di sekolah

Mengedukasi masyarakat, khususnya generasi muda, merupakan salah satu langkah konkrit dalam menanamkan rasa cinta terhadap perdamaian dan kepedulian terhadap kemanusiaan. 

Inisiatif yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru merupakan contoh nyata bagaimana upaya edukasi dapat dilakukan di berbagai tingkatan, mulai dari lingkungan keluarga hingga lingkungan pendidikan.

Langkah pertama yang dilakukan adalah memberikan pemahaman sejak dini di lingkungan keluarga. Pendidikan nilai-nilai kemanusiaan, solidaritas, dan pentingnya perdamaian dapat dimulai dari rumah, sebagai pondasi utama pendidikan karakter anak.

Selanjutnya, lingkungan pendidikan seperti sekolah juga sangat memegang peran penting dalam membentuk pemahaman yang lebih luas dan mendalam. Dengan menyelaraskan kegiatan edukatif dalam kurikulum, seperti yang dilakukan pada Hari Literasi di sekola. 

Dimana materi tentang literasi kemanusiaan disampaikan kepada seluruh siswa, melalui video dan materi edukasi, memberikan wawasan yang lebih konkret tentang konflik di Palestina dan dampaknya terhadap kemanusiaan.

Tindakan konkret, seperti menggalang kegiatan donasi, merupakan langkah nyata dalam mendorong partisipasi aktif, tidak hanya dari siswa tetapi juga dari guru dan staf kependidikan dalam membantu korban konflik di Palestina. 

Dengan berbagai langkah edukasi dan kegiatan nyata, seperti penggalangan donasi, kita mendorong generasi muda untuk tidak hanya belajar tentang konflik, tetapi juga menjadi bagian dari solusi dengan memberikan bantuan bagi korban. 

Hal ini merupakan cikal bakal dalam membentuk manusia-manusia yang peka terhadap potensi konflik. Supaya generasi muda kita bisa lebih aktif mencegah serta menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian, kemanusiaan, hidup tanpa kekerasan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.

Membangun generasi muda yang mencintai semangat kebersamaan dan keragaman. (foto Akbar Pitopang)
Membangun generasi muda yang mencintai semangat kebersamaan dan keragaman. (foto Akbar Pitopang)

Cita-cita membangun pemuda Indonesia cinta perdamaian

Dalam momen-momen penting bang Indonesia seperti peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan, kita diingatkan akan perjuangan, pengorbanan, dan semangat yang menginspirasi kita untuk mencapai hidup kemerdekaan. 

Sebagai bangsa Indonesia, pesan dari masa lalu tersebut mempertajam fokus kita pada upaya mewujudkan kedamaian abadi dan persatuan, bukan hanya bagi Indonesia tetapi juga bagi seluruh dunia.

Dari kisah penjajahan yang dialami oleh para pahlawan kita, kita memahami betapa pahitnya pengalaman itu dan betapa besar pengorbanan yang mereka lakukan untuk membela kedaulatan dan kemerdekaan bangsa. 

Tanggung jawab mulia itu kini harus kita teruskan pada generasi pemuda-pemudi Indonesia. Kita memiliki amanat untuk menjaga kerukunan, solidaritas, toleransi, serta mewujudkan kehidupan yang bebas dari kekerasan, bullying, dan segala bentuk penindasan.

Pemuda-pemudi hari ini, dengan akses informasi dan pendidikan yang lebih luas memiliki peran krusial dalam membangun masyarakat yang inklusif dan damai. 

Perbedaan suku, agama, ras, dan budaya harus menjadi kekuatan, bukan perpecahan. Semangat kebersamaan dalam keberagaman yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia harus senantiasa dijaga.

Pentingnya memahami sejarah bukan sekadar untuk mengenang masa lalu, tetapi juga sebagai panduan untuk melangkah ke masa depan yang lebih baik. 

Pesan perdamaian, persatuan, dan semangat perjuangan para pahlawan harus menjadi landasan bagi tindakan kita sehari-hari. Menciptakan lingkungan yang aman, penuh toleransi, dan hormat terhadap satu sama lain.

Dalam semangat peringatan Hari Pahlawan, mari kita sambut masa depan dengan tekad kuat untuk menjaga warisan para pahlawan. 

Bersama-sama, mari kita bangun bangsa yang damai, harmonis, serta memberikan contoh bagi dunia bahwa perdamaian bukanlah sekadar impian, melainkan tujuan yang dapat diwujudkan jika kita bersatu dan bertindak bersama. 

Peringatan ini menjadi panggilan untuk generasi masa kini dan mendatang agar terus-menerus menjaga kebersamaan, menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, dan mewujudkan dunia yang damai. Insya Allah..

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun