Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | akbarpitopang.kompasianer@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kabel Utilitas dan Tantangan Menjeda Anak-anak Alpha Kecanduan Gadget

23 Agustus 2023   15:57 Diperbarui: 26 Agustus 2023   04:02 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam dunia yang semakin terhubung dengan kecanggihan teknologi, kita seringkali melihat anak-anak Alpha dengan penuh semangat menggenggam gadget mereka, menyentuh layar yang penuh keajaiban teknologi. 

Akan tetapi, meskipun lahir dan tumbuh di tengah gemerlapnya teknologi, naluri anak-anak untuk bermain dan menjelajahi lingkungan tetap hidup. Anak-anak Alpha di desa dan di kota mengatasi ketergantungan gadget mereka dengan menyambut kembali kegembiraan bermain di alam.

Anak-anak, entah di mana pun mereka tinggal, memiliki naluri alami untuk bermain. Mereka ingin merasakan aliran angin, menyentuh tanah, dan bermain bersama teman-teman mereka tanpa hambatan. 

Di tengah gempuran teknologi, rasa ingin tahu dan keinginan untuk menjeda sejenak dari layar-layar gawai akan menuntun mereka untuk kembali merasakan keajaiban alam sekitar.

Saat gadget dan paparan layar screen mendominasi aktivitas harian, penting bagi anak-anak untuk dapat menjedanya. Kegiatan di luar ruangan tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga mendukung perkembangan fisik, sosial, dan kognitif. 

Sebab anak-anak bisa belajar berkomunikasi secara langsung, membangun hubungan dengan teman sebaya, dan merasakan dunia nyata dengan indra mereka.

Tidak peduli apakah anak-anak tinggal di desa yang tenang atau di kota yang sibuk, hasrat untuk bermain di alam bersama teman-teman tetap kuat. 

Di desa, mereka mungkin menjelajahi hamparan ladang, mengejar kupu-kupu, atau bermain air di sungai. Di kota, taman-taman kota dan area bermain menjadi tempat di mana mereka dapat berlarian tanpa batasan, menjelajahi alam sambil merasakan dinamika lingkungan perkotaan.

Namun, dalam upaya mereka untuk kembali bermain di alam, anak-anak sering dihadapkan pada tantangan terutama di kawasan kota yang penuh dengan kabel utilitas yang berseliweran. 

Meskipun demikian, semangat anak-anak untuk bermain tidak mudah padam. Dalam proses ini, mereka bukan hanya menciptakan pengalaman yang berharga tak terlupakan, tetapi juga mengukir jalan menuju perkembangan holistik yang seimbang.

Perlu perhatian kita bersama guna menjeda hubungan anak-anak Alpha dengan ketergantungan pada gadget. (foto Akbar Pitopang)
Perlu perhatian kita bersama guna menjeda hubungan anak-anak Alpha dengan ketergantungan pada gadget. (foto Akbar Pitopang)

Resiko ketergantungan gadget, peranan orangtua untuk mengalihkan

Keterlibatan yang terlalu besar dengan gadget dapat mengakibatkan dampak negatif, termasuk kurangnya aktivitas fisik yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan fisik anak-anak. 

Isolasi sosial dengan dunia luar juga bisa terjadi karena lebih banyak waktu dihabiskan di dunia maya daripada berinteraksi dengan teman-teman di dunia nyata. 

Gangguan tidur juga menjadi salah satu efek tak terelakkan, dengan paparan cahaya dari layar gadget yang dapat mengganggu siklus tidur alami. tidak hanya dialami oleh anak-anak, orang dewasa dengan intensitas paparan layar yang tinggi juga akan mengalami hal yang serupa.

Bahkan, perkembangan kognitif pada anak-anak dapat terhambat oleh konsumsi konten yang tidak selalu mendukung pembelajaran dan pemahaman yang sehat.

Nah, dalam mengatasi risiko ketergantungan gadget, peran orangtua menjadi sangat penting. 

Orangtua dapat memainkan peran sebagai pemandu dan pengawas, membantu anak-anak tentang manajemen waktu dan mendorong partisipasi dalam kegiatan luar ruangan yang lebih banyak manfaat. 

Mendukung anak-anak untuk menjeda dari gadget mereka dan bermain di luar ruangan, seperti bermain layang-layang, adalah cara efektif untuk merangsang kreativitas dan memperkuat hubungan sosial anak.

Bermain layang-layang adalah salah satu kegiatan yang dapat membantu anak-anak Alpha teralihkan dari rutinitas menyentuh layar. Kegiatan ini memiliki manfaat yang sangat beragam. 

Pertama, bermain layang-layang dapat meningkatkan kreativitas anak. Dengan merancang dan menghias layang-layang mereka sendiri, anak-anak dapat mengekspresikan imajinasi dan kreativitas mereka dengan seni dan cara yang unik.

Kedua, bermain layang-layang memerlukan koordinasi mata dan tangan yang baik. Proses meluncurkan layang-layang ke udara dan mengendalikannya mengajarkan anak-anak untuk mengkoordinasikan gerakan mata dan tangan mereka dengan tepat. Ini juga dapat berdampak positif pada keterampilan motorik anak secara keseluruhan.

Ketiga, bermain layang-layang juga memiliki manfaat fisik. Anak-anak perlu bergerak, berlari, dan aktif secara fisik saat mereka mengejar layang-layang mereka. Ini membantu menjaga kesehatan fisik, mengembangkan kekuatan otot, dan meningkatkan daya tahan tubuh anak.

Keempat, tidak kalah pentingnya bahwa bermain layang-layang juga mendukung interaksi sosial yang sehat. Anak-anak dapat berbagi tips dan trik tentang merakit layang-layang, mengajak teman-teman untuk berlomba meluncurkan layang-layang, atau bahkan bekerjasama saling bantu untuk memantau layang-layang agar stabil di udara.

Bermain layang-layang adalah bentuk kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat bagi anak-anak Alpha dalam upaya untuk menjeda dari gadget dan teknologi. Maka orangtua memiliki peran penting dalam mendorong dan mendukung anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan seperti ini.

Penampakan kabel utilitas di kawasan perumahan. Tampak pula kerangka layang-layang yang tersangkut disana. (foto Akbar Pitopang)
Penampakan kabel utilitas di kawasan perumahan. Tampak pula kerangka layang-layang yang tersangkut disana. (foto Akbar Pitopang)

Ketergantungan gadget berbanding lurus dengan kesemrawutan kabel utilitas

Dalam upaya anak-anak Alpha untuk menjeda sejenak dari gadget untuk berkegiatan di luar ruangan, lalu ide bermain layang-layang muncul sebagai pilihan menarik. 

Sayangnya, kegiatan bermain layang-layang seringkali terhambat oleh masalah kabel utilitas yang berbelit-belit dan penuh kesemrawutan. 

Saat pandangan mata anak-anak seharusnya melayang tinggi mengikuti pergerakan layang-layangnya, eh malah dihadapkan pada jaringan kabel yang kacau dan mengganggu.

Mengatasi masalah kabel utilitas adalah langkah penting dalam mewujudkan lingkungan yang memfasilitasi kreativitas dan interaksi sosial yang sehat bagi anak-anak.

Kabel-kabel utilitas yang melintang di udara tidak hanya mengganggu estetika, tetapi ternyata juga merusak pengalaman anak-anak Alpha bermain layang-layang. 

Saat anak-anak mencoba mengarahkan pandangan mereka ke layang-layang yang menari-nari di angkasa, tali layang-layangnya kadang sering tersangkut di jaringan kabel utilitas tersebut. 

Untuk menciptakan lingkungan yang merangsang kreativitas dan interaksi sosial yang sehat bagi anak-anak, kita harus menemukan jalan lain untuk mengatasi tantangan kabel utilitas ini. 

Upaya kolaboratif antara masyarakat, pemerintah, dan pihak yang berwenang pada kabel utilitas bisa menjadi kunci. Mungkin saja dengan mengatur ulang jalur kabel yang lebih strategis dan terarah.

Kita memang memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan holistik anak-anak Alpha. 

Sejauh ini, dapat kita tarik kesimpulan bahwa dalam upaya untuk menjeda hubungan anak-anak dari gadget lalu mengalihkan dengan bermain layang-layang, ternyata harus menghadapi tantangan kabel utilitas.

Itulah dilema yang saya rasakan. Dan menurut saya hal yang sama juga dirasakan oleh orangtua yang lainnya sebagai alasan mengapa anak-anak lebih dominan dengan gadgetnya ketimbang bermain di luar dengan layang-layangnya.

Pentingnya mengatasi tantangan kabel utilitas menjadi semakin jelas dalam upaya kita untuk menciptakan lingkungan yang ramah anak dalam kawasan kota layak anak. 

Anak-anak adalah pilar masa depan kita, dan lingkungan yang mendukung pertumbuhan mereka secara holistik harus menjadi prioritas kita bersama. 

Tampak jelas kabel utilitas yang semrawut. Merusak pemandangan, juga menghambat ruang gerak anak-anak bermain layang-layang. (foto Akbar Pitopang)
Tampak jelas kabel utilitas yang semrawut. Merusak pemandangan, juga menghambat ruang gerak anak-anak bermain layang-layang. (foto Akbar Pitopang)

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun