Sepak bola, seiring berjalannya waktu telah menjadi bukan hanya semata-mata olahraga bagi kaum laki-laki. Meskipun mungkin belum seterkenal dan sefamiliar dengan tim sepak bola pria, hadirnya tim sepak bola putri juga layak diakui.Â
Di berbagai belahan dunia, langkah menuju profesionalisme dalam sepak bola putri telah dilakukan, bahkan memperoleh prestasi gemilang di panggung internasional. Sebagai contoh, dalam Olimpiade Musim Panas 2020 yang berlangsung di Jepang.
Serta sudah begitu banyak negara yang membentuk tim sepak bola wanita yang menjadi bukti kontribusi berarti dari para atlet putri dalam ajang olahraga paling bergengsi di dunia ini.Â
Tak hanya di arena internasional, Indonesia juga telah berupaya membina tim-tim sepak bola putri yang mampu menjadi wadah bagi bakat-bakat potensial. Seperti klub Arema Putri, Persija Putri, Persebaya Putri, dan Persikabo Kartini, dan lainnya. [sumber]
Itu bukanlah sekadar angan-angan melainkan bukti nyata bahwa langkah menuju pemberdayaan sepak bola putri telah diambil.Â
Meskipun penuh tantangan, atlet-atlet ini memperlihatkan semangat tak tergoyahkan dalam menghadapi berbagai rintangan di tengah budaya sepak bola yang masih lebih cenderung menganggapnya sebagai domain pria.
Dalam melihat visi ke depan, adalah tanggung jawab kita untuk menghidupkan semangat generasi muda putri dalam mengejar passion mereka di bidang sepak bola. Langkah awal ini bisa diwujudkan dengan memperkuat program pengembangan, memberikan peluang latihan dan kompetisi seimbang, serta mengedukasi masyarakat akan pentingnya kesetaraan gender dalam olahraga.Â
Mungkin suatu hari nanti tim sepak bola putri Indonesia akan mampu berdiri sejajar dengan tim-tim putra yang telah dikenal secara luas. Prestasi dan semangat juang atlet-atlet ini akan menjadi inspirasi bagi anak-anak perempuan di seluruh Indonesia.
Melalui dukungan penuh dari pemerintah, komunitas olahraga, dan masyarakat secara keseluruhan, potensi sepak bola putri Indonesia dapat berkembang lebih inklusif dan berprestasi.