Tak kalah penting adalah memastikan perangkat komputer yang sesuai spesifikasi. Perangkat yang memadai akan membantu siswa menjalani simulasi tanpa hambatan yang merugikan. Sekolah perlu melakukan pengecekan dan perawatan berkala pada perangkat-perangkat ini, sehingga siswa dapat fokus pada materi yang diujikan tanpa harus terganggu oleh masalah teknis.
3# Ketersediaan daya listrik.Â
Ketersediaan daya listrik juga tak boleh diabaikan. Suatu simulasi ANBK yang tiba-tiba terganggu karena mati listrik dapat merusak konsentrasi dan memberikan pengalaman negatif pada siswa. Dengan menjaga kondisi daya listrik, sekolah memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan dalam proses belajar. Caranya, misalkan dengan mengecek jumlah token listrik atau membayar tagihan listrik tepat waktu.
4# Kehandalan tim menyelesaikan masalah.Â
Selanjutnya, peran panitia dalam memberikan penyelesaian masalah menjadi sangat vital. Panitia harus siap merespons dengan cepat jika ada kendala teknis atau pertanyaan dari siswa. Keterampilan dan kecepatan dalam memberikan solusi akan memberikan rasa kepercayaan kepada siswa bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi tantangan.
5# Kemampuan literasi dan numerasi siswa sesuai standar.Â
Tak hanya itu, kemampuan literasi dan numerasi siswa yang sesuai standar juga berperan besar dalam menjaga ketertiban. Siswa yang memiliki kemampuan ini akan lebih percaya diri dalam mengikuti simulasi dan lebih mudah mengatasi pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
6# Memantau energi siswa agar tetap fokus dan konsentrasi.
Terakhir, faktor psikologis juga tak boleh diabaikan. Memantau asupan energi siswa dan memberikan jeda istirahat yang cukup adalah hal penting untuk menjaga fokus dan konsentrasi. Dengan tubuh yang sehat dan pikiran yang segar, siswa akan lebih siap menghadapi setiap soal asesmen yang ditampilkan di perangkatnya.
Sesungguhnya, sukses simulasi hingga ANBK, tidak hanya bergantung pada faktor teknis semata. Keterlibatan dan kesungguhan siswa dalam proses belajar adalah inti dari asesmen ini.Â
Dengan menyadari dan mengatasi tantangan yang mungkin muncul, serta memahami kebutuhan psikologis siswa, kita dapat membentuk generasi yang siap menghadapi dunia teknologi pendidikan dengan keterampilan dan pengetahuan yang memadai.