Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mencegah Siswa Bosan dan Jenuh selama ANBK

11 Agustus 2023   06:00 Diperbarui: 13 Agustus 2023   03:47 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gunanya simulasi agar ANBK bebas kendala. (foto Akbar Pitopang)

Tak terasa, selama dua hari yang lalu tepatnya pada 9-10 Agustus 2023, sekolah kami telah menjalani babak baru dalam Asesmen Nasional (AN). 

Dengan penuh semangat, para siswa Kelas 5 menjalani simulasi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). 

Meskipun tantangan jumlah perangkat komputer/laptop yang terbatas, dedikasi dan kerjasama semua pihak akhirnya berhasil melalui rangkaian kegiatan simulasi ini hingga selesai. 

Namun, tak dapat diabaikan bahwa ada beberapa catatan penting serta aspek yang memerlukan perhatian lebih agar pelaksanaan ANBK dapat berjalan tanpa cela. Seharusnya memang seperti itu.

Menghadapi keterbatasan adalah suatu ujian sekaligus peluang bagi kita semua untuk terus berkembang. 

Bagaimanapun, dengan berbagai upaya kreatif dan solutif, tim berhasil menyusun jadwal simulasi yang efisien serta memastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan berharga untuk terlibat. 

Sejalan dengan itu, penting untuk menjadikan catatan-catatan atau berita acara sebagai pijakan menuju proses pelaksanaan kegiataan yang lebih cemerlang.

Sejumlah catatan yang muncul selama pelaksanaan simulasi, dari keluhan teknis hingga kebutuhan akan lebih banyak bimbingan bagi siswa yang mengalami kendala, semua ini mengingatkan kita akan pentingnya evaluasi dan perbaikan. 

Melalui refleksi pasca simulasi ini, sekolah mampu mengidentifikasi kelemahan-kelemahan untuk meningkatkan sarana dan prasarana, mengembangkan pendekatan bimbingan bagi siswa yang membutuhkan, dan menjaga momentum positif menuju ANBK yang sesungguhnya.

Simulasi ANBK yang telah dilangsungkan ini adalah awal yang baik, dan dengan kerjasama dan semangat dari visi-misi yang sama, sekolah akan meraih kesuksesan ANBK tanpa kendala yang menghambat.

Waduh, siswa bosan selama simulasi ANBK berlangsung

Mengapa ada siswa yang merasa bosan saat pelaksanaan simulasi ANBK ini? 

Lha, kok bisa gitu? Gak bahaya ta?

Apa yang sebenarnya terjadi?

Pelaksanaan simulasi ANBK yang baru-baru ini diadakan di sekolah kami, ada juga terdengar siswa mengutarakan ungkapan yang mungkin terdengar kurang etis, "bosan mengikuti simulasi ANBK ini". 

Namun, sebelum kita kebakaran jenggot, lebih bijak untuk menelusuri alasan dibalik ungkapan tersebut, dan memahami apa yang sebenarnya melatarbelakangi keluhan ini.

Alasan siswa merasa bosan ternyata mengarah pada sejumlah kendala yang menghadang selama proses simulasi ANBK. 

Ketidakstabilan koneksi internet yang beberapa kali tiba-tiba terputus memberikan dampak negatif pada konsentrasi siswa. 

Ditambah lagi, munculnya hambatan teknis seperti perangkat yang mendadak “hang” atau bahkan tak bisa digunakan, semakin memperburuk keadaan.

Dalam konteks ini, siswa tentu menginginkan pengalaman yang produktif dan menyenangkan selama pelaksanaan simulasi ANBK. 

Ketidaknyamanan dan hambatan yang terjadi selama proses simulasi mengganggu alur belajar dan menciptakan kejenuhan yang wajar. 

Dalam kasus seperti ini, penting bagi sekolah dan para guru untuk bijak menanggapi kritik dari siswa ini menjadi bahan perbaikan. 

Siswa yang merasa bosan harus direspons sekolah dengan mengevaluasi infrastruktur teknologi yang ada, meningkatkan stabilitas koneksi internet, dan memastikan perangkat yang digunakan dalam keadaan optimal. 

Melalui kejadian ini, para pendidik juga dapat mengedepankan nilai penting tentang kesabaran, fleksibilitas, dan kemampuan menghadapi tantangan dalam era teknologi pendidikan di Indonesia yang masih terus dikembangkan.

Ungkapan "bosan mengikuti simulasi ANBK ini" bukanlah semata keluhan sepele. Melainkan jendela untuk melihat apa yang dapat diperbaiki agar proses pendidikan di era digital ini berjalan lebih lancar lagi. 

Para siswa masih belajar memilih diksi yang tepat. Guru harus bijak menanggapinya. Bila dianggap kurang pantas maka beri pengarahan yang manusiawi dalam semangat dan tanggung jawab mendidik.

Apa yang terlontar dari mulut siswa adalah pemicu untuk perubahan positif yang akan berdampak pada kualitas pembelajaran. 

Dari keluhan ini, semoga lahir solusi-solusi cerdas demi pendidikan yang lebih baik.

Gunanya simulasi agar ANBK bebas kendala. (foto Akbar Pitopang)
Gunanya simulasi agar ANBK bebas kendala. (foto Akbar Pitopang)

6 hal yang harus selalu diawasi untuk kesuksesan ANBK

Dalam era dimana teknologi terus merajalela dan dunia pendidikan di Indonesia semakin bergeser ke ranah digital.

Maka simulasi ANBK menjadi bagian penting dari perjalanan belajar siswa. Namun, keberhasilan simulasi ANBK bukanlah hal yang dapat diperoleh secara instan. 

Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk menjaga keterlibatan siswa dan mencegah rasa bosan selama proses simulasi, baik dari segi teknis maupun psikologi (mental health).

Berdasarkan pengalaman saya sebagai Teknisi ANBK, maka berikut 6 hal penting yang harus diperhatikan.

1# Masalah koneksi jaringan internet.

Pertama-tama, koneksi jaringan internet menjadi pondasi utama dalam memastikan kelancaran proses simulasi. Sebuah koneksi yang stabil adalah modal penting untuk menghindari gangguan yang dapat merusak konsentrasi siswa. Oleh karena itu, sekolah harus memastikan infrastruktur jaringan yang kuat, serta memiliki rencana cadangan jika terjadi kendala teknis yang tak terduga.

2# Perangkat komputer sesuai spesifikasi. 

Tak kalah penting adalah memastikan perangkat komputer yang sesuai spesifikasi. Perangkat yang memadai akan membantu siswa menjalani simulasi tanpa hambatan yang merugikan. Sekolah perlu melakukan pengecekan dan perawatan berkala pada perangkat-perangkat ini, sehingga siswa dapat fokus pada materi yang diujikan tanpa harus terganggu oleh masalah teknis.

3# Ketersediaan daya listrik. 

Ketersediaan daya listrik juga tak boleh diabaikan. Suatu simulasi ANBK yang tiba-tiba terganggu karena mati listrik dapat merusak konsentrasi dan memberikan pengalaman negatif pada siswa. Dengan menjaga kondisi daya listrik, sekolah memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan dalam proses belajar. Caranya, misalkan dengan mengecek jumlah token listrik atau membayar tagihan listrik tepat waktu.

4# Kehandalan tim menyelesaikan masalah. 

Selanjutnya, peran panitia dalam memberikan penyelesaian masalah menjadi sangat vital. Panitia harus siap merespons dengan cepat jika ada kendala teknis atau pertanyaan dari siswa. Keterampilan dan kecepatan dalam memberikan solusi akan memberikan rasa kepercayaan kepada siswa bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi tantangan.

5# Kemampuan literasi dan numerasi siswa sesuai standar. 

Tak hanya itu, kemampuan literasi dan numerasi siswa yang sesuai standar juga berperan besar dalam menjaga ketertiban. Siswa yang memiliki kemampuan ini akan lebih percaya diri dalam mengikuti simulasi dan lebih mudah mengatasi pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

6# Memantau energi siswa agar tetap fokus dan konsentrasi.

Terakhir, faktor psikologis juga tak boleh diabaikan. Memantau asupan energi siswa dan memberikan jeda istirahat yang cukup adalah hal penting untuk menjaga fokus dan konsentrasi. Dengan tubuh yang sehat dan pikiran yang segar, siswa akan lebih siap menghadapi setiap soal asesmen yang ditampilkan di perangkatnya.

Sesungguhnya, sukses simulasi hingga ANBK, tidak hanya bergantung pada faktor teknis semata. Keterlibatan dan kesungguhan siswa dalam proses belajar adalah inti dari asesmen ini. 

Dengan menyadari dan mengatasi tantangan yang mungkin muncul, serta memahami kebutuhan psikologis siswa, kita dapat membentuk generasi yang siap menghadapi dunia teknologi pendidikan dengan keterampilan dan pengetahuan yang memadai.

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun