Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menyiapkan Calon Atlet Timnas Sepak Bola Putri Dimulai dari Lapangan Sekolah

17 Agustus 2023   03:30 Diperbarui: 10 Mei 2024   22:18 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Laga sepak bola putri begitu seru dengan suporter teman-teman kelas termasuk siswa laki-laki. (foto Akbar Pitopang)

Laga sepak bola putri begitu seru dengan suporter teman-teman kelas termasuk siswa laki-laki. (foto Akbar Pitopang)
Laga sepak bola putri begitu seru dengan suporter teman-teman kelas termasuk siswa laki-laki. (foto Akbar Pitopang)

Penjaringan atlet muda sepak bola putri dari kawasan sekolah

Dalam gemuruh dunia sepak bola, terlihat dengan jelas bagaimana klub-klub besar dan pelatih berlomba-lomba mencari bibit-bibit unggul. Di tengah keriuhan ini, atlet sepak bola putri jelas seringkali terabaikan. 

Namun, semakin dalam kita melihat, semakin nyata pula kebutuhan akan peningkatan perhatian terhadap keberadaan sepak bola wanita di tanah air. Tantangan seputar penjaringan atlet sepak bola putri menjadi nyata. 

Keterbatasan event pertandingan yang tersedia di tingkat lokal, seperti skala RT, RW, desa, atau daerah, membuat pencarian bibit-bibit unggul semakin sulit. Akan tetapi, dalam situasi seperti ini terdapat harapan yang datang dari lingkungan yang dipenuhi beragam potensi, yakni sekolah.

Sekolah, sebagai panggung pendidikan dan perkembangan anak-anak, dapat memiliki peran penting dalam membuka jalan bagi atlet sepak bola putri. Hal tersebut tentu bisa saja diwujudkan.

Contohnya saja, adanya upaya memajukan ekstrakurikuler beladiri di sekolah. Misalnya di sekolah kami dapat terlihat dengan jelas bagaimana siswi-siswi dengan semangat mengikuti program ini, didukung penuh oleh orangtua mereka. Dari situ lah benih-benih perubahan mulai tumbuh.

Para siswa yang begitu semangat dan penuh antusias menjalani pertandingan sepak bola di sekolah. (foto Akbar Pitopang)
Para siswa yang begitu semangat dan penuh antusias menjalani pertandingan sepak bola di sekolah. (foto Akbar Pitopang)

Jika semangat dan partisipasi ini terus didukung dan diberdayakan, maka peluang untuk mengembangkan sepak bola putri akan semakin terbuka lebar. Proses penjaringan bakat dan pencarian bibit pemain bisa berlangsung dari tingkat sekolah, meluas hingga skala yang lebih luas seperti RT, RW, desa, maupun daerah. [sumber]

Bagi calon atlet-atlet putri yang bermimpi menembus dunia sepak bola, lingkungan sekolah adalah titik awal. Dukungan dari guru, orangtua, dan teman-teman sekelas menjadi fondasi yang kokoh untuk meraih mimpi. 

Keberhasilan ekstrakurikuler beladiri di sekolah yang diikuti oleh para siswi lalu menghasilkan prestasi dan memenangkan kejuaraan di berbagai level. Itu hanyalah awal perjalanan panjang dari perjuangan ini. 

Dengan semangat kebersamaan, kita bisa bersama-sama membuka jalan bagi para calon atlet sepak bola putri menuju panggung prestasi yang layak dan diakui. Hal yang bersifat positif memang sepantasnya harus didukung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun