Kompasiana telah mengajarkan kita semua bahwa menulis adalah semacam alat yang memiliki kekuatan untuk mengubah dunia for a better life, sejak satu kata hingga lengkap menjadi satu artikel secara utuh.
Kompasiana, menulis, dan belajar bersama
Para Kompasianer (sebutan bagi blogger/penulis di Kompasiana) punya beberapa hal yang perlu diangkat ke permukaan dari apa-apa yang diperoleh dan dirasakan selama bergabung di Kompasiana.Â
Awal bergabung di Kompasiana, semua Kompasianer mungkin bukanlah siapa-siapa. Kita semua hadir untuk belajar, menuliskan apa yang perlu diceritakan kepada dunia, dan memberikan inspirasi untuk sama-sama belajar: let inspired to inspiring.Â
Telah terjadi simbiosis mutualisme yang terjadi antara Kompasiana dan penulis. Kompasiana dan penulisnya sama-sama berkontribusi satu sama lain.
Kompasiana menjadi wadah untuk mengaktualisasikan diri. Kita telah membaca dan menyimak artikel yang begitu bermanfaat dan membuka wawasan dari para Kompasianer yang pakar dan ahli di bidang keilmuan tertentu.
Juga, Kompasiana mampu bertahan selama 15 tahun ini karena menerapkan prinsip saling membutuhkan satu sama lain, belajar saling melengkapi antara Kompasiana dan penulisnya.
Jangan menuntut apa yang bisa diberikan Kompasiana kepada kita, tapi apa yang sudah kita berikan pada Kompasiana. Karena Kompasiana sudah memberikan kesempatan bagi kita untuk belajar sepuasnya.
Bila kita memberikan yang terbaik dan selalu berusaha mentransformasi diri, maka kita akan memperoleh pencapaian yang terbaik pula.
Tidak ada yang sia-sia di Kompasiana ini bila kita niatkan untuk belajar. Bahwa pilihan yang kita buat untuk belajar menulis di platform ini akan sangat mempengaruhi hasil yang akan kita capai.Â
Sejalan dengan upaya itu, seorang Kompasianer akan terus fokus belajar pada proses pengembangan tulisannya sehingga layak diberi label berkualitas atau bermutu di mata para pembacanya.