Dunia pendidikan saat ini telah menjadi semakin terkait erat dengan teknologi. Terutama ketika pandemi memaksa penggunaan gadget dan atau ponsel pintar menjadi perangkat penunjang dalam mendukung pembelajaran jarak jauh.Â
Selama hampir dua tahun pandemi, anak-anak telah menjadi semakin akrab dengan teknologi, yang menjadi teman setia mereka dalam proses belajar.Â
Namun, ketika pandemi berakhir, muncul pertanyaan apakah penggunaan gadget oleh anak-anak masih dapat dibenarkan (baca: dimaklumi)?
Pada masa pandemi, penggunaan gadget menjadi wajar karena memungkinkan anak-anak mengakses materi pembelajaran dan berinteraksi dengan guru meski berada di rumah.Â
Situasi ini memang memaklumi penggunaan gadget sebagai alat pendukung pembelajaran. Namun, setelah pandemi berakhir, muncul kekhawatiran tentang bagaimana anak-anak menggunakan gadget ini.Â
Banyak di antara anak-anak yang kini cenderung lebih menggunakan gadget untuk hiburan atau mengakses konten-konten yang ternyata tidak relevan dengan pendidikan.
Kita telah memahami bahwa teknologi adalah bagian tak terpisahkan dari masa depan pendidikan. Namun, kita harus tetap berfokus pada penggunaannya yang bijak, mengutamakan pendidikan atau proses edukasi yang positif.Â
Pasca pandemi, peran orangtua dalam membimbing anak-anak tentang penggunaan gadget yang sehat dan seimbang akan menjadi semakin penting.
Orangtua, yang mungkin tidak terlalu akrab dengan teknologi, seringkali kesulitan dalam mengelola penggunaan gadget oleh anak-anak. Kebingungan orangtua dalam mengawasi dan membatasi penggunaan gadget dapat berdampak negatif pada perkembangan anak.Â
Oleh karena itu, perlu ada pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana gadget seharusnya digunakan oleh anak-anak dalam situasi seperti saat ini pasca pandemi.