Career switching guru honorer, antara passion dan kebutuhan
Pekerjaan adalah sarana untuk mencapai kesejahteraan hidup yang stabil, dan tak terkecuali bagi para guru honorer.Â
Di era yang penuh tantangan ini, guru honorer dihadapkan pada pilihan sulit, apakah tetap berpegang teguh pada seragam PDH yang menjadi simbol kebanggaan atau memilih untuk banting setir ke profesi lain.Â
Kesejahteraan hidup dan kestabilan finansial adalah hal yang harus dipertimbangkan dengan realistis untuk menghadapi zaman yang serba sulit ini.
Bagi seorang guru honorer, rasa kebanggaan memakai seragam yang rapi dan dedikasi dalam mencerdaskan generasi bangsa adalah poin berharga dalam profesinya. Namun, tidak bisa diabaikan bahwa kehidupan tak cukup hanya dengan rasa kebanggaan semata.Â
Kondisi keuangan yang tak stabil dapat menjadi penghambat dalam menjalankan tugas mulia mereka. Uang menjadi elemen penting dalam memastikan keberlangsungan hidup dan karir mereka.Â
Dari membeli BBM untuk kendaraan menuju sekolah hingga mencukupi kebutuhan sehari-hari, semua itu memerlukan dukungan finansial yang memadai.
Beralih profesi bukanlah keputusan yang mudah bagi guru honorer. Namun, perubahan ini seringkali menjadi pilihan yang rasional untuk mengatasi permasalahan finansial yang semakin pelik.Â
Keputusan untuk berpindah profesi tidak selalu berarti bahwa mereka melupakan cinta terhadap dunia pendidikan. Sebaliknya, hal ini lebih merupakan usaha untuk mencari keseimbangan antara cinta terhadap profesi dan kenyataan kondisi keuangan yang tengah dihadapi.
Dalam fenomena career switch ini, ada pula guru honorer yang memutuskan untuk mengasah bakat dan minat lainnya. Dari sini, mereka menemukan peluang baru untuk mencapai kestabilan finansial dan mewujudkan potensi yang selama ini belum tergali sepenuhnya.Â
Banting setir menjadi langkah berani untuk mengejar kebahagiaan dalam bekerja dan mengatasi tantangan finansial yang selama ini menghimpit.