Sebagai bagian dari tanggung jawab bank dalam proses penerimaan setoran dana dari siswa, bank dapat mendirikan booth di sekolah dan menerima setoran dana tabungan siswa pada hari yang telah ditentukan. Hal ini sangat bagus karena siswa dapat berinteraksi langsung dengan pihak bank, menghindari pengelolaan yang tidak sinkron atau perekapan dan akumulasi dana yang tidak matching oleh guru atau pihak sekolah. Dengan demikian, uang tabungan dapat diketahui secara transparan dan secara langsung oleh siswa.
6. Uang anak terjamin dari kerusakan
Tak jarang kita mendapati bahwa uang kita tabung di celengan malah rusak karena bercampur antara uang kertas dan uang koin. Selain itu, ada pula uang kertas yang hancur dimakan serangga seperti rayap. Cara tradisional seperti itu perlu dirubah agar siswa tidak merasa kecewa bila mendapati ternyata uang yang selama ini telah disisihkan untuk ditabung dengan begitu banyak pengorbanan malah hancur dan tidak bisa digunakan lagi.Â
7. Menghindari penyalahgunaan dana tabungan siswaÂ
Belum lama ini kita sempat mendengar kabar viral tentang uang tabungan siswa yang "dipakai dulu" oleh pihak sekolah sehingga ketika menjadi sulit dan berbelit-belit ketika siswa atau orangtuanya hendak melakukan penarikan dana. Hal seperti itu agaknya dapat mempermalukan citra sekolah atau guru-guru yang terlibat. Selain dapat melunturkan kepercayaan siswa ke pihak sekolah, juga dapat melunturkan semangatnya untuk konsistensi menabung.
8. Orangtua sebagai support system motivasi anak menabung
Pentingnya dukungan dari orangtua sebagai support system dalam hal keuangan anak tidak dapat diabaikan. Orangtua memiliki peran penting dalam membimbing anak-anak mereka tentang cara mengelola uang secara bijak. Dengan membuka rekening tabungan pelajar, orangtua dapat memperlihatkan contoh yang baik kepada anak-anak tentang pentingnya menabung dan merencanakan keuangan sedari awal.
Mungkin itu dulu beberapa hal yang sekiranya perlu dipahami bersama oleh orangtua, guru dan pihak sekolah, serta utamanya harus disampaikan kepada siswa itu sendiri.
Sejatinya, membuka rekening tabungan pelajar bukan hanya menjadi tindakan terpuji terkait anak belajar memahami finansial, tetapi juga merupakan upaya untuk membentuk generasi yang lebih bijak dalam mengelola keuangan mereka sendiri.Â
Kedepannya, proses ini diharapkan dapat pula hendaknya menuntun anak atau pelajar agar terhindar dari perilaku lost control yakni peminjaman dana kepada platform pinjaman online (pinjol), sebagaimana saat ini banyak pelajar yang masuk ke dalam perangkap tersebut karena minim dan terbatasnya literasi keuangan.
Mendorong anak-anak dan pelajar untuk menabung adalah investasi dalam masa depan finansial bagi anak-anak kita. Sejalan dengan itu, literasi keuangan memberikan anak landasan yang kuat untuk menghadapi tantangan ekonomi dan finansial yang semakin kompleks di dunia ini yang nantinya pasti akan mereka hadapi.
*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H