Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pentingnya Mitigasi Risiko di "Sekolah Ramah Anak" Wujudkan Rasa Aman Belajar

3 Oktober 2023   05:18 Diperbarui: 4 Oktober 2023   17:31 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu yang lalu, sekolah kami dikejutkan oleh sebuah insiden yang tak terduga. Sebuah tandon air yang beratnya mencapai ratusan kilogram jatuh dengan sendirinya. 

Untungnya, insiden ini tidak mengakibatkan korban jiwa, namun kerugian materi yang signifikan terjadi. 

Ketika penjaga sekolah melaporkan peristiwa itu sesaat setelah guru terakhir meninggalkan gerbang sekolah menuju rumahnya.

Penjaga sekolah menemukan tandon air besar yang sebelumnya terletak di atas tower penampungan air yang kokoh, kini hancur berkeping-keping.

Sebuah tandon air yang beratnya mencapai ratusan kilogram tiba-tiba jatuh tanpa terduga di area sekolah yang sangat strategis. 

Lokasi tandon air yang terjatuh ini begitu kritis, terletak dekat dengan halaman sekolah, depan kantor majelis guru, dan bahkan dekat dengan tempat parkir kendaraan majelis guru, dan juga berjarak beberapa langkah dari bangunan kelas.

Apa yang akan terjadi jika tandon air ini terjatuh di saat para siswa sibuk berlalu-lalang di sekitarnya?

Jika kejadian tragis ini terjadi selama jam pelajaran, kita mungkin akan berhadapan dengan akibat yang jauh lebih serius. 

Beratnya tandon air yang terjatuh ini bisa mengakibatkan korban jiwa yang tak terbayangkan. 

Mengapa tandon air ini tiba-tiba jatuh? Apa yang menjadi penyebabnya? Apakah ini hanya insiden kebetulan atau ada sesuatu yang harus ditelaah lebih mendalam sebagai upaya mitigasi?

Insiden jatuhnya tandon air di sekolah kami, membawa pertanyaan besar tentang keamanan dan keselamatan bagi warga sekolah di lingkungan instansi pendidikan. 

Pentingnya efisiensi dana BOS dan sasaran pemeliharaan infrastruktur sekolah

Sarana dan prasarana sekolah harus dirawat secara berkala untuk itu dana BOS perlu dianggarkan. (foto Akbar Pitopang)
Sarana dan prasarana sekolah harus dirawat secara berkala untuk itu dana BOS perlu dianggarkan. (foto Akbar Pitopang)

Seiring berjalannya waktu, misteri di balik jatuhnya tandon air sekolah kami akhirnya terungkap. Hasil dari investigasi menunjukkan bahwa selain faktor alam, faktor kelalaian manusia (human error) juga turut berperan dalam insiden ini. 

Tower penampungan air yang terbuat dari besi pasti akan mengalami pengeroposan atau lapuk seiring berjalannya waktu dalam masa yang telah bertahun-tahun. tetesan air atau luapan air menyebabkan kerusakan struktur rangka besi yang mungkin tidak terdeteksi sebelumnya.

Kecelakaan ini menjadi pengingat tentang betapa pentingnya pemeliharaan infrastruktur sekolah. 

Bagaimana tandon air seberat itu bisa jatuh dengan sendirinya adalah pertanyaan besar yang sebenarnya bisa dicegah apabila ada upaya perawatan yang telah dianggarkan melalui dana BOS yang diberikan oleh pemerintah. 

Pemanfaatan infrastruktur sekolah dalam waktu yang lama, jelas juga ada kebutuhan akan perawatan dan pemeliharaan infrastruktur yang tidak boleh diabaikan. 

Bercermin dari kasus ini, hendaknya menjadi perhatian seluruh sekolah bahwa upaya penyelamatan sekolah adalah sebuah pengingat kuat bahwa dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan oleh pemerintah seharusnya tidak hanya digunakan untuk membeli peralatan atau alat tulis sekolah. 

Kedepannya, juga harus berkala dianggarkan yang diperuntukkan bagi perawatan dan pemeliharaan infrastruktur, sarana, dan prasarana sekolah. 

Bila dana BOS dikelola dengan tepat guna dan tepat sasaran, kita dapat memastikan bahwa sekolah tetap menjadi lingkungan yang aman dan nyaman untuk belajar dan mengajar.

Artikel ini juga seharusnya menjadi peringatan bagi seluruh sekolah. Kita harus belajar dari pengalaman ini dan bersama-sama menjadikan keamanan dan perawatan infrastruktur sebagai prioritas utama. 

Kita tidak boleh menunggu untuk segera bertindak hingga insiden tragis terjadi. Sebuah sekolah yang aman dan terawat dengan baik adalah investasi untuk anak didik yang menjadi tempat bagi pertumbuhan intelektual dan investasi masa depan mereka.

Sekolah Ramah Anak perlu evaluasi yang berkelanjutan

whatsapp-image-2023-09-25-at-17-39-41-1-65122729ae1f0728fd0d5f94.jpeg
whatsapp-image-2023-09-25-at-17-39-41-1-65122729ae1f0728fd0d5f94.jpeg
Mitigasi diperlukan demi mewujudkan semangat Sekolah Ramah Anak secara hakiki dan berkelanjutan. (foto Akbar Pitopang)

Mengapa sebuah tandon air seberat itu ditempatkan di lokasi yang begitu berisiko? Pertanyaan ini melahirkan rasa penasaran yang menggelayuti pikiran.

Apakah ada perhitungan yang salah yang telah terlupakan sejak awal? Ini adalah salah satu pertanyaan penting yang perlu kita jawab setelah insiden yang menggegerkan sekolah kami.

Kejadian ini tidak hanya mengajarkan kita untuk menghindari kerugian materi yang mungkin terjadi akibat insiden serupa di masa depan, tetapi yang terpenting adalah menjaga keamanan siswa, guru, dan seluruh warga sekolah. 

Sekolah adalah tempat yang harus selalu menjadi tempat yang aman untuk belajar dan tumbuh bersama.

Saat ini, sekolah kami berkomitmen untuk memulihkan kerugian materi ini dan memastikan bahwa semua komponen infrastruktur sekolah dalam kondisi yang aman. 

Keamanan sekolah adalah sorotan utama, dan ini hendaknya menjadi penanda bahwa tidak akan lagi mengabaikan bahaya yang mungkin tersembunyi di sekitar lingkungan sekolah.

Sebagai sebuah institusi pendidikan yang berstatus "Sekolah Ramah Anak", semua sekolah terkait harus tetap waspada terhadap segala macam potensi bahaya, bencana, atau musibah yang mungkin tersembunyi di sekitar lingkungan sekolah. 

Lewat situs resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), disebutkan bahwa Pemerintah menginisiasi Sekolah Ramah Anak (SRA) dalam rangka pemenuhan hak-hak dasar anak.

Pada Sekolah Ramah Anak (SRA) juga memiliki ciri lainnya, yaitu anak tidak pernah mendapat perlakuan tidak mengenakkan, tidak ada tindakan kekerasan, tata tertib sekolah transparan dan adil, serta anak merasa nyaman dan aman ketika berada di sekolah. [Kompas.com]

Sebagai sekolah yang mengutamakan keamanan dan kesejahteraan siswa, maka akan terus meningkatkan upaya pemeliharaan dan pemantauan infrastruktur sekolah. 

Harapan kami, kejadian tragis seperti jatuhnya tandon air ini tidak akan pernah terulang lagi di masa depan. 

Sebagai komunitas pendidikan, kita harus belajar dari pengalaman ini dan bersama-sama menjadikan keselamatan siswa sebagai prioritas utama. 

Semua anak memiliki hak untuk tumbuh dan belajar dalam lingkungan yang benar-benar aman, dan seluruh sekolah harus bertekad untuk membuat hal ini menjadi kenyataan.

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun