Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Best Teacher 2022 dan Best In Specific Interest Nominee 2023 | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Cara Bijak Menolak Teman Hobi Judi Online yang Meminjam Uang

30 Agustus 2023   09:42 Diperbarui: 31 Agustus 2023   03:20 1794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Tangkapan layar Akbar Pitopang)

Pernahkah Anda terpikir bagaimana sebuah hal yang awalnya hanya sebatas coba-coba dapat dengan cepat berubah menjadi perangkap berbahaya? Hmm.. Itulah judi online. Fenomena yang kini sudah merayap di tengah masyarakat, dan telah merajalela sebagai sebuah kebiasaan yang sulit ditinggalkan...

Judi online yang dimulai dari rasa penasaran atau bahkan sekadar mengikuti tren dan atau ajakan teman, akhirnya telah berkembang menjadi sebuah kecanduan yang merusak dan sangat merugikan. 

Meskipun pada kenyataannya bahwa peluang untuk menang judi online sangat minim, anehnya malah sudah menjadi rahasia umum, masih banyak yang terjebak dalam lingkaran setan perjudian ini.

Tidak ada yang perlu kita pungkiri bahwa teknologi modern telah memberikan kemudahan akses ke platform perjudian online. Ini seperti pedang bermata dua. Satu sisi sensasi pengalaman yang mengasyikkan, sedangkan di sisi lain kecanggihan algoritma dan sistem yang di-setting pada mesin-mesin perjudian tersebut justru dirancang untuk menguntungkan penyedia platform. 

Para pemain, terutama pemula yang terbuai oleh sensasi dan rasa penasaran atas kemenangan sesaat, sering kali terperangkap dalam jebakan ini tanpa rasa peka bahwa peluang meraih keuntungan sejatinya sangat tipis.

Pegawai Pemkot Cilegon, bermain slot atau judi online di ponselnya lalu viral. (Dok. twitter @PartaiSocmed via Kompas.com)
Pegawai Pemkot Cilegon, bermain slot atau judi online di ponselnya lalu viral. (Dok. twitter @PartaiSocmed via Kompas.com)

Jika kita berbicara secara statistik, hanya segelintir kecil orang yang mungkin berhasil meraih kesuksesan melalui perjudian yang seringkali diumbar untuk menciptakan harapan palsu di kalangan pemain. 

Pada kenyataannya, mayoritas pemain merasakan kekalahan yang bertubi-tubi. Dalam rasa penasaran bercampur perasaan putus asa untuk mengembalikan kerugian, jalan "ninja" yang diambil seringkali mengarah pada masalah finansial yang lebih besar.

Tidak jarang kita menyaksikan pengalaman tragis yang dialami oleh para pelaku perjudian. Ketika ia sudah terjebak dalam lingkaran setan, aset berharga pun bisa hilang dalam sekejap. 

Mereka ini bahkan menjual atau menggadaikan harta benda pribadi demi mendapatkan suntikan dana yang malah akan segera hilang lagi dalam perjudian. Tragisnya lagi, sudah banyak sekali yang terperosok dalam tindakan berbahaya, seperti meminjam dari lintah darat, pinjaman online (pinjol) atau memilih opsi tindakan pidana demi mendapatkan uang.

Perjudian juga dapat meruntuhkan batasan moral dan etika seseorang. Mereka yang semula tidak memiliki riwayat kriminal bisa saja terjerumus dalam aksi pencurian, penipuan, perampokan, jambret, begal dan bahkan kekerasan sampai pembunuhan hanya untuk memperoleh uang yang akan digunakan dalam perjudian. 

Kecanduan berjudi online hanya akan merusak tatanan sosial dan keharmonisan hubungan persahabatan, menghancurkan relasi antar-individu, rekan kerja, dan bahkan di lingkungan keluarga atau sanak famili.

Dalam menghadapi fenomena yang semakin meresahkan ini, kesadaran untuk perlindungan diri dan edukasi adalah kunci. Pemerintah, lembaga pendidikan, orangtua/keluarga dan lapisan masyarakat perlu bekerja sama untuk memberikan pemahaman tentang risiko nyata dari perjudian. 

Pemblokiran akses ke platform perjudian online, serta penegakan hukum secara tegas dan ketat terhadap praktik-praktik ilegal, dapat menjadi langkah awal untuk menangani masalah ini.

Memang benar-benar diperlukan upaya bersama untuk memberantas jerat kecanduan judi online dan memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menjalani hidup dengan nyaman dan penuh tanggung jawab.

(Tangkapan layar Akbar Pitopang)
(Tangkapan layar Akbar Pitopang)

Horor! Ketika teman meminjam uang akibat jebakan judi online

Disini saya akan menceritakan pengalaman saya belum lama ini mengenai ada teman yang tiba-tiba menghubungi hanya untuk meminjam uang. benar-benar horor rasanya ketika teman yang selama ini jarang berkabar eh tiba-tiba malah "say hi" hanya untuk pinjam uang.

Mungkin Anda pernah merasakannya bahwa suatu hari ada pesan/chat dari teman lama muncul di layar ponsel, namun dengan menggunakan nomor asing yang belum pernah Anda ketahui. Saat Anda membuka pesan tersebut, rasa horor perlahan merayap masuk. Teman yang selama ini jarang berkomunikasi, seolah tiba-tiba "bangkit" kembali lalu hadir dalam kehidupan Anda dengan maksud hanya untuk meminjam uang.

Dalam dilema seperti ini, perasaan campur aduk mungkin sulit dihindari. Di satu sisi, ada keinginan untuk bersikap empati dan membantu. Namun di sisi lain, ada keraguan mengenai niat sebenarnya. itu wajar saja.

Ketika obrolan chatting-an perlahan membicarakan peminjaman uang, akan timbul pertanyaan, mengapa tiba-tiba butuh uang? Adakah motif tersembunyi di baliknya? 

Terlebih sebagaimana yang tadi saya sampaikan bahwa teman ini menggunakan nomor yang belum tersimpan di daftar kontak di hp saya. Maka sebagai upaya perlindungan, masuk akal bila saya sempat berpikir kemungkinan itu merupakan sebuah aksi penipuan yang belakangan marak terjadi di sekitar kita.

Hal yang lebih mengkhawatirkan adalah jika permintaan pinjam uang ini terkait dengan dunia perjudian. Mengingat dampak buruk dari kecanduan judi online yang telah kita bahas sebelumnya, maka situasinya pasti menjadi semakin kompleks. 

Dari pengalaman saya ini, mengingatkan kita bahwa hubungan sosial dan teknologi/media sosial memiliki dua sisi mata uang. 

Menghadapi situasi seperti diatas membutuhkan kebijaksanaan dalam menjaga keseimbangan antara empati dan kehati-hatian.

Ilustrasi meminjam uang tapi hendak digunakan untuk judi online. (Sumber: Thinkstockphotos via Kompas.com)
Ilustrasi meminjam uang tapi hendak digunakan untuk judi online. (Sumber: Thinkstockphotos via Kompas.com)

Kiat hadapi teman pinjam uang untuk judi online, tanpa harus mempertaruhkan hubungan pertemanan

Menghadapi situasi yang rumit seperti yang telah saya ceritakan, akan menjadi wawasan dari kedewasaan dan kendali dalam menjaga hubungan pertemanan yang berharga untuk selamanya. 

Penting untuk mempertimbangkan setiap keputusan dengan hati-hati, sehingga permasalahan seputar judi online tidak mengorbankan ikatan silaturahim yang telah terjalin selama ini.

Untuk itu ada beberapa langkah bijak yang harus ditempuh untuk mempertahankan posisi pertemanan sekaligus tidak terjebak dalam bayangan dana kita hanya akan melayang akibat dipergunakan untuk judi online.

  1. Keep calm atau tetap tenang. Bila kita menunjukkan respons yang berlebihan mungkin dapat memunculkan konflik. Jangan biarkan pikiran kita buntu, sebaliknya ambil waktu sejenak untuk merumuskan tanggapan yang tepat. Bila kita mampu menunjukkan sikap tenang maka akan membantu menjaga situasi tetap terkendali.

  2. Kejujuran dan kejelasan perlu diutamakan. Bila ingin membantu, maka perlu dipertegas dengan syarat-syarat yang jelas. Mungkin kita terlebih dahulu ingin tahu alasan di balik motif peminjaman uang tersebut dan yang paling penting adalah kapan uang tersebut akan dikembalikan. Jika tanggapan yang diberikan masih meragukan, tak ada salahnya untuk tetap waspada.

  3. Berkomunikasi tapi bukan untuk menghakimi. Cobalah memahami posisi teman Anda tanpa langsung mengambil keputusan. Mungkin ada alasan yang tak terduga di balik permintaan uang tersebut meskipun kita sudah mengetahui bahwa teman tersebut salah seorang pelaku judi online. Tanyakan dulu dengan hati terbuka lalu dengarkan dengan seksama. Komunikasi yang jujur dan terbuka akan membantu menghindari salah pengertian (miscommunication) supaya tetap memperkuat ikatan sebagai teman.

  4. Berikan alternatif yang logis. Bila misalnya tidak tertarik untuk meminjam uang yang dimaksud maka kita dapat menawarkan bantuan dalam bentuk lain, seperti memberikan saran atau mencarikan alternatif yang tetap dapat diterima oleh akal sehat. 

  5. Tetap memegang kendali atas kondisi finansial Anda. Menjadi seorang teman yang bijak dan loyal tidak berarti harus mempertaruhkan stabilitas finansial kita sendiri. Jika kita merasa tidak nyaman atau ragu-ragu, jangan takut untuk mengajukan pertanyaan yang spesifik mengenai alasan mengapa ia harus meminjam uang. kita hanya perlu tetap waspada terhadap potensi risiko yang dapat muncul di kemudian hari.

Pada dasarnya, menjaga hubungan pertemanan yang sehat harus menjadi prioritas. Kehati-hatian dalam mengambil keputusan, berkomunikasi secara efektif, dan komitmen untuk tetap mempertahankan hubungan pertemanan. Hal itu dapat membantu kita menjaga keseimbangan antara rasa empati dan kesadaran pribadi. 

Sejatinya, sebagai teman yang baik, arif dan bijaksana, maka masing-masing diantara kita harus berani mengingatkan teman apabila bertindak salah atau terlanjur berbuat kekeliruan. 

Ketika menghadapi situasi yang berkaitan dengan perjudian online, mungkin ini adalah momen untuk memberikan informasi yang dapat membantu teman Anda membuka matanya melihat konsekuensi atas aksi perjudian. Sebuah proses edukasi akan berperan penting tentang menyadarkan seorang teman tentang risiko dan dampak negatif yang terkait dengan judi online. 

Dengan tindakan bijak dan manusiawi, kita mungkin bisa membuka jalan untuk membantu teman menemukan solusi yang lebih baik tanpa harus mengorbankan hubungan silaturahmi yang telah dirawat selama ini dengan suka-dukanya.

 *****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun