Mobilitas masyarakat yang terkonsentrasi di kawasan perkotaan semakin menjadikan moda transportasi umum sebagai pilihan utama bagi banyak individu.Â
Alasan-alasan yang melatarbelakangi kecenderungan ini mungkin beragam, di antaranya efisiensi waktu, kepedulian lingkungan, atau biaya yang lebih terjangkau menjadi beberapa faktor yang mendorong penggunaan transportasi umum.Â
Namun, dalam fenomena tersebut kita tidak bisa mengabaikan pengaruh yang dihasilkan terhadap pola karakter masyarakat pengguna transportasi umum.
Belakangan viral potongan video perkelahian antar penumpang KRL telah menyoroti sisi gelap dari kepadatan dan tekanan yang dialami oleh pengguna transportasi umum di perkotaan.Â
Sangat memalukan dan miris untuk menyaksikan momen-momen seperti ini, terutama karena insiden-insiden semacam ini jarang terjadi di negara-negara dengan sistem transportasi umum yang terorganisir dengan baik.
Ketika video insiden tersebut menjadi viral, itu menyoroti adanya permasalahan mendasar yang harus segera diselesaikan. Seperti adanya kesenjangan dalam standar pelayanan, penerapan aturan, dan tata kelola transportasi umum telah menjadi cibiran.Â
Insiden perkelahian di dalam KRL membuka jendela fakta mengenai kelemahan sistem dan regulasi, ketidakmampuan dalam menangani konflik di transportasi umum, dan kurangnya pengawasan terhadap keamanan.
Untuk menyelesaikan permasalahan ini, diperlukan upaya bersama dari pemerintah, operator transportasi umum, dan masyarakat itu sendiri.Â
Perlu ditingkatkan kepekaan dan kesadaran akan etika transportasi umum dan penegakan aturan dengan tegas juga penting untuk menciptakan situasi yang lebih aman dan kondusif.
Masih minimnya kesadaran pengguna transportasi umum yang baik dan benar
Ribut-ribut antar penumpang di transportasi umum mencerminkan kurangnya kontrol diri dan emosi.Â