Sebagaimana yang kita ketahui dan kita rasakan bahwa saat ini kita tengah berada di puncak musim kemarau yang berbarengan dengan adanya fenomena El Nino.
Musim kemarau yang saat ini melanda daerah Provinsi Riau, terutama Kota Pekanbaru, menjadi perhatian serius.Â
Dampaknya sangat terasa, yakni dengan adanya kekeringan lahan yang semakin parah, sumber mata air yang menipis, dan suhu udara yang terus meningkat yang mempengaruhi kualitas udara tentunya.Â
Namun, yang mungkin paling dikhawatirkan adalah terjadinya aktivasi titik-titik api di lahan gambut yang kering, yang seringkali berujung kepada fenomena kebakaran hutan.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tak hanya mengancam keberlangsungan alam, tetapi juga berdampak buruk pada kesehatan dan kehidupan warga setempat.Â
Kabut asap tebal yang disebabkan oleh kebakaran hutan telah menyebar luas, meliputi kawasan kota dan pemukiman penduduk. Meskipun saat ini jumlah atau kadar kabut asap belum terlalu signifikan, namun kekhawatiran akan memburuknya situasi karena asap jelas bukan tanpa alasan.
Oleh karena itu, aksi cepat tanggap dan koordinasi yang efektif sangatlah penting dalam mengatasi situasi asap saat ini.Â
Perlindungan kesehatan warga dan pemulihan kelangsungan kehidupan sehari-hari yang berjalan normal harus menjadi prioritas utama.Â
Upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan juga harus ditingkatkan untuk menghindari kerugian lebih lanjut.Â
Saat ini, seluruh masyarakat, pemerintah, dan stakeholder/pihak-pihak terkait harus bersatu untuk menghadapi tantangan serius ini supaya bencana asap tidak kembali membawa kerugian bagi warga di Provinsi Riau.
Himbauan dari Pemerintah setempat menanggapi kondisi asap saat ini
Melalui pantauan saya sendiri, bahwa upaya rekayasa cuaca yang terlihat melalui helikopter di langit Kota Pekanbaru memberikan sedikit harapan di tengah musim kemarau yang penuh tantangan ini.Â
Langkah-langkah tersebut sebenarnya telah dijalankan jauh sebelum kabut asap mencapai tingkat mengkhawatirkan seperti saat ini berdasarkan data ISPU yang mengkategorikan "tidak sehat".Â
Ingatlah, Provinsi Riau pernah diselimuti oleh bencana kabut asap yang parah terakhir pada tahun 2019 yang lalu. ketika saat itu seluruh kota tenggelam dalam lapisan asap tebal dan jarak pandang menjadi sangat terbatas. Kehidupan sehari-hari masyarakat pun lumpuh.
Sedangkan di tahun-tahun berikutnya, yakni 2020 hingga 2022, memberikan sedikit napas lega dari ancaman kabut asap, karena pandemi Covid-19 yang memberlakukan pembatasan aktivitas warga.Â
Hal itu memungkinkan petugas untuk lebih efektif dalam memantau aktivitas warga yang membuka lahan dengan cara dibakar, yang seringkali menjadi pemicu utama kebakaran hutan di Provinsi Riau.
Nah, kini di tahun 2023 tampaknya kabut asap kembali mengancam. Kali ini dampaknya tidak dapat dihindari. Kondisi udara yang sangat panas yang juga dipengaruhi oleh efek El Nino, menjadi faktor penyebabnya.Â
Sebagai respons atas ancaman ini, pemerintah setempat melalui PJ Walikota Pekanbaru telah mengeluarkan surat edaran yang menghimbau kepada warga untuk bijak dalam menyikapi situasi kabut asap yang semakin meluas.
Pihak pemerintah memberikan alarm bagi seluruh masyarakat untuk bersatu dan mengambil tindakan bersama dalam menghadapi ancaman ini.Â
Rekayasa cuaca dan upaya pemantauan kondisi asap adalah langkah yang penting. Akan tetapi, kesadaran dan kepatuhan warga dalam menjalankan praktik-praktik yang ramah lingkungan juga sangat krusial di tengah kebiasaan membakar sampah yang masih marak terjadi.Â
Hanya dengan kolaborasi yang kompak antara pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya maka dapat menjaga Provinsi Riau dari ancaman kabut asap yang mengintai ini.Â
Selain itu, perlu dipertimbangkan langkah-langkah antisipasi jangka panjang untuk mengatasi akar masalah seperti pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan upaya mitigasi perubahan iklim.Â
Semua ini adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan untuk semua warga Provinsi Riau dan daerah-daerah tetangganya.
Kegiatan belajar-mengajar kembali wajib menggunakan maskerÂ
Salah satu kelompok yang paling rentan dalam kondisi seperti ini adalah anak-anak. Mereka rentan terhadap masalah pernapasan dan gangguan kesehatan lainnya akibat paparan kabut asap yang berbahaya.Â
Selain itu, tentunya tidak hanya anak-anak atau siswa yang akan merasakan dampak negatif dari adanya kabut asap ini.Â
Saya sendiri pada beberapa hari belakangan ini juga telah merasakan sesuatu yang membuat kurang nyaman pada bagian tenggorokan, juga sempat mengalami hidung berair meskipun sedang tidak flu sama sekali.
Untuk itu pula Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru sudah mengeluarkan pemberitahuan kepada sekolah-sekolah tentang pembatasan aktivitas belajar di luar kelas, serta mewajibkan warga sekolah untuk memakai masker.
Sektor pendidikan akan sangat terdampak dengan bukti kegiatan belajar mengajar yang seringkali terganggu atau bahkan dihentikan sementara akibat kondisi udara yang berbahaya.
Kabut asap ini memiliki dampak negatif terhadap kesehatan anak-anak, dengan meningkatnya risiko masalah pernapasan dan gangguan kesehatan lainnya.Â
Dalam kondisi seperti ini, perlu tindakan cepat dan koordinasi yang kuat untuk mengatasi dampak serius yang ditimbulkan asap, guna melindungi kesehatan siswa dan menjaga kelangsungan pendidikan anak-anak di daerah terdampak asap.
Kegiatan belajar di luar kelas dibatasi sementara
Situasi kabut asap yang semakin memburuk di Kota Pekanbaru telah berdampak pada kehidupan sektor pendidikan.Â
Di sekolah-sekolah, pagi yang biasanya dimulai dengan aktivitas berkumpul dan berbaris di halaman sebelum masuk ke kelas, kini terpaksa ditiadakan. Kabut asap yang tebal membuat udara menjadi tidak sehat untuk kegiatan di luar ruangan.
Tidak hanya itu, kegiatan olahraga dan senam pagi yang biasanya menjadi bagian penting di sekolah  juga harus dialihkan ke dalam kelas.Â
Bukan hanya dampak fisik yang terkena imbasnya, tetapi juga dampak spiritual. Kegiatan imtaq oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang biasanya digelar pada setiap Jum'at pagi, juga harus mengikuti aturan di kelas saja.Â
Ini menjadi tantangan bagi siswa dan guru dalam mempertahankan kekhidmatan dan makna dalam setiap kegiatan yang biasanya dilakukan di luar kelas yang kini beralih dalam nuansa yang berbeda.
selama seminggu ini itulah yang terjadi di sekolah kami. kami semua merasakan perlunya beradaptasi dan pentingnya fleksibilitas menghadapi perubahan ini.Â
WFH dan pembelajaran daring masih belum digulirkan
Kabar baik bahwa sekolah telah berhasil mengimplementasikan aturan baru terkait respon terhadap kabut asap dengan baik dan bertanggung jawab.Â
Prioritas utama adalah menjaga proses belajar mengajar agar tetap kondusif dan efektif, sambil tetap memastikan kesehatan siswa dan guru tetap terjaga.
Tidak adanya masalah kesehatan yang berarti yang dilaporkan oleh siswa dan guru selama seminggu ini. Namun, seperti yang telah disadari, situasi kabut asap dapat berubah dengan cepat, dan keamanan semua warga sekolah harus selalu menjadi prioritas utama.Â
Jika kabut asap semakin tebal dan berbahaya, kemungkinan untuk melanjutkan pembelajaran secara daring seperti yang dilakukan selama bencana asap di Riau pada tahun 2019 adalah langkah bijak dan perlu dipertimbangkan.
Pembelajaran daring yang nantinya mungkin harus ditempuh, tidak hanya sebagai alternatif tetapi juga sebagai respons untuk melindungi kesehatan siswa dan guru.Â
Maka dari sekarang sekolah harus mulai membuat rencana yang matang dan akses yang memadai untuk mendukung pembelajaran jarak jauh, sehingga proses pendidikan tidak terganggu meskipun dalam kondisi darurat karena asap.
***
Semoga situasi kabut asap di Kota Pekanbaru dapat segera membaik. dan semua proses pembelajaran dapat kembali diterapkan sebagaimana mestinya.Â
Sejalan dengan itu, kesiapan untuk menghadapi kemungkinan perubahan situasi adalah tindakan yang bijak. setiap sekolah harus mampu menunjukkan kesiapan dalam menghadapi tantangan ini.
Kami warga sekolah berharap agar kabut asap dapat segera reda sehingga kehidupan sekolah dan aktivitas normal dapat kembali berjalan.Â
Untuk saat ini, penting bagi kita semua untuk tetap bersatu menjaga kesehatan, dan memberikan dukungan kepada satu sama lain dalam menghadapi kendalan yang satu ini bersama-sama.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H