Hidroponik perlu diintegrasikan dalam pola pikir untuk kemajuan sekolah, sebagai upaya nyata untuk memberdayakan siswa dengan keterampilan dan nilai-nilai yang berkelanjutan.
3. Peran guru dan tenaga kependidikan tentu memiliki peran penting dalam mendorong keberlanjutan hidroponik.Â
Mereka dapat membentuk kelompok kerja atau panitia yang memiliki tanggung jawab dalam merawat dan mengembangkan instalasi hidroponik.Â
Dengan memanfaatkan berbagai keahlian yang dimiliki oleh guru dan tenaga kependidikan maka dapat diharapkan hidroponik tetap menjadi bagian dari satuan pendidikan.
4. Keikutsertaan peserta didik adalah aktor utama yang sebenarnya harus benar-benar dilibatkan dalam upaya ini.Â
Misalnya dengan melibatkan perwakilan dari setiap kelas untuk mengurus tanaman hidroponik, dari fase benih hingga panen, adalah cara untuk mendorong partisipasi aktif dari siswa.Â
Dengan tanggung jawab ini, siswa tidak hanya belajar tentang tumbuh-tumbuhan, tetapi juga belajar tentang kerja sama dan kepedulian kolektif terhadap lingkungan.
5. Dukungan orangtua dan Komite juga tidak kalah penting. Dengan keterlibatan mereka maka dapat memperluas dan menambah instalasi hidroponik atau memberikan sokongan dana adalah cara untuk mengakomodasi semangat bersama.Â
Orangtua adalah partner dalam dunia pendidikan anak, yang akan merasakan kebanggaan melalui peran aktif dalam upaya partisipasi mendidik anak-anak tentang lingkungan dan kemandirian.
Bila semua elemen penting diatas dapat berkolaborasi dan saling bekerjasama maka hal itu dapat menjadi inspirasi membangun komunitas sekolah yang peduli dan bertanggung jawab satu sama lain.Â
Menabung manfaat hidroponik untuk masa mendatang
Di tengah laju modernisasi yang takkan dapat berhenti, penting bagi generasi muda untuk membumikan pemahaman dan kepedulian terhadap lingkungan.Â