Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Rencana Versus Wacana, Naik KAI Commuter Perjalanan "Sat-set" Tanpa Drama

1 September 2023   11:49 Diperbarui: 1 September 2023   12:02 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman now, anak-anak muda banyak yang cuma bisa bikin rencana tapi ujung-ujungnya berakhir sebagai wacana. 

Ada kan teman atau bahkan kamu sendiri yang pengennya mau jalan-jalan, tapi malah jarang yang kesampaian karena berbagai alasan klasik. Owalahh.. piye toh..

Sudah menjadi ciri khas di berbagai sudut Kota Pelajar, bahwa riuh-rendah tawa dan obrolan ringan sampai yang serius tenan memenuhi ruangan kecil kos-kosan di kawasan Yogyakarta. 

Meskipun weekend telah tiba, perasaan tetap terasa tercekik oleh rutinitas perkuliahan, tugas-tugas yang masih menumpuk, dan aktivitas organisasi yang tak pernah berhenti. 

Akan tetapi, di tengah hiruk-pikuk tersebut, sahabat saya, Ale, tiba-tiba muncul dengan spontan mengeluarkan ide untuk melakukan perjalanan ke Solo. Healing suka-suka ala mahasiswa rantau nih ceritanya.

"Eh, besok ayo kita jalan-jalan ke Solo ya. Kita eksplor tempat-tempat seru di sana!", Ale berkata sambil tersenyum lebar.

Saya, yang awalnya tengah menimbang beratnya tugas presentasi makalah ada yang belum selesai, tiba-tiba merasa seperti kembali menjadi anak kecil yang kegirangan karena dikasih hadiah tak terduga. 

Rencana perjalanan untuk refreshing yang sudah lama direncanakan tapi selalu terasa begitu jauh dari jangkauan, kini akhirnya muncul dan akan segera kami eksekusi. 

"Serius nih? Kita ke Solo?", tanya saya yang hanya sekedar basa-basi padahal sambil menahan kegembiraan yang ingin segera meluap.

"Iya, dong! Kapan lagi kan? Kita kan butuh refreshing. Dan denger-denger, perjalanan naik kereta api dari Jogja ke Solo itu murah, cepat, aman, dan nyaman banget!", Ale mengangguk-angguk sambil menaik-turunkan alisnya. 

Lalu, perbincangan kami akhirnya bergeser dari tugas kuliah menjadi rencana petualangan dengan ide-ide rute dan spot menarik yang harus dituntaskan, jangan sampai terlewatkan. 

Tentunya kami membahas tempat-tempat yang ingin kami kunjungi, dari Keraton hingga pasar tradisional yang terkenal di Solo. Juga, tak lupa untuk pengen nyobain nasi liwetnya yang terkenal itu.

Meskipun kami tahu bahwa budget kami sebagai mahasiswa terbatas, semangat untuk menjelajahi tempat-tempat baru tetap gada matinya. 

Apalagi dengan adanya moda kereta api yang memberikan opsi transportasi yang ekonomis membuat rencana-rencana semakin terasa hilalnya untuk diwujudkan.

Harga tiketnya ramah di kantong, fasilitasnya gak "kaleng-kaleng"

Hari berikutnya, kami sudah duduk di dalam KA Prameks menuju Solo. Perasaan saya terasa campur aduk antara antusiasme dan kegembiraan yang tidak bisa lagi disembunyikan. 

Pemberangkatan dari Stasiun Lempuyangan yang lokasinya paling dekat dengan jarak ke kosan kami, dengan KA Prameks menjadi catatan pengalaman perdana saya dalam menjajaki dunia perkeretaapian.

Kereta berangkat tepat waktu. Saya memilih duduk di dekat jendela, membiarkan mata saya terperangah oleh pemandangan yang terus berpindah dengan sekejap dari pinggiran kota Yogyakarta hingga hamparan lahan pertanian yang subur.

Dalam perjalanan yang hanya butuh waktu sekitar satu jam, kami berdua terpaku pada pemandangan di luar jendela. Hamparan sawah dan ladang yang berlalu begitu cepat, rumah-rumah warga yang kami lewati, semuanya memberikan nuansa petualangan yang kami idamkan selama ini.

Tidak terasa waktu berlalu dengan begitu cepat karena saya terbuai oleh keindahan panorama yang terhampar di luar jendela.

Tiba di Stasiun Balapan Solo, kami melangkah keluar dengan semangat yang menggebu-gebu. 

Kota Solo menyambut kami dengan keramahan penduduknya, pedagang kaki lima yang ramah menawarkan jajanan khasnya, dan tentunya kehangatan nuansa tradisional yang terasa begitu kental. 

Saya melangkah keluar dengan hati yang penuh rasa kagum terhadap kota Solo. Rupanya, keindahan dan pesona kota ini tidak dapat diabaikan begitu saja. Solo ternyata menawarkan daya tariknya sendiri yang tak kalah menarik dengan kota-kota lain termasuk Jogja, loh.

KAI berikan kenyamanan dan kesempurnaan rasa

Perjalanan KA Prameks tidak hanya sekedar perjalanan raga, tetapi juga petualangan rasa. Saya merasakan getaran gerbong kereta yang menghantarkan saya melalui rel-rel yang menghubungkan kedua kota bersejarah ini. 

Meskipun waktu kunjungan kami terbatas, setiap sudut kota yang kami eksplorasi memberikan cerita tersendiri.

Nah, perjalanan pulang ke Jogja kala itu dimulai ketika matahari hendak ke peraduannya membuat saya merenung sebentar. 

Kursi yang nyaman dan cahaya remang-remang di dalam kereta menambah kedamaian dalam pikiran. 

Saya merasa beruntung memiliki kesempatan untuk menjalani petualangan ini, dan KA Prameks telah menjadi bukti nyata dan saksi perjalanan yang memungkinkan mahasiswa seperti kami untuk menjelajahi tempat baru dengan mudah dan terjangkau.

Saat tiba kembali di kos-kosan, saya melihat ternyata masih ada tugas kuliah dan tanggung jawab yang menanti. Namun, perjalanan kami ke Solo telah memberikan semangat baru dan energi yang kami butuhkan. 

Saya belajar bahwa petualangan tak selalu harus menghabiskan banyak uang atau waktu. Dan sebenarnya rencana-rencana kecil yang berhasil direalisasikan bisa menjadi harta berharga di dalam kenangan tak terlupakan.

Saya berbagi kisah "naik commuter alaku" ini dengan harapan bisa menginspirasi banyak orang, terutama para mahasiswa, untuk mengatasi hambatan dan mewujudkan rencana petualangan mereka sendiri. 

KA Prameks telah menjadi jembatan antara rencana dan kenyataan, meruntuhkan apa yang disebut mereka sebagai wacana semata.

Yang membawa kami mengarungi tempat-tempat baru dengan penuh antusiasme, semangat dan cerita yang takkan berkesudahan bila ingin selalu dikisahkan.

Pengalaman berharga ini membuat saya semakin menghargai peran kereta api commuter dalam memfasilitasi perjalanan yang murah, cepat, aman, dan nyaman. 

Tak hanya sebagai sarana transportasi, KA Prameks --yang menjadi cikal bakal dari KRL Solo-Yogyakarta yang saat ini melayani penumpang-- telah membawa saya melewati lorong-lorong waktu dengan cara yang unik dan berkesan. 

Saya pun tidak sabar untuk menjelajahi kota-kota lain dengan naik KAI commuter, demi merasakan sensasi perjalanan yang selalu memberikan kejutan dan pengalaman yang berkesan.

Berawal dari petualangan ini yang membuat saya semakin menghargai potensi wisata dan eksplorasi di setiap sudut kota. 

Saya berharap kisah ini dapat menginspirasi orang lain untuk merasakan sensasi yang sama dan mengangkat nilai positif dari perjalanan menggunakan kereta api commuter, sebagai #pilihancerdas untuk gaya generasi urban.

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun