Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Dikelola oleh Akbar Fauzan, S.Pd.I, Guru Milenial Lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta | Mengulik Sisi Lain Dunia Pendidikan Indonesia | Ketua Bank Sampah Sekolah, Teknisi Asesmen Nasional ANBK, Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri Diterbitkan Bentang Pustaka

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Waspada Penipuan Online dan Pembajakan Data, Melindungi Keamanan di Era AI

26 Juli 2023   10:44 Diperbarui: 30 Juli 2023   14:26 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penipuan digital. (Dok. Shutterstock via Kompas.com)

Di era digital yang pesat yang telah kita rasakan saat ini, teknologi telah membawa kita ke level konektivitas dan kenyamanan yang tak terbayangkan sebelumnya. 

Transaksi dan atau belanja online maupun interaksi di media sosial semakin mudah diakses, memberi kita manfaat yang luar biasa. Sayangnya, seiring dengan segala kenyamanan ini, kita juga dihadapkan pada risiko penipuan dan pencurian data yang semakin canggih pula.

Salah satu bentuk penipuan digital yang paling meresahkan adalah phishing. Para penipu cerdik menciptakan jaringan tipu-daya yang seolah-olah berasal dari sumber terpercaya. seperti bank, toko online, atau layanan penting lainnya. 

Penjahat menggunakan trik licik untuk mengelabui calon korban agar memberikan informasi pribadi dan keuangan, seperti kata sandi atau nomor kartu kredit. 

Dulu, serangan phishing dilancarkan via email. namun seiring dengan kemajuan teknologi, penjahat kini menggunakan berbagai saluran, diantaranya pesan teks, aplikasi pesan instan, dan media sosial.

Keahlian para penjahat digital dalam manipulasi psikologis semakin membuat kita rentan terhadap serangan ini.

Bagaimana kita dapat mengenali phishing dan menghindarinya? Pertama-tama, selalu periksa alamat situs web sebelum memasukkan informasi sensitif. Pastikan alamat URL-nya aman bersamaan dengan adanya ikon gembok yang, menandakan situs memiliki koneksi aman. 

Jangan pernah terburu-buru mengklik tautan yang mencurigakan dalam pesan atau email, terutama jika mereka meminta informasi pribadi atau keuangan. 

Jika ada tekanan mendesak untuk segera mengambil tindakan, maka kita harus waspada sebab ini bisa menjadi trik penipu untuk mengalihkan perhatian kita.

Selain phising, kita juga harus waspada terhadap ancaman pembajakan data. Penjahat digital akan berusaha masuk ke dalam perangkat atau sistem komputer kita tanpa sepengetahuan kita. 

Mereka bisa menyembunyikan virus dalam aplikasi palsu atau menyebarkan link berkedok undangan pernikahan atau resi paket. Tujuan mereka sama, yakni mencuri data kita dan bahkan menguras rekening kita.

Agar terhindar dari pembajakan data, maka wajib selalu unduh aplikasi hanya dari sumber yang terpercaya, seperti Google Play Store atau Apple App Store. Hindari mengunduh aplikasi dari sumber yang tidak dikenal karena bisa saja berisi kode berbahaya. 

Pastikan juga sistem operasi (operation system/OS), aplikasi, dan perangkat lunak kita selalu diperbarui ke versi terbaru, sehingga kerentanan atau ancaman dapat diminimalisir. 

Jangan lupa untuk menggunakan kata sandi yang kuat dan berbeda untuk setiap akun online kita. Jangan gunakan kata sandi yang mudah ditebak atau informasi pribadi yang terlalu umum. 

Manfaatkan juga otentikasi dua faktor (Two Factor Authentication/2FA) jika tersedia. Dengan 2FA, kita akan mendapatkan kode verifikasi tambahan untuk memastikan bahwa hanya kita yang dapat mengakses akun kita tersebut.

Bersikap proaktif tentang ancaman penipuan digital sangat penting untuk melindungi diri kita sendiri dan orang lain. 

Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat bergerak maju dan aman menjadi pengguna yang cerdas dan bijak agar kita tak masuk ke dalam jebakan kejahatan online yang setiap saat mengintai kita semua atau para penggunanya.

Pahami segala macam modus penipuan digital zaman now. (Dok.SHUTTERSTOCK via Kompas.com)
Pahami segala macam modus penipuan digital zaman now. (Dok.SHUTTERSTOCK via Kompas.com)

Tetap "waras" biar gak kena peras

Kemajuan teknologi telah membawa kita ke era dimana kehidupan digital menjadi begitu terintegrasi dengan rutinitas harian kita. 

Namun, di balik kenyamanan dan efisiensi yang ditawarkan oleh dunia digital, terdapat ancaman yang semakin merajalela dan mengintai di balik layar komputer dan gawai kita. 

Kesadaran tentang ancaman penipuan digital menjadi kunci pertama dalam melindungi diri, keluarga dan orang lain dari serangan yang merugikan tersebut.

Dengan memahami cara kerja dan trik-trik licik yang digunakan oleh penipu, kita dapat mengenali phishing dengan lebih peduli untuk menghindari jerat mereka.

Para penjahat digital akan menggunakan berbagai cara demi dapat mengelabui kita. Pembajakan data dapat merugikan kita secara finansial dan mengancam privasi kita. 

Bagaimana kita dapat bersama-sama melawan ancaman penipuan digital ini? Mari kita tingkatkan kesadaran di masyarakat dengan berbagi tips dan pengalaman. 

Saat kita berbicara satu sama lain tentang pengalaman kita menghadapi penipuan digital dan bagaimana kita berhasil mengatasinya. kita dapat membangun komunitas untuk lebih cerdas dan waspada. 

Informasi yang terus mengalir dan berbagi pengalaman akan membuat kita semakin siap menghadapi skenario penipuan yang mungkin mengintai kita di kemudian hari.

Kita harus menjadi user yang bertanggung jawab, dengan memahami dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat. Jadilah pelindung data dan keamanan digital kita sendiri. 

Selalu periksa alamat situs web sebelum memasukkan informasi sensitif, hindari mengklik tautan yang mencurigakan, dan aktifkan fitur keamanan pada perangkat kita, serta menggunakan kata sandi yang kuat dan berbeda untuk setiap akun menjadi trik keamanan digital yang tidak boleh diabaikan.

Dalam dunia digital yang semakin kompleks ini, kesadaran akan ancaman penipuan digital adalah langkah preventif sebagai bentuk proteksi yang harus mampu kita kelola dan kembangkan. 

Bangga sekali rasanya bila kita bisa bergandengan tangan dalam melawan penipuan dan pencurian data, supaya bersama-sama menciptakan lingkungan digital yang aman bagi semua.

Ancaman penipuan digital di era AI saat ini. (freepik/sebdeck)
Ancaman penipuan digital di era AI saat ini. (freepik/sebdeck)

Waspada penipuan digital berbasis AI (artificial intelligence)

Pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) telah membawa dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan para penggunanya. 

AI telah menjadi asisten dalam memudahkan pekerjaan dan rutinitas kita sehari-hari. Namun, dibalik manfaatnya yang luar biasa, AI juga telah digunakan oleh para penjahat digital untuk melancarkan aksi kejahatan yang semakin canggih dan mengintai di dunia maya.

Kasus-kasus penipuan online dan pembajakan data yang terbantu oleh kecanggihan AI telah semakin sering saya ketahui informasi dari kanal berita online. 

Para penjahat "pintar" ini memanfaatkan kemampuan AI untuk meningkatkan efektivitas dan akurasi serangan mereka. Sebagai contoh, AI dapat digunakan untuk mengirimkan pesan phising dengan jurus yang begitu menarik perhatian yang ternyata membuat calon korban lebih mudah tertipu. 

Selain itu, kecerdasan buatan juga dapat digunakan untuk menganalisis data (algoritma) dan mengidentifikasi celah keamanan dalam sistem perangkat yang kita gunakan untuk meretas dan mencuri data tanpa sepengetahuan kita.

Penting untuk memahami bahwa AI sebenarnya akan menyimpan potensi bahayanya bila diperdaya oleh orang yang salah. Kecerdasan buatan bisa menjadi senjata yang ampuh bagi para penjahat digital untuk mencari celah dan meretas pertahanan kita.

Kasus-kasus penipuan menggunakan teknologi AI semakin marak terjadi. Bahkan file suara yang direkam menggunakan AI dapat menjadi senjata bagi pelaku kejahatan digital untuk membobol pertahanan kita. 

Suara yang direkam dengan sempurna menyerupai suara kita sendiri atau suara orang yang kita kenal maka bisa digunakan untuk mendapatkan akses ke data pribadi yang sedang diincar.

Jangan mudah terpancing oleh pesan atau panggilan telepon yang mencurigakan, terutama jika mereka meminta informasi sensitif. Tetap pertahankan kewaspadaan dan jangan ragu untuk memverifikasi identitas pihak pelaku kejahatan digital.

Bagi yang selama ini masih gampang mengangkat panggilan masuk dari nomor yang tidak diketahui atau belum tersimpan di daftar kontak, lalu tetap meladeni obrolan padahal sudah paham bahwa itu adalah aksi penipuan. maka setelah ini berhentilah melakukannya karena suara kita bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan dengan bantuan AI.

Sebagai pengguna teknologi digital, kita perlu waspada dan tidak boleh memberikan celah sekecil apapun untuk para penipu. Berhati-hatilah dalam memberikan informasi pribadi atau keuangan kepada pihak yang tidak dapat diverifikasi keasliannya atau belum tentu diketahui kebenarannya. 

Dunia maya yang semakin kompleks ini memang menawarkan berbagai kemudahan, tetapi juga menyimpan ancaman yang serius. Maka sudah saatnya kita semua paham akan potensi bahaya kecanggihan AI dalam tangan yang salah.

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun