Mohon tunggu...
Akbar Pitopang
Akbar Pitopang Mohon Tunggu... Guru - Berbagi Bukan Menggurui

Mengulik sisi lain dunia pendidikan Indonesia 📖 Omnibus: Cinta Indonesia Setengah dan Jelajah Negeri Sendiri terbitan Bentang Pustaka | Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta | Ketua Bank Sampah Sekolah | Teknisi Asesmen Nasional ANBK | Penggerak Komunitas Belajar Kurikulum Merdeka | Akun ini dikelola Akbar Fauzan, S.Pd.I

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Representasi Indonesia di Sekolah Internasional Menepis "Brain Drain" Talenta Muda

17 Juli 2023   13:13 Diperbarui: 12 Agustus 2023   10:53 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menarik sekaligus bikin kita bertanya-tanya, Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) mengungkapkan bahwa sebanyak 3.192 Warga Negara Indonesia (WNI) telah pindah kewarganegaraan ke Singapura dalam rentan waktu 2019 hingga 2022. 

Fenomena ini menjadi sorotan publik karena mayoritas WNI yang memutuskan pindah adalah kelompok usia produktif, yakni antara 25 hingga 35 tahun, termasuk 1.000 mahasiswa. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya potensi dan talenta muda Indonesia.

Dilansir dari Kompas.com, Dirjen Imigrasi, Silmy Karim, memberikan penjelasan mengenai tiga alasan utama dibalik keputusan para WNI ini untuk memutuskan pindah kewarganegaraan. 

Pertama, kesempatan kerja yang lebih menarik di Singapura menjadi faktor penting. Meskipun teknologi memungkinkan akses pekerjaan dari jarak jauh, beberapa sektor masih mengharuskan kehadiran fisik di tempat kerja. Singapura, sebagai salah satu pusat bisnis dan finansial Asia, menawarkan peluang karir yang lebih luas dan menjanjikan.

Selanjutnya, infrastruktur yang lebih baik menjadi alasan kedua yang mendorong para WNI memutuskan pindah. Singapura terkenal dengan infrastruktur modern dan efisiennya. Fasilitas publik yang memadai, transportasi yang lancar, serta akses mudah ke berbagai sarana menjadi daya tarik bagi mereka yang mencari kenyamanan dan kemudahan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Alasan ketiga adalah pendidikan yang lebih baik. Dalam 1.000 mahasiswa yang memutuskan pindah ke Singapura, kebanyakan dari mereka berkesempatan untuk mengecap pendidikan yang berkualitas di perguruan tinggi ternama di negara tersebut. Singapura dikenal dengan sistem pendidikan yang sangat baik dan menjadi tujuan utama bagi banyak mahasiswa internasional.

Namun, setiap individu memiliki pertimbangan dan kebutuhan yang berbeda. Ada faktor-faktor lain seperti keamanan, terjaminnya perlindungan hukum, dan isu sosial juga bisa menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan para WNI ini. 

Sebagai contoh, Singapura terkenal dengan tingkat keamanan yang tinggi, stabilitas hukum yang kuat, serta sistem kesejahteraan sosial yang baik.

Keputusan seseorang untuk pindah kewarganegaraan merupakan hak pribadi dan kompleks. Sementara kita berharap agar Indonesia dapat mempertahankan dan memanfaatkan potensi talenta muda yang dimiliki.

Penting juga bagi negara untuk terus meningkatkan kualitas kehidupan, peluang karir, serta sistem pendidikan dan infrastruktur guna menarik talenta lokal dan internasional untuk berkontribusi dalam pembangunan negara tercinta.

Bila tidak, maka dapat terjadinya fenomena "brain drain" talenta muda lantaran hengkangnya modal sumber daya manusia (SDM) Indonesia ke negara lain. 

Informasi tentang fenomena brain drain talenta muda ini, dapat disimak di laman Kompas.com.

Fenomena sekolah internasional berdiri di Indonesia

Indonesia semakin menyaksikan maraknya kehadiran sekolah-sekolah Singapura di berbagai kota di tanah air. Salah satu contohnya dapat ditemukan di Pekanbaru, dimana sekolah Singapura mulai berdiri dan memberikan pendidikan bagi anak-anak usia PAUD hingga SD. Namun, tidak hanya Pekanbaru yang menjadi saksi dari fenomena ini, tetapi juga kota-kota lainnya di Indonesia.

Sekolah-sekolah Singapura ini telah menarik perhatian banyak orang tua dan masyarakat umum dengan pendekatan pendidikan yang mengadopsi sistem Singapura yang terkenal dengan keunggulan akademiknya. 

Para siswa diperkenalkan dengan materi dan metode pembelajaran yang menekankan penguasaan keterampilan dasar dalam matematika, sains, dan bahasa Inggris sejak usia dini. 

Selain itu, sekolah-sekolah Singapura juga menawarkan suasana belajar yang inklusif dan mendukung, dengan penekanan pada pengembangan karakter, keterampilan sosial, dan kepemimpinan. 

Mereka tidak hanya fokus pada keberhasilan akademik semata, tetapi juga memperhatikan aspek-aspek pengembangan pribadi yang holistik. Dalam lingkungan yang kondusif, siswa didorong untuk berpikir kritis, bekerja sama dalam tim, dan mengembangkan kemampuan kreativitas mereka.

Keberadaan sekolah-sekolah Singapura di Indonesia memberikan alternatif pendidikan yang menarik bagi orang tua yang menginginkan pendidikan berkualitas untuk anak-anak mereka. Dengan reputasi yang kuat dan metode pembelajaran yang terbukti efektif, sekolah-sekolah Singapura ini menawarkan kesempatan untuk mempersiapkan anak-anak menjadi generasi yang siap menghadapi persaingan global.

Namun, perlu diingat bahwa keberadaan sekolah-sekolah Singapura bukan berarti menggeser sistem pendidikan nasional Indonesia. Mereka lebih berperan sebagai pelengkap dan pilihan bagi orang tua yang mencari pendidikan dengan pendekatan khusus. 

Pemerintah perlu tetap memastikan bahwa sekolah-sekolah nasional tetap ditingkatkan dalam hal kualitas dan aksesibilitasnya untuk memenuhi kebutuhan pendidikan masyarakat secara luas.

Ribuan WNI pindah ke Singapura per tahun.(KOMPAS.com/ERICSSEN)
Ribuan WNI pindah ke Singapura per tahun.(KOMPAS.com/ERICSSEN)

Muatan keindonesiaan di sekolah internasional di Indonesia

Kehadiran sekolah-sekolah Singapura di Indonesia telah menarik perhatian banyak orang tua yang mencari pendidikan dengan standar internasional untuk anak-anak mereka. 

Meskipun pendidikan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat, terdapat segmen masyarakat yang menginginkan pembelajaran yang berbeda dan lebih terintegrasi dengan lingkungan global.

Fenomena ini mungkin saja dapat menciptakan peluang bagi Singapura untuk semakin mendekatkan anak-anak Indonesia dengan negara tersebut. Sekolah-sekolah Singapura memberikan pendidikan yang berbeda dengan pendekatan yang mungkin tidak dapat ditemukan di sekolah-sekolah lain. Mereka menawarkan kurikulum yang terkait erat dengan standar pendidikan Singapura yang diakui secara internasional.

Kehadiran sekolah-sekolah Singapura mungkin juga membuka peluang Pemerintah Singapura dapat memberikan kesempatan beasiswa bagi siswa berprestasi dari Indonesia dan membuka kontrak kerja untuk lulusan terbaik.

Peluang pekerjaan dan pengembangan karier di Singapura juga dapat menjadi daya tarik bagi lulusan sekolah-sekolah Singapura di Indonesia, yang pada akhirnya dapat mendorong beberapa WNI untuk memutuskan pindah kewarganegaraan.

Dalam era globalisasi ini, kehadiran sekolah internasional di Indonesia memberikan peluang pendidikan yang luas bagi anak-anak dari berbagai latar belakang budaya dan negara. Namun, penting untuk memastikan bahwa nilai-nilai dan keindonesiaan tetap ada dan terjaga di tengah lingkungan pendidikan yang internasional ini. 

Menghidupkan rasa cinta tanah air dan membangun keindonesiaan harus menjadi bagian dari kurikulum dan pengalaman belajar di sekolah-sekolah internasional di Indonesia.

Sekolah-sekolah internasional dapat mengorganisir kegiatan seperti festival budaya Indonesia, pameran seni, pertunjukan musik tradisional, dan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah atau alam di Indonesia. 

Melalui kegiatan ini, siswa dapat lebih memahami dan mengapresiasi kekayaan budaya dan alam Indonesia, serta mengembangkan rasa cinta dan kebanggaan terhadap tanah air mereka.

Keterlibatan aktif siswa dalam kegiatan sosial juga dapat memperkuat rasa keindonesiaan. Sekolah-sekolah internasional dapat menginisiasi program bakti sosial di lingkungan masyarakat sekitar dan terlibat dalam proyek-proyek yang mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. 

Melalui kegiatan ini, siswa dapat melihat dan merasakan secara langsung tantangan dan kebutuhan yang ada di dalam negeri, serta belajar bagaimana mereka dapat berkontribusi untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Dalam menghadirkan keindonesiaan di sekolah internasional, kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat sangat penting. Pemerintah dapat memberikan pedoman dan dukungan dalam memasukkan komponen keindonesiaan ke dalam kurikulum sekolah internasional. 

Dengan membangun keindonesiaan di sekolah internasional, generasi muda Indonesia dapat tetap terhubung dengan akar budaya dan identitas mereka. 

Mereka akan tumbuh menjadi warga negara yang berkepribadian kuat, memiliki rasa cinta yang mendalam terhadap tanah air, dan siap untuk berkontribusi dalam pembangunan Indonesia di masa depan.

Andil orangtua dan keluarga tanamkan cinta tanah air sejak dini

Dalam era pendidikan internasional, peran orangtua dan keluarga menjadi semakin penting dalam membangun rasa cinta tanah air. Sekolah internasional mungkin memiliki porsi materi tentang keindonesiaan yang lebih kecil, maka orangtua harus memastikan bahwa anak-anak tetap terhubung dengan akar budaya dan identitas mereka sendiri.

Orangtua dan keluarga adalah pilar pertama dalam menanamkan nilai-nilai keindonesiaan kepada anak-anak. Mereka dapat memulai dengan memperkenalkan anak-anak pada sejarah, budaya, dan tradisi Indonesia melalui cerita, lagu, dan permainan tradisional. 

Menghadirkan makanan khas Indonesia di meja makan juga dapat menjadi momen untuk berbagi tentang kekayaan kuliner Indonesia dan mengenalkan variasi masakan dari berbagai daerah.

Orangtua dapat mendorong anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan sosial, seperti gotong royong, penggalangan dana untuk masyarakat kurang mampu, atau kegiatan yang berkelanjutan di lingkungan tempat tinggal. 

Ini akan membantu anak-anak memahami nilai-nilai seperti solidaritas, kepedulian, dan tanggung jawab sosial yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia.

Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari di rumah juga merupakan cara efektif untuk memperkuat rasa keindonesiaan. Berbicara dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia akan membantu anak-anak mempertahankan kemampuan berbahasa dan memahami makna di balik kata-kata dalam konteks budaya Indonesia. 

Orangtua juga dapat memperluas wawasan anak-anak tentang Indonesia melalui literatur atau buku bacaan, film, maupun musik. 

Dalam menghadapi era globalisasi, peran orangtua dan keluarga dalam membangun rasa cinta tanah air menjadi semakin penting. 

Melalui pengenalan, pengalaman, dan penghargaan terhadap kekayaan budaya, sejarah, dan nilai-nilai Indonesia, orangtua dapat membantu anak-anak menerapkan nuansa keindonesiaan dalam kehidupan sehari-hari.

Harapannya, anak-anak akan memiliki fondasi yang kuat dalam mempertahankan identitas kebangsaan mereka, sehingga mengurangi kemungkinan mereka untuk memutuskan pindah kewarganegaraan di masa depan. 

Membangun cinta dan kebanggaan pada tanah air adalah tanggung jawab bersama, dan orangtua dan keluarga memiliki peran sentral dalam menjaga api keindonesiaan tetap berkobar dalam diri generasi muda kita.

*****
Salam berbagi dan menginspirasi.
== Akbar Pitopang ==

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun